Harvey
Harvey sedang duduk setengah tertidur diatas ranjangnya, memainkan ponsel digenggamannya.Mood yang sangat baik sedang menghinggapi dibenak Theala. Ia sangat yakin bahwa Hansen pasti akan berhasil untuk membujuk Harvey. Akhirnya dia akan dapat kembali bekerja kembali, pikirnya.
"Ada apa denganmu? Terus-terusan tersenyum sendiri seperti itu," pekik Harvey mengagetkan Theala.
"Tuan Harvey pasti sangat lelah, Theala pijat ya?" ucap Theala langsung memposisikan dirinya untuk memijat.
"Hei, apa-apaan kau?! Hentikan! Jika, ini sekedar modus agar kau diijinkan kembali ke perusahaan!"
"Ssst! Tuan Harvey tercinta, suami tampannya Theala. Tolong anda nikmati saja, saya sedang melakukan kewajiban saya sama persis seperti yang tertulis pada rincian waktu itu," jelas Theala mengingatkan Harvey kembali tentang rincian SOP sebagai seorang istri.
Akhirnya Harvey pun meregangkan otot-otot kakunya, tubuhnya sudah tidak lagi melawan pijatan lembut dari jemari-jemari Theala. Hingga pijatan tersebut berhasil mengantarnya tertidur dengan sangat pulas.
Mungkin sebenarnya memang benar, bahwa ia sangat merasa lelah dengan setumpuk pekerjaan dari banyak anak perusahaan yang bahkan masih dibawah naungannya.
Namun, ia hanya gengsi untuk mengakui bahwa Theala adalah sosok yang selalu bisa membuatnya melupakan penatnya.
**
Pagi Hari.
Angin berhembus masuk ke dalam kamar melalui jendela yang dibiarkan terbuka, menerobos tirai-tirai tipis.
Harvey dengan badan bugarnya terbangun lebih awal, tangannya sibuk merapikan rambut-rambut Theala yang terhembus angin menutupi wajahnya. Sepertinya Harvey memiliki hobi baru, yaitu memainkan rambut Theala.
Karena meski ia sudah merapikannya hingga diselipkannya ke belakang daun telinga pun, ia kembali menaruhnya kedepan. Memainkannya lalu kembali dirapikannya.
Kegiatan itu dilakukannya sudah lebih dari 30 menit, hingga Theala pun terbangun dari tidurnya karena merasa risih.
Kedua mata mereka berdua bertaut, saling pandang bak seperti di drama Korea. Harvey yang menggunakan kanan kirinya untuk menopang badannya dan tangan kanannya masih disana, di wajah Theala.
Kali ini posisi mereka berdua benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.
"Tuan Harvey? Ada apa? Apa ada sesuatu di wajah saya?" tanya Theala polos, karena mata Harvey terlihat begitu menatapnya dalam.
"Aku penasaran."
"Tentang?"
"Sebenarnya, apa yang sudah kau lakukan padaku?"
"Maksud anda apa?"
"Apa yang kau pikirkan tentang Hansen?"
"Ada apa dengan Tuan Hansen?"
"Dulu kau bekerja untuknya di perusahaan, bahkan kau juga sangat dekat dengannya."
"Tuan Hansen adalah orang yang baik, dan dia sangat suka bercanda disela-sela kepribadiannya yang galak. Itu membuat saya nyaman saat bersamanya."
"Jadi, kau menyukainya? Tapi karena aku tiba-tiba datang, lalu menghancurkan semuanya?" tanya Harvey masih menatap lekat wajah Theala.
Theala mengedip-kedipan matanya, menerka-nerka sebenarnya apa yang sedari tadi sedang dibicarakan oleh suaminya itu.
"Tuan Harvey, saya memang nyaman dan menyukai Tuan Hansen. Namun, bagi saya Tuan Hansen hanya sebagai atasan yang sangat baik."
Theala mengangkat kedua lengannya, merangkulkannya ke leher Harvey.
"Satu hal yang saya sadari setelah menikah dengan Tuan Harvey, ternyata anda tidak seburuk yang saya kira sebelumnya. Hidup saya lebih bahagia sekarang. Setelah menikah dengan anda, saya sudah tidak pernah merasa stress dan kesepian. Memikirkan bagaimana hari esok untuk menghidupi saya dan juga bahkan saya sudah tidak pernah lagi menangis, karena meratapi hidup saya yang sangat kesepian karena merasa hidup seorang diri di dunia.
Terima kasih Tuan Harvey William, atas segala yang anda berikan kepada saya," sambung Theala.Harvey pun takjub dengan kalimat yang telah di ucapkan Theala. Ia pun bangun dan duduk dengan posisi benar.
"Jangan merasa terlalu berterima kasih, tanpa kau sadari aku hanya memindahkanmu ke neraka yang lain," setelah mengucapkan kalimat tersebut, Harvey bangkit dari ranjang mereka.
Ia pergi meninggalkan Theala yang masih termenung disana.
Kalau saja kau tahu, bahwa bisa saja nyawamu juga terancam karena posisimu saat ini adalah istriku.
Kalau saja kau tahu itu Theala, kau tahu bahwa banyak orang di luar sana yang sedang mengincar untuk mencelakakanmu karena aku.
Apa kau akan tetap berterima kasih seperti barusan?
•••HATE•••
Kai
Harvey berangkat ke perusahaan tanpa mandi dan sarapan, bahkan ia tidak mengganti pakaian tidurnya terlebih dahulu. Ia tak dapat menatap wajah Theala, entah apa yang telah merasukinya hingga ia sangat merasa bersalah.Berkat hal tersebut, Kai Deverra pun lagi-lagi menjadi korban. Ia harus kembali ke Mansion untuk mengambil perlengkapan kantor Harvey. Hingga menyiapkan segala keperluan mandinya di perusahaan.
Meskipun di perusahaan tersedia perlengkapan untuk mereka bertiga guna terjadi hal-hal semacam ini. Namun, tetap saja tidak mungkin Harvey William menyiapkan setelan jasnya dan berganti sendiri.
**
"Tuan Harvey, sepertinya anda harus bertindak untuk keluarga Anderson secepatnya," ucap Kai mengingatkan kalau drama ini sudah terlalu lama.
"Tolong Kai, kau saja yang urus untuk ku! Aku sudah tidak berminat lagi untuk melanjutkannya," jawab Harvey dengan air mukanya yang sulit untuk ditebak Kai.
Benar saja, lagi-lagi Kai Deverra adalah korban dari semua kekacauan Tuan-tuan William. Yang tentu saja tidak dapat ia bantah sekali pun.
"Baik Tuan Harvey," jawab Kai patuh.
"Kai, pakailah kesempatan ini untuk bersenang-senang. Aku tahu kau pasti perlu tempat pelampiasan karena penat menghadapi kak Hansen," ucap Harvey tak tahu diri.
Mohon maaf Tuan Harvey, sebenarnya di antara kalian berdua tidak ada letak perbedaannya sama sekali. Dan dengan santainya anda juga menikahi wanita yang kepribadiannya sama seperti kalian berdua, sangat senang menyusahkan orang lain.
Setelah mengucapkan kalimat itu dengan sedikit menengok kebelakang guna menatap Kai, Harvey dengan tatapan dinginnya yang khas berlalu berjalan meninggalkan Kai.
Mungkin selain Kai Deverra, mereka yang melihat akan sangat terheran-heran dengan kepribadian Harvey yang sebenarnya masih kekanak-kanakan seperti saat ini.
Tatapan dingin dan tajam, wajah tampan rupawan sempurna miliknya yang sangat mudah menggambarkan bahwa memang dirinya adalah anak dari Don mafia.
Tetapi semua kesempurnaan yang terlihat darinya ini semua adalah berkat kerja keras seorang Kai yang selalu sigap dan tanggap untuk menutupi segala kekaucauan yang ditimbulkan oleh Tuan Mudanya tersebut.
Kai memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya, tetap memandangi bahu bidang Harvey yang lambat laun menjauh dari tatapannya tanpa berkedip. Ia membanggakan dirinya di dalam benaknya.
Bila, ada yang dapat membaca pikiran Kai pasti akan menerjemahkannya seperti ini;
"Hahaha ternyata aku sangat hebat, dapat mengurus dan membesarkan dua Tuan Muda William secara bersamaan dengan sangat baik yang bahkan aku juga seumuran dengan mereka."
•••HATE•••
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
FanfictionSebuah cerita klise roman picisan tentang wanita cantik bernama Theala, yang telah dibuang oleh keluarganya dan dipertemukan dengan pria tampan konglomerat bernama Harvey. Rank in #5 Perkantoran 2021 Rank in #21 Fall in Love 2022 Staring; EXO ( Se...