Lay yang menyusul ke penjara bawah tanah, segera berlari menghampiri Harvey berada. Ketika mendengar suara jeritan dan erangan yang sangat menukik telinga.
Sesampainya Lay disana, ia pun langsung menganga dengan apa yang baru saja terjadi. Kemudian, ia menatap Lucas seakan meminta penjelasan. Namun, Lucas malah menggelengkan kepala menandakan bahwa dia sendiri juga tidak tahu apa yang dipikirkan Tuan Mudanya saat ini.
"Oh! Lay! Lucas! Dengarkan aku dengan baik!" ujar Harvey yang menyadari Lay sudah berada disamplingnya.
"Iya, Tuan," sahut Lay dan Lucas secara serentak.
"Menghadapi tikus macam ini, gunakan cara yang praktis saja," ujar Harvey.
Dia terus memamerkan senyum iblisnya, masih dengan memainkan senjata api itu untuk menunjuk para tawanan dihadapan mereka.
"Maksud, Tuan?" tanya Lay yang masih bingung, karena ia baru saja bergabung.
Sementara Lucas, sepertinya ia sudah paham sekarang. Melihat Tuan Mudanya yang sudah cukup memberinya tontonan dari permainan kecil dengan senjata api yang sangat lincah ia mainkan.
Hanya satu jawaban yang ia dapat temukan yaitu, "Siksa target terus-menerus hingga tetes terakhir nyawa mereka. Lalu bunuh saat itu juga."
"Pelajari ini! Ambil senjatamu, arahkan tepat di target, bidik dan pastikan peluru akan bersarang tepat di setiap bagian tubuhnya, kalian harus melakukannya secara beruntun seperti ini......"
Doorrr Doorrr Doorrr Doorrr Doorrr
Harvey menghujani tembakan kepada targetnya seperti ia sedang bermain 'tembak sasaran' di arcade carnaval.
Dan lagi-lagi memamerkan senyum iblisnya sambil berkata, "Dan permainan berakhir tepat saat peluru bersarang tepat di......"
Doorrr
Peluru terakhir bersarang di kepala tawanan itu. Salah satu tawanan mati lagi, tinggal ada 2 tawanan tersisa di dalam sel lembab itu.
"Nah! Lain kali..... Pastikan kalian harus melakukannya seperti itu!" ujar Harvey penuh kebanggaan.
Lay langsung tercengang, melihat kegilaan Tuan Mudanya itu. Sementara Lucas hanya bisa memejamkan mata, ia sudah puas melihat adegan mengerikan itu sebelum Lay datang. Sedangkan Lay malah sangat terhibur dengan apa yang telah di lakukan Harvey itu.
Niat hati menyusul mereka untuk berpamitan, karena ia harus segera lepas landas. Malah mendapat hadiah perpisahan, setidaknya begitu di dalam benak seorang Lay Deverra.
"Aku tidak menyangka, bahwa organisasi kalian mengincar Theala menjadi target kalian. Salah besar kalau kalian menganggap wanita itu adalah kelemahan ku!"
Harvey memamerkan senyum miringnya, lalu ia berbalik dan berjalan pergi hendak meninggalkan ruang penjara bawah tanah itu.
"Tuan Harvey, bagaimana dengan sisanya?" tanya Lay menghentikan langkah kaki Harvey.
"Urus mayat-mayat itu seperti biasanya," jawab Harvey tanpa menoleh kebelakang, hanya tangannya yang ia kibas-kibaskan pelan.
Mengisyaratkan untuk memasukan mayat-mayat itu ke dalam kandang Milo dan Cheetoz -anjing buas ras Pit Bull Terrier peliharaan Harvey.
"Maksud saya, mereka?" jelas Lay menunjuk sisa tawanan yang masih hidup dengan senjata api yang di berikan Harvey padanya barusan.
"Lalu kenapa kau masih bertanya? Ada niat untuk membiarkan mereka tetap hidup?" Harvey menjawab dengan melontarkan pertanyaan baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
FanfictionSebuah cerita klise roman picisan tentang wanita cantik bernama Theala, yang telah dibuang oleh keluarganya dan dipertemukan dengan pria tampan konglomerat bernama Harvey. Rank in #5 Perkantoran 2021 Rank in #21 Fall in Love 2022 Staring; EXO ( Se...