EPILOG

59 6 6
                                    

7 tahun kemudian..

Ikhlas adalah salah satunya cara agar Sheira terus menjalani hidup. Ia sudah memulai kehidupan barunya di Sydney, Australia.

Kesalahan masa lalu membuat Sheira banyak belajar. Proses pendewasaan yang tak mudah membuat Sheira lebih menjaga sikap dan hati-hati dalam mengambil keputusan.

Sheira kini menjadi dokter umum di salah satu rumah sakit terbaik di Sydney. Begitu juga dengan sang suami yang menjadi dokter spesialis.

"Happy Anniversary!"

Suara Argas itu membuat Sheira menunduk dalam. Ia tersenyum haru mendengarnya.

"Entah akan sampai kapan kamu terus mendengar suara yang sama. Setiap tahunnya doaku tak berubah, semoga kamu lebih baik lagi."

Sheira menganggukan kepala enggan menjawab. Kalimat itu sudah sangat ia hafal karena setiap tahun selalu Sheira dengar.

Sampai pada akhirnya, seorang laki-laki dengan dua anak di gandengannya menghampirinya.

Sheira menutup laptop didepannya dengan cepat.

"Mas.." cicit Sheira pelan.

Lelaki itu bertubuh tinggi itu tersenyum. Dua anak laki-laki dan perempuan itu juga memeluknya.

"Mami, why are you crying?" Tanya sang anak perempuan. Sheira mengelus rambutnya sayang.

Audria, nama gadis kecil itu. Usianya sudah 5 tahun. Selisih 2 tahun dengan sang kakak.

"Mami lagi inget sosok yang mami sayang di masa lalu." Balas Sheira sembari menatap sang suami takut.

Diluar dugaan, lelaki itu selalu berlapang dada setiap tahunnya. Ia hanya mengelus pucuk kepala Sheira dan mengecup singkat kening sang istri.

"Kamu nggak marah, mas?" Tanya Sheira yang dibalas gelengan pelan lelaki itu.

"I can't be mad at you. Because, I love you." Bisiknya lembut.

"Thankyou, honey. Makasih udah selalu ngerti. Kamu tahu sendiri gimana perasaan aku kehilangan Argas. Aku memang masih mencintai dia. Tetapi, kamu dan dia ada ditempat yang berbeda."

"Ya, aku tahu." Balasnya.

Sheira tersenyum. Hidupnya jauh lebih baik karena lelaki disampingnya. Lelaki yang 6 tahun lalu dengan berani meminangnya pada sang ayah.

Tentu itu adalah hal pertama bagi Sheira. Karena ketika dengan Argas, tak ada perkara Argas yang susah payah melamarnya.

Tanpa melamarpun, Sheira sudah bersedia karena terpaksa untuk membebaskan ayahnya.

Rasanya mendebarkan. Apalagi dengan Ares yang tak dengan mudah melepaskan Sheira. Ares sendiri takut jika putrinya kembali jatuh pada lubang yang sama.

"Mami, tadi papi ngajak kita ke beach. Beach mana, pi?" Tanya Athaskar, bocah laki-laki yang ditemukan Sheira disekitar makam Argas. Bocah itu sudah lebih pintar berbicara.

The MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang