24

8 4 0
                                    

Setelah mengetahui dari Hansen bahwa Theala tadi juga sempat datang dan melihat acara pertunangan dirinya dan Rachel. Harvey langsung bergegas meninggalkan hotel tersebut berlalu hendak pulang kembali ke mansion.

Mobil jeap Merchedes-Benz AMG G65 warna hitam melesat dengan kecepatan penuh, bahkan mobil para ajudan sampai kewalahan mengejar laju mobil yang sedang di kendarai Tuan Mudanya.

Sengaja mengenakan mobil milik Hansen yang di pinjamnya agar pihak keluarga Anderson tidak menyadari bahwa ia pergi meninggalkan hotel sebelum acara pertunangan selesai dan meninggalkan pihaknya tanpa penjelasan.

Mansion kediaman keluarga William.

Mobil jeap Merchedes-Benz AMG G65 warna hitam melesat memasuki gerbang mansion nan megah lalu si pengemudi memberhentikannya tepat di depan pintu utama mansion.

"Thea...! Thea...!" Harvey mengedarkan langkahnya ke seluruh ruang yang biasa Theala berada, sembari berteriak memanggil-manggil namanya, mencari keberadaan sang istri.

"Kau ini sangat berisik!" ujar Louis kesal, yang baru saja keluar dari ruang kerjanya.

"Ayah, apa Theala sudah pulang?"

"Kau pikir rumah kita ini sebesar rumah anjing? Sehingga aku akan langsung mengetahui orang yang keluar masuk? Carilah ke kamarmu dan tutup mulut mu itu!"

"Kalau Theala di kamar, saya tidak akan bertanya lagi pada anda!" timpal Harvey yang masih sibuk dengan ponselnya menunggu kabar dari anak buahnya.

Merasa ayahnya sama sekali tidak membantu dan jelas tidak adanya keberadaan Theala di mansion semakin membuat Harvey cemas. Baru kali ini Harvey benar-benar bisa kehilangan jejak, sama sekali tidak bisa mendapatkan kabar keberadaan istrinya. Ia masih sibuk dengan ponselnya, mengkoordinasi anak-anak buahnya.

📞Sorry the number you are calling is busy or out of reach.

Operator voice yang terus-menerus menjawab telepon Harvey untuk Theala.

"Tuan Muda Harvey, saya telah menemukan keberadaan Nyonya Muda," ujar seorang lelaki berperawakan tinggi gagah berparas tampan yang baru saja memasuki ruang tengah mansion kediaman tersebut.

"Ah... Akhirnya! Memang hanya kau yang bisa diandalkan!" Harvey lega sembari menepuk bahu lelaki dihadapannya, "Sangat jauh berbeda dengan orang tua angkuh disampingmu itu!" ucap Harvey saat melirik ayahnya.

"Maaf Ketua, mohon ampuni Tuan Muda Harvey," ujar Kai sopan sedikit membungkukkan badannya hormat.

Kai Deverra adalah kepala sekretaris World Group namun dengan posisinya yang menduduki sebagai Consigliere dalam keluarga World Rider tidak dapat memungkiri bahwa melayani Harvey dan Hansen juga termasuk dalam tugasnya.

Kai sudah tinggal dan bekerja dengan keluarga William sejak ia masih kecil karena sang ayah yang dulunya berada diposisinya, benar, Kai memang menggantikan posisi ayahnya semenjak sang ayah meninggal dunia. Kemudian Kai dirawat dan dibesarkan bersama kedua Tuan Muda William, begitu pun pelatihan yang wajib harus diikutinya. Usia mereka bertiga tidak terpaut jauh berbeda.

Harvey dan Kai langsung menghampiri posisi Theala yang sudah berhasil dilacak, diikuti dengan ajudan-ajudannya.

"Tempat apa ini?" tanya Harvey yang merasa asing dengan tempat tersebut.

"Sepertinya ini hutan yang letaknya tidak terlalu jauh dari villa milik keluarga Anderson, Tuan Muda," jawab Kai.

Sesampainya di lokasi pengawal-pengawal Harvey langsung berpencar tanpa aba-aba. Beberapa bahkan hingga menyusuri di sekeliling villa, di dalam villa, juga di dalam hutan.

"Cari sampai ketemu! Kalau terjadi apa-apa dengan istriku, kalian pasti sudah tahu apa yang menunggu kalian!"

Tidak hanya memberi perintah, Harvey pun hingga rela ikut terjun ke lokasi mencari Theala sampai ke semak-semak Hutan. Berpikir jangan-jangan Theala tidak sengaja terjatuh dan tergelincir karena licin, saat berjalan atau berlari di dalam hutan mengingat sekarang adalah musim hujan.

***

Theala
Sedangkan di dalam hutan. Theala sedang duduk merangkupkan lututnya menjadikannya tumpuan kepalanya untuk menangis.

Bukan karena terlalu berharap banyak kepada Harvey, juga dari pernikahannya. Hanya saja ia merasa dunia tidak pernah berada di pihaknya. Belum sempat merasakan kebahagiaan atas kebebasannya dari neraka yang di buat oleh ibu tirinya, kini seakan ia hanya berpindah dari neraka satu ke neraka yang lainnya.

Apa di kehidupanku sebelumnya aku adalah seorang pendosa besar?

Hingga di kehidupanku sekarang aku tidak berhak untuk bahagia barang sekali?

Theala terus meratapi nasibnya, kesedihan yang terlalu dalam membuat air matanya terus terjatuh tak terbendung.

Hari sudah mulai gelap, matahari sudah tidak lagi menampakkan sinarnya. Bulan sebentar lagi juga nampak akan segera menyapa dunia.

Tak di sangka malam itu pun hujan turun tiba-tiba dengan derasnya, seakan alam mewakili kesedihan Theala dan seakan awan bak mencurahkan air mata Theala, yang sedari tadi tak kunjung berhenti menetes terus membasahi pipi mulusnya.

**

Kai
"Tuan Muda Harvey, lebih baik anda pulang kembali ke mansion. Hujannya sangat deras terlalu berbahaya untuk masuk ke dalam hutan. Biar saya dan para pengawal yang melanjutkan pencarian Nyonya Muda," usul Kai karena situasi saat itu yang tidak mendukung.

"Tidak Kai! Aku tidak bisa membiarkan Theala di dalam hutan malam-malam dengan hujan yang sangat deras sendirian!" balas Harvey.

"Tapi Tuan Muda, saya mohon. Saya tidak ingin terjadi hal yang tidak di inginkan terjadi pada anda. Mohon beristirahatlah dan percayakan ini pada saya."

"Kai! Kau segera menikahlah agar bisa paham perasaanku saat ini!"

Apa yang sebenarnya terjadi kepada Tuan Muda Harvey?

Kenapa sekarang dirinya menjadi pria yang romantis dan rela repot-repot hanya untuk seorang wanita?

Pencarian terus dilakukan. Sayangnya sudah tidak memungkinkan untuk Harvey terus memaksakan diri terus mencari keberadaan Theala, akhirnya ia pun dengan berat hati menyerah dan kembali ke mansion bersama Kai. Sedangkan ajudan-ajudan ditinggalkannya untuk terus melakukan pencarian Theala.

📞Sorry the number you are calling is busy or out of reach.

Kembali Operator voice yang terus-menerus menjawab telepon Harvey untuk Theala di malam itu.

Sesampainya di mansion Harvey terus mencoba menghubungi Theala melalui ponselnya tanpa henti, hingga ia tak sadar terlelap karena kelelahan dengan segala aktifitas yang telah dilakukannya pada hari itu.

Bahkan di dalam mimpinya, dia masih terus mencari Theala. Seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga, hati Harvey sangat sakit saat tidak dapat menemukan istrinya.

Aneh! Harvey tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya, segala hal yang terjadi padanya kalau itu tentang Theala sangat membuatnya kebingungan. Karena benar-benar ia tidak tahu apa yang seharusnya ia lakukan bak seperti anak kecil berumur lima tahun yang kehilangan ibunya di dalam kerumunan pasar.

Kalau egonya tidak menahannya, mungkin sekarang Harvey sudah menangis tersedu-sedu. Dan benar saja, tanpa disadari Harvey meneteskan beberapa air matanya saat ia sedang lelap tertidur. Mungkin tanpa disadari, sekarang Theala sangat berarti baginya.

•••HATE•••

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang