"Surprise...!"
Dor...!
Dor...!
Dor...!
Begitu aku masuk ke bagian dalam ruang Dewan Siswa, menyemburlah itu potongan kertas kecil berkerlap-kerlip ke wajahku.
"Selamat datang di Dewan Siswa...!" Ujar Caesar dengan wajah sumringah.
Sementara itu, Diko nyodorin kue tart dengan empat batang lilin menyala di atasnya, dan Ahsan ngebawain spidol besar dengan pita kuning yang menyimpul cantik di bagian tengahnya.
"Emang aku ulang tahun ya?"
"Gak usah banyak protes. Tiup lilinnya, buruan..." kata Caesar sambil ngerangkul.
Fuuuhhh...
"Selamat datang, Riichi." Ahsan memberikan spidol besar itu.
"Ini buat apa lagi?"
Caesar mendorongku. "Tanda tangan."
Aku melihat ada empat buah kotak yang terbuat dari marmer mengkilat, yang ada di dekat rak penyimpanan buku itu. Tiga diantara kotak itu, sudah ada tanda tangan beserta namanya. Sedangkan yang satunya belom.
"Akhirnya keisi juga kotak terakhir ---" Caesar mengacak rambutku.
"Aku kan gak bisa tanda tangan.."
"Menurutku, tanda tangan kamu malah yang paling bagus diantara kita bertiga." ucap Ahsan.
"Udah selesai kan ya?"
"Kamu mau kemana?" tanya Ahsan.
"Aku udah janji sama Oliver dan Kenta, mau ngerjain tugas kliping."
"Buru-buru amat. Baru juga dateng.." tukas Caesar.
"Kuenya taro dimana nih? Tanganku pegel.." Si Diko bersuara juga.
"Emang mau ngapain lagi?"
"Rencananya kita mau ngajakkin kamu jalan, makan, dan nonton."
"Aduh, kapan-kapan aja deh. Minggu ini aku sibuk banget."
"Riichi --" Ahsan memberikanku sebuah kotak kaca berukuran kecil. "Ini lencana untukmu."
"Idihhh, bagus banget!"
"Jelas! Kan Dewan Siswa itu esklusif. Hheehee.." Caesar kayaknya gembira terus. Gak kayak Diko yang daritadi wajahnya tuh datar dan dingin banget.
Ahsan masangin lencana itu di atas name tagku. Di kepalaku isinya tuh, masih aja ngebayangin tubuh setengah telanjang Ahsan pas abis selesai mandi pagi tadi. Meskipun gak atletis, tapi badannya tuh putih, mulus, dan slim banget.
"Riichi ---"
"Ehh, kenapa?" aku kaget.
"Pasti lagi mikir yang enggak-enggak nih anak."
Aku mendelik pada Caesar. "Jangan asal kamu!"
"Oh ya, nanti kamu jadi ikut kan?" tanya Ahsan.
"Oke. Tadi aku juga udah suruh Mas Jimmy buat ngebeliin pizza."
"Tunggu --- kamu mau bawa pizza buat ibunya Ahsan di rumah sakit?"
"Ya bukanlah, Caesar! Ihh, nih orang yang ada di kepalanya pasti cuma Mas Bima doang!?"
"Nanti aku jemput jam empat gimana?" tanya Ahsan.
"Oke. Kalo gitu aku pergi dulu ya."
"Kuenya kita makan aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
A LIFE
Teen FictionAku kacau... Kehidupanku juga kacau... Semuanya semakin jadi kacau, saat mereka datang di kehidupanku...