Tidak lama setelah Harvey menutup telepon itu, Theala pun keluar dari dalam kamar mandi.
"Suamiku, kenapa kau kaget melihat ku?" tanya Theala yang terheran akan sikap Harvey.
"Kaget apanya?! Tidak, tuh!" jawab Harvey melengos dan masuk ke kamar mandi.
"Tidak apanya?! Jelas-jelas tampangnya seperti melihat setan, huh!" gumam Theala kesal.
"Suamiku,tidak perlu bantuan saya untuk membantumu mandi?" ujar Theala sedikit menyerukan suaranya agar dapat terdengar oleh Harvey.
"Tidak perlu! Aku bukan anak kecil!" jawab Harvey ketus.
"Cih, kenapa baru sadar sekarang?! Awas saja kalau besok kumat lagi!" gumam Theala mengingat bagaimana sikap Harvey selama ini yang bagaikan bocah punya gangguan mental.
Drrrt Drrrt
Theala meraih ponsel yang bergetar diatas meja nakas samping ranjang tidurnya. Layar itu menunjukkan tulisan,
📞Hansen Keparat is calling
Ia pun langsung mendekat ke pintu kamar mandi dan mengetuk pintunya.
"APA LAGI SIH, THEA?!!" seru Harvey.
"Tuan Hansen menelepon berulang-kali sepertinya penting," seru Theala.
"Tinggal angkat saja!" seru Harvey.
Angkat?
Apa aku boleh melakukan itu?
Bukankah mengangkat ponsel seseorang adalah pelanggaran hak privasi?
Terlebih ini ponsel Tuan Harvey.
Theala disibukan dengan monolog di dalam batinnya, takut kalau ia akan mendapat masalah dia pun mengurungkan niat untuk mengangkatnya. Lalu meletakan ponsel itu kembali pada tempatnya seperti semula.
Tak berselang waktu lama, ponsel itu lagi-lagi berdering. Namun, Harvey juga tak kunjung keluar dari dalam kamar mandi. Entah apa yang sedang di lakukannya, kenapa untuk mandi memerlukan waktu yang sangat lama sekali. Apalagi dia hanya sendirian tidak bersama dengan Theala.
Theala yang gemas pun akhirnya mengangkat telepon tersebut.
"Heh, bocah tengik sialan!! Kemana saja kau?!! Kenapa kau seenaknya meninggalkan kakak gantengmu ini yang sedang pingsan di bar sendirian?!! Paling tidak bukankah seharusnya kau memesankan, dan mengantarku ke kamar baru kau meninggalkanku?! Heh, Harvey brengsek kau dengar aku sedang berbicara tidak?!"
Hansen menerocos panjang lebar setelah teleponnya yang entah ke berapa-kali akhirnya diangkat tanpa memberi kesempatan si penerima untuk membuka suara.
Sedangkan Theala yang syok mendengar gaya obrolan kedua anak konglomerat sekelas Harvey dan Hansen yang ternyata lebih kotor dari kalangan orang biasa pun mematung dan membisu, melupakan bahwa dirinya barusan telah mengangkat telepon dari ponsel Harvey.
"Heh, bodoh!! Apa kau masih hidup?!!" seru Hansen karena belum mendapat jawaban dari teleponnya.
"Ah! Maaf Tuan Hansen, ini saya Theala. Tuan Harvey sedang mandi, jadi saya mewakilinya untuk mengangkat telepon," jawab Theala sedikit ragu.
"Oh, Theala?! Sampaikan ke suamimu aku akan membunuhnya besok. Jangan lupa sampaikan padanya ya, cantik," jawab Hansen dengan suara yang berubah drastis menjadi lemah lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
FanfictionSebuah cerita klise roman picisan tentang wanita cantik bernama Theala, yang telah dibuang oleh keluarganya dan dipertemukan dengan pria tampan konglomerat bernama Harvey. Rank in #5 Perkantoran 2021 Rank in #21 Fall in Love 2022 Staring; EXO ( Se...