40

8 2 0
                                    

Kai
Waktu sudah menunjukan pukul 08.00 AM. Tiba saatnya para Tuan Muda William bergegas untuk pergi ke perusahaan.

Deru suara mesin mobil sports yang terdengar sangat gahar dan keras menembus lorong-lorong mansion yang begitu luas. Seakan orang dibalik kemudi mobil tersebut memang menginjak dan memainkan pedal gas dengan sengaja, guna memamerkan barang mewahnya.

Tidak perlu dipertanyakan lagi siapakah pemilik mobil tersebut dan seseorang yang sedang berada dibalik kemudinya.

"Berisik! Jangan kampungan bisa, kan?!!" teriak lantang seorang Harvey yang sedang berjalan keluar dari pintu utama Mansion.

"Hahaha ini sangat menyenangkan! Dengarkan ini!"

Bruumm Bruummm

Suara gahar khas mobil sports mewah keluar dari knalpot. Pemiliknya berusaha memamerkan lagi.

"Bukankah ini sangat keren, Thea?" tanya Hansen dengan wajah berseri-seri.

"I-iya Tuan, mobil baru anda sangat keren," jawab Theala seadanya.

"Thea! Thea! Tidak perlu sok akrab! Panggil namanya dengan benar!" protes Harvey.

Keduanya langsung mematung setelah mendengar ucapan Harvey barusan. Bukan hanya Hansen dan Theala yang hanya terpaku di tempat.

Tetapi Kai Deverra pun ikut menghentikan langkahnya saat berjalan hendak keluar menuju pintu utama Mansion, menyusul Harvey dan Hansen yang sudah siap untuk berangkat ke perusahaan.

Ketika mendengar perkataan yang benar-benar tidak masuk akal itu, keluar dari mulut berbisa seorang Harvey William.

Berbeda dengan Kai yang tetap teguh dengan pendiriannya, yang tidak ingin mencampuri atau sibuk bertanya-tanya tentang hal yang ambigu.

Sedangkan Hansen William kini benar-benar sibuk dengan pikirannya sendiri, sangat banyak hal-hal yang muncul di otaknya yang perlu dikonfirmasi langsung oleh Harvey sendiri.

"Cih, seperti kau benar-benar mencintai istrimu saja? Sok-sokan posesif!" sindir Hansen.

"Bukan urusanmu!" jawab Harvey ketus.

"Maaf Tuan-tuan, ini sudah siang mari segera bergegas ke perusahaan," Kai berusaha menengahi perkelahian aneh ini.

"Iya benar kata Tuan Kai, Tuan Harvey dan Hansen sudah cukup bercandanya," ucap Theala ikut melerai.

"Hati-hati dan jaga kesehatan, hari ini anda banyak jadwal meeting dengan klien," sambung Theala sembari merapikan dasi Harvey bak seorang istri teladan.

"Hmm," jawab Harvey.

Kai Deverra membukakan pintu kursi penumpang untuk Harvey dan disusul dengannya yang ikut masuk di kursi disebelah pengemudi.

Harvey memilih untuk tetap menggunakan sopir karena ia merasa akan tidak sopan, bila Kai sampai harus mengemudi untuknya di dalam kegiatan sehari-harinya. Mungkin akan berbeda bila ada sesuatu hal yang mengharuskan Kai menyetir untuknya.

Sedangkan Hansen lebih memilih pergi sendiri dengan salah satu koleksi mobilnya tanpa didampingi jasa sopir. Baginya itu lebih leluasa karena dia bisa menjadi dirinya sendiri, dan kali ini dia mengendarai mobil sports mewah barunya rampasan dari Harvey tadi pagi.

Karena semalam sudah meninggalkan dia yang sedang pingsan karena mabuk sendirian di bar hotel.

"Loh?!! Theala kok tidak ikut???" tanya Hansen heboh. Terheran melihat Theala tetap berdiri tanpa beranjak sedikit pun ke arah mobil, sedangkan mobil sudah siap untuk melaju.

"Nyonya sudah tidak bekerja di perusahaan lagi, Tuan Hansen," jawab Kai mewakili Harvey.

"Oh... Perusahaan akan jadi suram nih tanpa Theala yang cerah disana!" jawab Hansen minta ditabok Harvey yang galak.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang