•••
Di ruangan bercat putih yang didominasi oleh pernak-pernik serba hijau, seorang gadis dan laki-laki seumurannya tidur terlentang di atas kasur. Mereka menatap langit-langit yang sama.
"Damar, lo tahu Sheira, kan?" Tanyanya pada lelaki bernama Damar.
"Cewek cantik yang waktu itu lo ceritain?"
Gadis itu mengangguk, "Iya.. Gue nggak suka dia selalu menang. Dia udah dapet Arjuna, masa dia mau Argas juga?"
Kerutan terdapat di dahi Damar. Cowok berusia 16 tahun itu tertegun sejenak.
"Terus lo suka sama salah satu diantara mereka?"
Sang gadis menoleh pada lawan bicaranya. Senyum culas tercipta di bibir tipisnya, "Lo nggak suka sama Arjuna dan Argas, kan?"
Damar menghela nafas. Ia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh sepupunya.
"Terus?"
"Kalau gue nggak bisa dapetin orang yang gue suka, mereka harus hancur." Jawab gadis itu sambil mengerlingkan matanya.
"Lo harus tahu satu hal, gue benci kalau Sheira selalu ngambil apapun yang gue suka." Lanjutnya.
Damar menimang, "Bisa mulai dari orang terdekat, Yakan?" Usul Damar sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Gue emang mau mulai dari orang yang juga lo pikirin, Dam. Bantuin gue."
"Always, gue bakal selalu bantuin lo." Jawab Damar sambil tersenyum.
•••
Sekolah sudah kembali dimulai seperti biasanya. Zara berjalan kaki sendirian. Ini masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah.
Semenjak pertemanannya dengan Sheira bubar di bangku sekolah menengah pertama, Zara lebih suka menyendiri. Gadis itu tak punya teman.
Hanya beberapa yang mau berteman dengan Zara meskipun itu tidak tulus.
Sifat Zara yang sedikit angkuh membuat orang-orang sungkan untuk berteman ataupun sekedar menyapanya.
Zara menghentikan langkah. Didepan, Netta duduk sendirian.
Senyum culas terbit dibibirnya. Gadis itu mendekati Netta.
"Sendirian aja. Kemana sahabat lo? Udah ditinggalin ya?" Ejek Zara sambil berdiri didepan Netta.
Netta mengangkat wajahnya. Gadis itu berdiri sembari menaikkan sudut bibirnya.
"Ada kok. Lo kangen sama Sheira? Mending gue sih daripada lo. Cewek playing victim yang suka makan temen!"
Zara mengangguk tak merasa terpancing, "Btw, sahabat lo murah ya? Kok lo nggak nasehatin sih. Sahabat macam apa lo."
Netta mengepal, "Apa maksud lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mission
Teen Fiction[Follow Sebelum Baca] [Sequel BULLY: Undesirable] [Dilarang Plagiat! ⛔] Ketika kamu harus menikah dengan sahabat pacar kamu sendiri. Dimana kamu merasa bimbang antara memperjuangkan cinta atau mempertahankan yang sudah ada. Arfeela Sheira Zeeya, ga...