26

7 3 0
                                    

Harvey mulai mengerjapkan matanya, bangun dari tidur lelapnya berkat terlalu kelelahan. Tangan kanannya menggerayang kesisi samping tempatnya berbaring, mencari keberadaan Theala yang biasa tertidur di sebelahnya.

"Thea! Kau sudah bangun?"

Beberapa saat Harvey kembali mengatakan sesuatu,

"Hei! Apa kau tuli?!"

"Thea! Dimana kau?!" kali ini Harvey terbangun duduk dari tidurnya.

Beberapa menit kemudian ketika kesadarannya sudah benar-benar pulih,

"Ah, Harvey kau sangat bodoh! Theala kan menghilangkan diri entah dimana?! GPS-nya mati setelah di lacak ke lokasi. Bahkan, sekarang dia benar-benar belum menghubungi ku balik," gumam Harvey saat sudah kembali mengingat kejadian kemarin, ia juga memeriksa ponselnya kalau-kalau sudah ada kabar dari Theala.

Karena adanya rapat penting di perusahaan, mau tidak mau Harvey harus menunda untuk ikut melanjutkan pencariannya dan mempercayakannya kepada Kai, juga Hansen untuk pencarian Theala segala perintah koordinasi ada dibalik kendali mereka berdua.

Sedangkan Harvey harus segera bersiap berangkat ke kantor untuk menghadiri rapat, sebenarnya Hansen juga harus ikut dalam rapat tersebut. Namun, kehadiran Harvey saja sudah cukup untuk perwakilan sebagai Direktur Utama World grup.

Perusahaan World kantor pusat, tempat dimana Harvey dan Hansen bekerja mengelola World grup.

"Apa?! Hasil rapat kau harus ke anak perusahaan World Group yang di Georgia?" ucap Hansen melalui obrolan telepon.

"Iya, aku harus berangkat sendiri untuk memeriksa semuanya. Bagaimana kabar Theala?" ujar Harvey.

"Hei, aku penasaran tentang sesuatu."

"Apa lagi?" tanya Harvey malas.

"Kau benar-benar jatuh cinta pada Thea?" tanya Hansen ingin tahu.

"Thea! Thea! Theala! Panggil dia Theala! Memang kau sedekat apa dengannya, memanggilnya Thea!" geram Harvey out of the topic.

"Ya, ya, ya, Theala! Jawab cepat! Aku sangat penasaran," ucap Hansen.

"Lebih baik pergunakan waktumu untuk hal-hal yang penting saja. Sudah, akan ku matikan. Aku sedang menyetir sekarang."

"Hati-hati! Tentang Theala aku akan mengabarimu secepatnya, dan bila kau ada kesulitan disana beritahu aku juga, atau Kai," ujar Hansen.

"Baiklah! Tentang pertanyaanmu tadi, tidak. Aku tidak memiliki perasaan apa pun untuk Theala. Hanya saja, aku takut dia akan menghancurkan rencanaku untuk menghancurkan keluarganya," perjelas Harvey.

"Nah, kalau terdengar seperti ini baru aku yakin ini benar kau. Aku sempat ragu sebelumnya, dan percayakan urusan ini kepadaku dan kau fokuslah untuk perusahaan terlebih dahulu," ucap Hansen lega.

"Baiklah! ponsel aku matikan," ucap Harvey sesaat sebelum mematikan panggilan telepon dari perangkat mobil.

Georgia, Amerika Serikat adalah daerah yang terkenal akan perkebunan anggur.

Salah satu anak perusahaan yang dimiliki World grup berada di tempat tersebut. Sebuah pabrik produksi minuman, World grup juga memiliki perkebunan di Georgia untuk bahan baku dari pembuatan minuman di pabriknya itu.

Perkebunan anggur merah seluas 3000 hektar di sepanjang jalan menuju lokasi pabrik, salah satu anak perusahaan milik World grup.

Jalur lalu lintas yang menuju ke pabrik sangat curam, karena daerah perbukitan dan perkebunan tentunya jalan tanjakan yang di kelilingi jurang tidak terelakan. Rawannya kecelakaan juga sangat tinggi, karena jarak pandang yang terbatas oleh kabut. Jalan yang tidak terlalu luas pun juga salah satu kendala rawannya kecelakaan di daerah tersebut.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang