"Lo darimana aja, hah?!"
Baru aja aku enak-enakkan dibonceng Kak Bima sambil peluk-pelukkan, sekarang udah ketemu sama si manusia asem ini lagi.
Dani ngedeket. Bau parfumnya wangi banget. Tangannya ngejulur. Dengan tatapan aneh, dia menatapku intens.
"Lo demam ya?"
Aku perhatiin wajahnya. Kayak-kayaknya ada yang aneh sama dia.
Gantian kujulurkan tanganku pada kepalanya. Rupanya dia abis potong rambut. Terus, kupegang pipinya. Terasa begitu licin dan halus banget.
Sambil cengengesan, dia ngasih liat sesuatu yang bikin kontolku ngaceng. Maksudku tercengang tak biasa.
"Gua abis beli masker buat wajah, bibir, mata, sama puting nih.."
Aku tau dia orang kaya. Dan aku tau harga satu biji masker itukan bisa sampai dua puluh ribuan (tergantung jenis dan mereknya juga sih).
Tapi, apa iya dia harus ngebeli sebanyak ini...?
"Lo sekolah kan?"
Aku duduk di kasur dengan perasaan lemes. Kayaknya hari ini aku males banget buat ke sekolah.
"Ke sekolah dong! Nanti gua bawa lo berobat deh!"
Aku deketin wajahnya. Tadinya dia keliatan mau ngehindar gitu, tapi aku terus mendesaknya, sampai mau gak mau dia pun terjatuh dan aku menindihnya.
"Lo --- mau ngapain?" suaranya terdengar gugup.
Kudaratkan sebuah ciuman di bibirnya. Mata kami saling menatap. Namun matanya tak berkedip selama beberapa saat.
Kucium lagi. Lalu kutatap lagi. Begitu terus kulakukan sampai akhirnya kurasakan kontolnya itu ngaceng juga.
"Jadi, kamu bener bikin hamil cewek itu?"
"Lo tau darimana?!"
"Kamu ngelakuin ini cuma buat jadiin aku tameng doang?"
Dia malah sibuk ngebenerin posisi kontolnya.
"Gua sih inget, orang gua keluarnya di luar. Gak mungkin juga kan dia bisa sampai hamil?"
"Kenapa harus aku?!"
"Karena gua yakin kalo lo itu gay. Dan lo itu suka sama gua.."
"Ge-er!"
"Kalo gak suka, terus kenapa lo diem-diem ngoleksi foto gua?" dia natap aku. "Buat lo jadiin bahan coli kan?"
Aku mesem aja. Begitu juga sama dia. Kalo dia cowok normal, pasti dia gak bakalan bisa ngaceng kan, cuma dengan ciuman singkat kayak tadi...?
"Lo boleh ngapain aja sama tubuh gua. Termasuk ---" dia garuk-garuk kepala. "Ngisep kontol gua juga ---"
Aku narik nafas dalam-dalam sambil menerawang. Memikirkan gimana kondisi Kak Abi sekarang ya...?
"Tapi --- lo jangan nyuruh gua buat ngisep kontol lo ya..!? Hhheehee.."
Aku langsung rebahan, sambil meluk guling. Dani baru beberapa hari disini. Tapi aroma sprei, bantal, dan guling di kamarku ini semuanya udah berubah jadi bau tubuhnya.
"Lo beneran sakit ya?"
"Kamu berangkat aja sana.." ucapku sambil memejam.
Aku agak kaget, waktu dia nyium dahiku. Tapi aku pura-pura tidur, dan gak menanggapinya sama sekali.
Cklek.
Sukurlah, kalo akhirnya dia pergi ke sekolah juga.
Seketika itu aku bangun lagi untuk memeriksa, apa aja yang dilakuin orang itu di kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
A LIFE
Teen FictionAku kacau... Kehidupanku juga kacau... Semuanya semakin jadi kacau, saat mereka datang di kehidupanku...