31

6 2 0
                                    

Mansion kediaman keluarga William.

Nampak mobil BMW tipe M3 sedan berwarna merah berhenti tepat didepan gerbang utama mansion.

Tok Tok

Seorang penjaga menghampiri mobil tersebut, mengetuk jendela kaca, mengisyaratkan pengemudi untuk menurunkan kacanya.

"Ada perlu apa?" tanya penjaga itu.

"Hei! Cepat buka gerbangnya!" seru Rachel ketika menurunkan kaca jendela mobilnya, karena ia telah dihadang beberapa penjaga disana.

"Nona siapa?" tanya kembali si penjaga.

"Aku bilang buka gerbangnya! Sekarang!" seru Rachel.

Tanpa di duga.

Penjaga-penjaga tersebut tanpa mengucapkan kalimat, langsung hendak menodongkan pistol dan beberapa yang berjaga dari jarak kejauhan ikut menodong dengan senapan laras panjang.

"Wohoo! Hei! Apa-apan kalian?! Aku ini tunangan Tuan Muda Harvey!" ucap Rachel gelagapan.

"Nona siapa? Ada perlu apa kemari?" tanya kembali si penjaga, masih menodongkan pistol miliknya.

"Aku benar-benar tunangan Tuan Muda Harvey, namaku Rachel Anderson! Aku ingin menemui Tuan Muda kalian! Dia sudah seminggu lebih tidak dapat ku temui," jelas Rachel yang kalah, merasa terintimidasi oleh para penjaga.

Si penjaga tersebut memundurkan langkahnya, memberi isyarat dengan salah satu tangannya kepada para penjaga lainnya untuk mempersilahkan Rachel memasuki area mansion.

"Kau!" seru Rachel yang kaget melihat Theala juga berada disana, sedang duduk dengan anggun menikmati secangkir teh sembari membaca buku.

"Rachel?" ucap Theala.

"Beraninya kau datang kesini? Menikmati secangkir teh dengan membaca buku? Hahaha benar-benar merasa kediaman William seperti rumah sendiri ya?!" sinis Rachel.

"Ah... Anu... Tidak.. Aku--" ucap Theala terputus.

"Kau ada perlu apa kemari?" ucap Harvey tiba-tiba membuat Rachel mengalihkan fokusnya dari Theala ke Harvey.

"Sayang~ Apaan sih? Kan kamu yang susah dihubungi. Aku sangat merindukanmu," kini Rachel sibuk gelendotan merayu Harvey.

"Lepaskan tanganmu! Aku mau pergi ke perusahaan," ucap Harvey bernada sangat dingin dengan tatapan tajam kepada Rachel.

"Okay! Aku ikut!" ucap Rachel manja.

"Thea... Ayo," ucap Harvey.

"Cih," sinis Rachel melirik tidak suka kepada Theala saat ia hendak mengikuti Harvey masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku penumpang.

"Keluar," ucap Harvey dingin melirik Rachel yang sudah duduk di sampingnya.

"T-tapi sayang..."

Sopir Harvey yang saat itu di lirik olehnya dari kaca spion tengah, seakan mengerti apa keinginan Tuannya, mereka berdua seperti sedang bertelepati, "Cepat singkirkan parasit ini."

Dengan cekatan sopir itu turun dari mobil, menyeret Rachel keluar dan menyingkir dari mobil Harvey, sebagai gantinya ia mempersilahkan sopan pada Theala untuk duduk disamping Harvey di bangku penumpang.

Mobil itu mulai melesat keluar dari area mansion dan Rachel pun ditinggalkan begitu saja, tanpa sepatah kata pun.

**

Perusahaan kantor pusat World Group.

Meskipun kini statusnya adalah istri sah pemilik World group. Bukan berarti Theala berhenti dan hengkang dari pekerjaannya yang sudah ia miliki lebih dari satu tahun.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang