Setahun berlalu..
Tak ada kabar apapun baik dari Argas maupun keluarganya. Mereka seakan-akan menghilang begitu saja. Leo Anggara yang sudah berjanji untuk terus mengabarinya malah pindah rumah dan membawa semua keluarganya kecuali Reynand.
Sheira juga sudah mencoba menghubungi nomor Argas dan Leo Anggara. Tetapi sayangnya, tak ada yang bisa dihubungi.
Hari ini adalah hari kelulusan bagi Sheira. Didampingi oleh kedua orang tua dan kakaknya, Sheira berjalan anggun memasuki sekolah.
Karpet merah digelar dimana-mana memberikan kesan mewah. Yang kurang hanya satu, Sheira tak memiliki teman disini. Satu-satunya temannya hanyalah Becca.
Rambut Sheira disanggul rapi. Ia tak henti-hentinya menebar senyum pada semua orang yang berbasa-basi menyapanya.
"Congratulations, Shei!" Sapa Becca memberi selamat. Tatapan matanya berkali-kali sengaja mencuri pandang ke arah Azkan.
Sheira tersenyum kecil. Ia memeluk Becca erat, "Thankyou, Bec. Congrats buat lo juga."
Becca membalas pelukan Sheira. Tak berselang lama, mereka melepas pelukan keduanya.
"Becca makin lama makin cantik ya." Puji Flea membuat pipi Becca memerah. Dipuji oleh camer itu rasanya.. ah, mantap!
"Ah, tante bisa aja." Jawab Becca malu-malu.
"C-Congrats ya, bener kata bunda. Lo cantik banget hari ini." Tutur Azkan gugup. Setelah pertemuan pertama itu, ini pertemuan ketiga yang membuat Azkan gugup.
Hal itu membuat pipi Becca semakin memerah bak udang rebus.
"Makasih, kak." Jawabnya kalem. Padahal di dalam hatinya, ia sudah ingin berteriak karena terlalu senang.
"Yasudah, ayo kita masuk. Ayah nggak sabar menghadiri acara kelulusan ini." Kata Ares menengahi kegugupan putranya.
Ares, Flea, dan Sheira berjalan duluan. Sementara Azkan sengaja melambat dan mensejajarkan jalannya dengan Becca.
"Lo masuk ke univ mana?" Tanya Azkan membuka topik.
Becca menoleh kikuk, "Univ tempat kakak kuliah." Katanya malu.
Mendengarnya, Azkan tersenyum, "Univ Cipta Bangsa?" Tanyanya.
Becca mengangguk malu-malu, "Iya, kak."
"Lo ngikutin gue ya?" Tanyanya pede yang dibalas gelengan cepat oleh Becca.
"E-Enggak!" Bantahnya gugup. Padahal, ia memang mengikuti Azkan.
"Kak Azkan jurusannya apa?" Tanya Becca kali ini untuk menutupi rasa gugupnya.
"Gue masuk bisnis, biar bisa nerusin usaha bokap."
"Berarti kalau kakak nggak kuliah, nggak bisa nerusin usaha om Ares?" Tanya Becca dengan polos.
Tawa Azkan tercetak jelas di wajah tampannya. Ia mengusap rambut Becca gemas tanpa ingin merusak riasan rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mission
أدب المراهقين[Follow Sebelum Baca] [Sequel BULLY: Undesirable] [Dilarang Plagiat! ⛔] Ketika kamu harus menikah dengan sahabat pacar kamu sendiri. Dimana kamu merasa bimbang antara memperjuangkan cinta atau mempertahankan yang sudah ada. Arfeela Sheira Zeeya, ga...