59

7 1 0
                                    

Harvey
"Kenapa kau mencariku?" tanya Harvey ketika Theala baru saja mendudukan dirinya di sofa ruang kerja miliknya.

"Ajak aku jalan-jalan," jawab Theala datar.

"Maksudmu kau menyuruh seorang Harvey William menjadi guide pribadimu?" tanya Harvey memastikan, tidak mungkin orang sepertinya membuang waktu untuk menemani orang jalan-jalan.

"Kau kan pintar bahasa Italy. Lalu kau sudah tiga tahun tinggal disini, pasti kau tahu restauran yang enak. Dan paling penting aku ada kartu jadi aku tidak akan keluar uang," jelas Theala.

"Kartu apa?" tanya Harvey.

"Kartu suami," jawab Theala lugas.

"Aku sibuk. Jadwalku sangat banyak hari ini, karena kemarin kau sudah merampas waktu ku satu hari satu malam," tolak Harvey sembari menengok jadwal di iPadnya sekilas.

"Siapa yang menyekap siapa?! Ini juga sudah hampir jam kantor selesai," ujar Theala lalu menghela nafas jengah, "Ya sudah, aku minta Kai saja yang menemaniku. Kau lanjut bekerja saja dengan baik!"

Theala bangkit dari duduknya dan hendak melangkah pergi dari ruang kerja Harvey.

Sialan! Mana mungkin aku membiarkan istriku jalan-jalan dengan pria lain!

"Baiklah! Aku akan pergi menemanimu," ujar Harvey membuat Theala kegirangankegirangan.

"Tapi nanti malam," sambungnya membuat Theala mempoutkan bibirnya.

Theala merampas tasnya lalu bergegas pergi dengan sangat kesal.

"Kamu ketinggalan sesuatu," ucapan Harvey membuat Theala menghentikan langkah dengan sedikit menghentakan kakinya kesal.

"Apa lagi?!" tanya Theala.

"Kartu suami, kesukaanmu," jawab Harvey sembari memamerkan kartu mewah berwarna hitam ditangan kanannya.

Theala pun berbalik dan menghampiri Harvey dengan wajah senang, guna mengambil kartu itu. Kesempatan itu pun di gunakan Harvey untuk melumat singkat bibir ranum Theala.

"Ouch! Thea... Kau menggigit bibirku!" seru Harvey sembari mengusap bibirnya yang sedikit berdarah.

"Ucapan terima kasih dari seorang istri yang sangat bahagia," ujar Theala sedikit berjinjit agar bisa memeluk dan berbisik di telinga suaminya itu.

Kemudian, Theala benar-benar menghilang dari balik pintu ruang kerjanya Harvey. Ia memutuskan untuk kembali ke hotel, tempat Harvey menginap tentu saja.

Karena barang-barang milik Theala tadi pagi sudah pindah lokasi ke tempatnya semalam.

**

Malam harinya.

Theala sudah menunggu disalah satu lounge restauran ternama di Sardinia, Italy. Ditemani oleh Kai Deverra yang siaga mengawasi tak jauh dari duduknya.

Menunggu seseorang yang sudah mengumbar janji dan menyuruhnya menunggu disana dengan Kai yang menjemputnya. Sedangkan Harvey masih belum nampak juga, walaupun Theala sudah menunggu sekitar satu jam.

Dan setelah satu jam lebih lima belas menit, "Kai kau tidak duduk?"

Kai hanya mendengus kesal sebagai balasan.

Theala menengok ke arah suara.

"Kalau memang tidak ada niat, seharusnya dari awal tidak usah menyuruh orang untuk menunggu!" ujar Theala pada sosok laki-laki yang sudah duduk disebelahnya.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang