58

8 1 0
                                    

Harvey
Theala benar-benar keluar dari kamarku, setelah tiga tahun tidak bertemu dia bahkan meninggalkan aku yang menyimpan segunung rasa rindu padanya.

Rasanya aku tidak bisa membiarkan dia pergi kali ini, ingin sekali rasanya aku mendekap erat tubuh itu dari belakang. Menyekapnya di dalam pelukanku, dan tidak akan ku lepaskan begitu saja malam ini.

Tetapi beberapa saat kemudian aku tersadar, bahwa aku terlalu egois. Aku juga tidak tahu apa yang akan ku katakan padanya saat ini, apa yang harus aku jelaskan padanya, tetapi tetap saja aku ingin sekali memeluknya erat-erat.

Aku membuang nafas jengah yang cukup panjang.

"Aku tidak akan bisa tidur lagi malam ini," gumam Harvey saat menjatuhkan badannya ke tempat tidur menutup matanya dengan lengan kanannya.

**

Keesokan harinya.

Benar dugaanku, akhirnya aku tidak tidur semalaman. Aku harus pemanasan ringan, mungkin dengan berenang aku akan merasa lebih segar.

Kini aku beranjak dari kamar hotelku dan pergi menuju ke kolam renang.

Aku melihat disana ternyata ada seseorang yang sedang berenang juga saat ini, ku pikir tidak akan ada orang karena ini masih terlalu pagi.

Seseorang itu keluar dari kolam renang, yang ternyata adalah seorang wanita. Dia berjalan ke arahku sembari membuka penutup kepalanya dan kacamata renangnya.

"Thea...?" panggil Harvey heran.

"Bukannya kau biasanya bangun jam 6 pagi, ini masih jam 5 pagi. Kok sudah kesini?" tanya Theala saat sudah sampai tepat di depan Harvey.

Mana bisa aku bilang kalau aku sama sekali tidak bisa tidur gara-gara kamu!

"Kau, sejak kapan sejago itu berenang? Gaya kupu-kupu kan cukup sulit," tanya Harvey, karena merasa seakan tidak tahu apapun tentang Theala yang sekarang.

Aku tahu bahwa Theala banyak melakukan latihan fisik dan beberapa seni beladiri selain menggeluti tentang bisnis, tetapi aku tidak pernah menyangka dia akan menguasai semua hal itu hanya dalam waktu yang singkat.

"Kenapa? Apa di matamu aku tidak akan bisa melakukan hal yang sulit?" tanya Theala dengan nada bicara sinis, bahkan sekarang ia tersenyum miring padaku.

"Kau banyak memberiku kejutan, Thea..." ucap Harvey yang ingin mencium Theala.

"Cepat sana berenang!" dengus Theala mendorong badan Harvey menjauh.

Dia mengelak dariku?

"Aku tidak terlalu ingin melakukannya, ada seseorang yang lebih menarik minatku saat ini," ujar Harvey membelai anak rambut di wajah Theala.

"Tunjukan padaku sehebat apa kau berenang, kalau kau kalah dariku. Jangan harap kau bisa menyentuhku lagi!" ucap Theala dengan melipatkan tangannya di dada.

Dia ini memang jagonya membuatku lemah. Jangan sampai Theala menyadari itu. Aku harus bisa membuatnya tak berdaya lagi padaku seperti tiga tahun yang lalu.

"Kalau lihat kau akan menyesal," ucap Harvey tepat di telinga Theala.

"Toh, yang akan menyesal itu aku. Kau tinggal buktikan saja!" tantang Theala dengan penuh percaya diri.

Aku pasti akan membuatmu menyesal!

Tak ingin membuang-buang waktu aku dengan segera meloncat masuk ke dalam air, aku menunjukan kehebatan ku dalam teknik berenang yang di gunakan Theala tadi -gaya kupu-kupu.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang