Harvey
Harvey William sangat disibukan dengan segunung masalah dan pekerjaan yang terus bergulir datang bergantian seakan-akan memang tidak mengijinkan seorang Harvey William untuk lepas dari tanggung jawab yang sudah semestinya menjadi beban yang harus ia pikul seumur hidupnya di dalam kehidupan ini.Malam ini Harvey William sedang berada di dalam ruang kerja keluarga. Tentu saja ia juga ditemani oleh Hansen William, dan Kai Deverra yang turut andil mengerjakan setumpuk berkas yang berada diatas meja kerja mereka masing-masing. Ketiga pria tampan itu sama-sama mengenakan kacamata, dan sibuk dengan laptopnya masing-masing.
Aura ketegangan, situasi serius yang mencekam, ditambah sosok ketiganya yang berparas dingin dan tegas saat sedang sangat fokus, membuat ruangan tersebut nampak sangat menyeramkan.
"Aku akan pergi ke Italy besok pagi, sesuai rencana. Tolong siapkan," perintah Harvey William tanpa melepaskan fokusnya dan masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Tidak! Aku saja," cetus Hansen tegas.
Kai Deverra hanya melirik Harvey William dan Hansen William secara bergantian, sepertinya posisinya sebagai sekretaris keluarga William menjadikannya serba salah.
"Kai, siapa Direktur Utama World Group yang menjabat sekarang?" tanya Harvey seakan meminta pengakuan.
"Tuan Harvey," jawab Kai seadanya.
"Kai, siapa Don di organisasi World Rider sekarang?" tanya Harvey kembali sangat ingin diakui.
"Tuan Harvey," jawab Kai kembali seadanya.
"Kai, siapa yang paling berkewajiban untuk pergi ke Italy?" tanya Harvey seakan meminta pembelaan.
"Tuan Harvey," jawab Kai secara rasional.
"Pintar. Jadi, siapa yang besok harus pergi ke Italy?" tanya Harvey sekali lagi ingin mendapat pengakuan.
"Tuan Harvey dan Tuan Hansen," jawab Kai Deverra polos.
"Heh, kau bosan hidup?!" sentak Harvey William geram.
"Hentikan drama kalian. Aku muak melihatnya. Biar adil kita berdua yang pergi, seperti kata Kai."
Hansen William menginterupsi obrolan antara dua pria disana.
"Kau harus berjaga disini. Aku bisa menangani yang disana sendiri."
Harvey William berujar dengan tatapan tajamnya kepada Hansen dan beralih ke Kai, sebelum ia melangkahkan kakinya keluar.
Hansen William hanya bisa menghela napas kesal. Sejak kecil ia memang tidak akan pernah menang berurusan dengan Harvey William.
Kai Deverra yang melihat kedua Tuan Mudanya kesal. Ia langsung pamit undur diri dan keluar dari ruang kerja keluarga takut-takut kalau dia yang jadi sasaran amukan pelampiasan kedua Tuan Mudanya itu. Dengan sedikit berlari kecil ia bergegas keluar dari ruangan tersebut, hingga hampir menabrak pak Mumun -kepala pelayan.
•••HATE•••
"Tuan Harvey, saya sudah selesai menyiapkan jet pribadi untuk keberangkatan ke Italy. Lalu disana kita akan menggunakan helikopter untuk langsung menuju ke markas besar, dan dari markas besar saya sudah siapkan mobil untuk berpergian selama kita berada disana," jelas Kai Deverra merinci tugasnya yang sudah ia kerjakan.
"Aku akan ke Italy sendiri," cetus Harvey tiba-tiba setelah Kai selesai dengan rinciannya.
"Baikla--" Kai Deverra terdiam beberapa detik hingga akhirnya menyadari, "APA?! Ah maaf Tuan Harvey, tapi--"
Belum juga kalimatnya selesai ia sudah menerima tatapan membunuh yang sama seperti semalam.
"Saya mengerti."
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
FanfictionSebuah cerita klise roman picisan tentang wanita cantik bernama Theala, yang telah dibuang oleh keluarganya dan dipertemukan dengan pria tampan konglomerat bernama Harvey. Rank in #5 Perkantoran 2021 Rank in #21 Fall in Love 2022 Staring; EXO ( Se...