Mission 29 - Perdebatan

37 6 27
                                    

Kamar itu kian kelabu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar itu kian kelabu. Langit biru diluar ruangan tak mampu mengembalikan senyum sang empu.

Arjuna duduk di pojok kamar. Kamarnya berserakan penuh dengan beer dan beberapa gelas vodka.

Kacau.
Arjuna memang kacau.

"ARGH!!!" Arjuna berteriak. Lelaki itu seakan ingin melepaskan sesaknya tetapi tak bisa.

Ini tak lagi perkara lebay tetapi perkara mental seseorang.

Sejak kecil, Arjuna hidup berdua dengan mamanya yang perfeksionis dan otoriter. Kamarnya harus penuh dengan buku. Tak boleh ada satupun mainan atau sesuatu yang tak berguna.

Semuanya harus rapi dan tak boleh berantakan.

"Arjuna harus sempurna. Anak mama adalah anak yang sempurna."

"Kamu nggak boleh main, Arjun. Belajar!"

"Loh, kok ada yang 95? Jelek banget. Nggak ada makan malam, cepat masuk kamar!"

"Ranking 2? Mau jadi apa kamu?!"

"Mama nggak sudi punya anak yang bodoh."

Arjuna memejamkan mata. Lelaki itu menangis dalam diam.

Sakit jiwa lo!

Sakit jiwa lo!

Arjuna sakit, dia obsesi!

Suara menyakitkan dari gadis yang dicintainya memutar bak kaset rusak.

Arjuna meraih pecahan botol kaca di sampingnya. Tangan cowok itu bergetar mencari denyut nadi di pergelangan tangannya.

Brak!

"ARJUNA!" Kevin yang baru saja datang lamgsung berlari panik. Cowok itu merampas pecahan beling dari tangan Arjuna dan melemparkannya jauh.

"Lo gila, hah?" Tanya Kevin tak habis pikir. Niatnya datang untuk bermain tetapi malah menemukan Arjuna dalam kondisi semengenaskan ini.

"Nggak cukup lo sayat tangan lo kemarin?!" Tanya Kevin dengan nada suara meninggi.

Arjuna tak bersuara. Tatapannya menatap kosong wajah Kevin yang sepertinya mulai kehabisan kesabaran.

"Gue sakit. Gue depresi." Bisik Arjuna lemah.

Kevin menggeleng, "Lo sehat, lo ketua OSIS, lo pinter.." Ucap Kevin berusaha menenangkan sahabatnya.

"Gue sakit. Gue depresi." Ulang Arjuna sekali lagi.

Kevin lagi-lagi hanya mampu menggeleng, "Lo hebat, Jun. Lo nggak sakit." Pertegas Kevin.

"Mama nuntut gue untuk sempurna. Gue nggak bisa."

"Lo nggak harus jadi sempurna." Balas Kevin masih berusaha mengembalikan kepercayaan diri Arjuna.

Arjuna menggeleng cemas, "Sheira nggak mau sama gue karena gue nggak sempurna!" Teriaknya nyaring.

The MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang