22

10 4 0
                                    

Rachel
Dua hari setelah diadakan konferensi pers.

Siang hari di kediaman keluarga Anderson. Sarah menghampiri putri kesayangannya itu di kamar miliknya, memeluknya dari belakang saat Rachel sedang merias diri.

"Sekarang tidak akan ada orang yang bisa menandingimu, putriku," ucap Sarah.

"Haha ibu! Tentu saja! Bukan hanya takhluk pada ku saja ibu tetapi juga keluarga kepada keluarga Anderson," timpal Rachel.

"Seperti yang telah ibu lakukan kepada keluarga Anderson. Kau juga harus dapat mengakuisisi perusahaan grup William," jawab Sarah.

"Ibu tenang saja! Aku akan patuhi ajaran dari ibu kesayanganku ini," ucap Rachel.

Lalu Rachel berdiri dan membalikan badannya, memeluk dan mencium kedua pipi ibunya sambil berpamitan.

"Aku pergi dulu ibu," pamit Rachel.

"Baiklah, nak! Hati-hati sayang, kau adalah hartaku yang paling berharga," ucap Sarah.

Rachel pun dengan suasana hati yang sangat bagus beranjak keluar dari rumah megah orang tuanya lalu mengemudikan mobil mewahnya dengan begitu bahagianya.

Seperti putri kerajaan yang sudah tidak sabar lagi untuk penobatannya menjadi putri mahkota. Dan sudah sangat semakin membanggakan dirinya sebagai putri mahkota meski pun belum terpasang mahkota diatas kepalanya.

Ia melajukan mobilnya menuju ke sebuah mall terbesar di kota tersebut. Rasa yang sudah sangat lama terpendam untuk pergi berbelanja sudah tidak bisa lagi dibendungnya.

"Tunjukan padaku perhiasan yang paling mewah dari toko ini!" ujar Rachel sesaat setelah memasuki sebuah toko perhiasan di mall itu.

"Baik Nona. Silahkan menunggu di sofa tunggu. Saya akan membawakan beberapa perhiasan kepada anda," ucap pegawai toko.

"Baiklah! Cepatlah! Aku orang yang sangat sibuk!" ujar Rachel sombong.

Wanita si pegawai toko itupun langsung bergegas pergi mengambilkan permintaan dari Rachel. Namun, saat ia sedang menyiapkannya ia juga mendengar obrolan dari tamu yang lain.

"Gadis tidak tahu malu hahaha! Masih bisa berlagak sombong seperti itu saat dia sudah mengadakan pengumuman palsu," ucap salah satu ibu pelanggan.

"Aku juga meragukan keluarganya! Kalau memang mereka akan berbesan, bukankah seharusnya pihak keluarga William akan ikut bersamanya saat konferensi pers?!" ucap ibu pelanggan lainnya.

Sang pegawai toko itu menyadari siapakah gadis yang sedang mereka gosipkan. Pasti nona yang sedang ia layani ini yang mereka maksud.

"Kenapa pelayan di toko ini begitu sangat buruk?! Kalian tidak tahu aku ini siapa?!"

Rachel berteriak keras dengan kedua tangan dilipat didadanya, menghebohkan satu toko tersebut.

Merasa sangat tidak puas karena perhiasan-perhiasan yang di tunjukan kepadanya adalah perhiasan yang terlihat seperti murahan. Padahal sekali dilihat pun pasti sudah tahu bahwa itu adalah perhiasan yang sangat mahal.

"Maaf Nona, ini adalah kesalahan saya. Saya akan mengambilkan beberapa lagi untuk Nona pilih," ucap pegawai toko.

"Tidak perlu! Aku sudah kehilangan minat gara-gara kau! Panggilkan manager kalian!"

Dengan sombongnya Rachel terus berteriak-teriak dan marah-marah sesuka hati.

Sedangkan ibu-ibu tamu pelanggan yang tadi sedang berbelanjan dan bergosip hanya melihat Rachel dari kejauhan. Namun, salah satu dari mereka sudah tidak tahan lagi dengan sikap angkuh Rachel lalu menghampirinya.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang