10

14 6 0
                                    

Salah satu siaran berita di Televisi menyiarkan pengumuman resmi yang menyebutkan bahwa...

"Rachel Anderson adalah pewaris tunggal perusahaan Anderson dari seluruh ke seluruhan warisan sudah diserah terima kepada Rachel Anderson sebagai putri kedua karena putri pertama sudah memutus hubungan keluarga secara sepihak dengan meninggalkan rumah dan tanpa kabar."

Begitulah pernyataan dari pria yang berdiri tegap berwibawa disamping putri pewaris juga istri tercintanya itu saat melakukan konferensi pers.

Seorang ayah kandung yang membuang putri pertamanya demi seorang wanita yang dinikahinya dan memilih untuk mencintai buah hati mereka sendiri.

Melupakan putri kandung dari pernikahannya yang pertama. Mereka bertiga nampak tersenyum dengan sangat bahagia.

Ayah terlihat bangga, ibu tiri itu tersenyum dengan sangat senangnya telah berhasil menyingkirkan anak yang bukan darah dagingnya pergi dari keluarga tanpa perlu repot-repot mengusirnya dan juga keinginannya sudah terwujud merampas segala kekayaan keluarga menjadi miliknya dan keturunannya.

Sementara gadis yang berdiri di tengah-tengah mereka itu, Rachel Anderson yaitu adik tiri Theala yang terlihat sangat bahagia tiada tara impiannya yang tidak jauh dengan ibunya telah tercapai.

Menjadi putri tunggal keluarga Anderson, mendapatkan cinta yang utuh dari kedua orang tua dan juga semua kekayaan keluarga sudah resmi di dalam genggamannya memperkuat posisinya sebagai pewaris tunggal.

Tatapan dan senyuman penuh kepuasan terpancar dari raut mukanya itu seakan sengaja ia layangkan pada saudara tirinya yaitu Theala dari balik kamera yang merekamnya tersebut yang pasti akan ditonton Theala di suatu tempat.

Dan di hari itu Theala mulai menyadari seberapa kecil dirinya bagi keluarganya tersebut. Apa itu membuatnya bersedih? Tidak.

Kedua tangannya sudah terkepal gemetar, berkeringat menahan kenyataan bahwa ternyata ayahnya benar-benar tidak memperdulikannya sejak awal bukan karena ayahnya memang sangat sibuk dengan perusahaannya.

Dibandingkan perasaan sedih Theala lebih menahan perasaan amarah yang sangat begitu dalam.

Ia menjadi lebih meyakinkan diri bahwa keputusannya untuk pergi keluar dari rumah ayahnya bukan suatu kesalahan yang sudah dilakukannya.

Karena selama ini walau pun ia pergi meninggalkan ayahnya, ia selalu masih mencari-cari berita tentang ayahnya.

Karena merasa khawatir dan cemas karena sudah mengecewakan ayahnya dengan keputusannya pergi keluar meninggalkan rumah.

**

Tidak lagi memancarkan aura kebahagiaan Theala sepanjang hari berwajah muram dan marah. Ia tidak dapat melakukan apa-apa walau pun merasakan perlakuan yang sangat tidak adil terhadapnya.

Namun semua sudah terlambat jika ia kembali ke rumah dan menagih hak miliknya. Malah bisa menjadi tindakan tersebut akan mempermalukannya saja.

Theala bersikap seolah masalah itu sudah tidak ada urusan dengannya lagi.

"Theala Florence?" tanya Harvey bingung saat melihat kartu tanda pengenal karyawan perusahaan yang di kalungkan di leher Theala.

"Ah itu nama dari marga mendiang ibu saya, Tuan. Saya baru saja mengganti nama marga saya kemarin. Maka dari itu, semua identitas saya juga saya ganti namanya," jawab Theala menjelaskan.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang