Mission 42 - Dekat Bersekat

22 4 0
                                    

Setelah acara doa bersama untuk kesembuhan sepupu Raga itu, mereka semua berkumpul di halaman pondok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah acara doa bersama untuk kesembuhan sepupu Raga itu, mereka semua berkumpul di halaman pondok.

Berbagai jenis jajanan dan makanan ringan disajikan disana. Itu adalah jualan milik para santri yang seluruh makanannya sudah dibeli oleh ayah dari sepupu Raga. Jadi, siapapun yang ada disini bebas mencicipi makanan sepuasnya.

Sheira tersenyum kecil. Ia memakan makanan berwarna hijau yang ditaburi kelapa. Rasanya sangat manis dengan isi gula merah.

"Ini namanya apa, Ga?" Tanya Sheira pada Raga yang juga sedang mencicipi makanan yang sama.

"Klepon." Jawab Raga singkat.

Sheira kembali memilih makanan yang lainnya. Ia kembali menyantap sate ayam. Semuanya tampak bergembira. Lain dengan seseorang yang sedang bertelepon di ujung sana.

"ASTAGFIRULLAH.. ARGA KRITIS, MAS?"

Suara teriakan yang cukup nyaring membuat Sheira menoleh. Ia menatap kyai Hasyim yang sedang bertelepon dengan seseorang.

"Arga sepupu lo?" Tanya Sheira pada Raga yang terlihat ikut panik.

"Iya, saya harus ke rumah sakit sekarang. Kamu bisa pulang sendiri?"

Sheira menggeleng menolak.

"Gue mau ikut, Ga!" Pinta Sheira setengah memaksa.

"Jangan, om saya nggak ngijinin saya ngajak siapapun." Tolak Raga dengan wajah cemas.

"Kenapa?"

"Berisik kamu jadi orang. Sebaiknya kamu pulang. Jangan manja!" Sembur Raga yang membuat Sheira berdecih.

Gadis itu segera berbalik hendak meninggalkan Raga tetapi Raga segera menahan bahunya.

Tatapan Raga meneduh, "Maaf, saya tidak bisa mengantarmu pulang." Ucapnya melembut.

Sheira tak menanggapi apapun. Ia hanya berjalan lurus ke arah gerbang pondok pesantren untuk menunggu apapun yang bisa dinaikinya pulang.

Disaat Sheira hendak menaiki motor seorang tukang ojek, mobil yang dikendarai Raga melesat begitu saja. Sepertinya situasinya benar-benar darurat.

Berbuah rasa penasaran, ia mendadak ingin tahu siapa sepupu Raga.

"Pak, ikutin mobil itu ya!" Pinta Sheira secara dadakan.

"Mobil kyai Hasyim, mbak?"

"Iyaa.."

"Aduh, saya nggak berani." Tolak tukang ojek itu tampak takut. Rupanya kyai Hasyim merupakan sosok yang disegani.

Sheira menghembuskan nafas gusar, "Nanti saya kasih lebih. Ayolah, pak."

"Oke, bener dikasih lebih ya?" Tanyanya masih tak percaya.

"Iyaa, cepetan!" Ucap Sheira gemas.

Hingga akhirnya tukang ojek itu mau mengikuti mobil keluarga Raga.

The MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang