24

405 49 1
                                    

Ssrrkksss...

Kedua mataku seketika membuka, saat bagian kasur di belakangku goyang perlahan. Kudengar suara langkah kaki menuruni tangga. Lama kelamaan, suara langkah itu makin menjauh, hingga gak kedengeran lagi.

Aku tunggu sampai beberapa menit lamanya. Tapi suara itu gak juga balik-balik. Mungkin, Kak Bima memutuskan untuk tidur di sofa bawah sambil ngawasin adek-adeknya.

Inilah kesempatanku, untuk bisa enak-enak sama Mas Jimmy!

Kuperhatikan, dia tidur di kasur lainnya dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.

Aku turun dengan mengendap-endap, lalu pindah ke kasurnya. Dalam kegelapan, aku menyelinap masuk ke dalam selimutnya. Kucari-cari batang kontolnya, lalu langsung kucaplok kontolnya yang ternyata emang lagi ngaceng itu!

Suasana kamar emang sepi banget. Maka dari itu, jangan sampai suara-suara aneh yang kutimbulkan ini nantinya sampai terdengar sama Kak Bima dan adek-adeknya.

Karena gak mau berlama-lama, aku langsung buka celana, dan ikut bergabung ke dalam selimut Mas Jimmy.

Dia langsung paham, begitu aku ngambil posisi tidur membelakanginya. Sambil menciumi leherku, dia masukkin kontolnya ke dalam lobangku.

Rasanya antara enak dan deg-degan juga. Takut-takut, kalau Kak Bima tiba-tiba balik lagi.

Ahh, meskipun dia balik lagi, mana mungkin dia bisa ngeliat dalam kegelapan kayak gini...?

Hampir setengah jam lamanya Mas Jimmy ngentotin aku, dengan ritme yang gak nentu. Kadang dia percepat sodokkannya, kadang dia perlambat. Malahan, kadang dia berhenti dulu selama beberapa saat.

Karena bosen, aku ingin merubah gaya dengan posisi aku yang ada di atas. Namun, baru aja kontolnya itu terlepas, ada suara terdengar dari bawah. Buru-buru aja, aku kembali ke posisiku.

Mau gak mau, terpaksa Mas Jimmy ngentotin aku kayak posisi semula lagi.

Cklek.

Bener aja. Lampu bawah tiba-tiba nyala.

"Jangan berisik..." desisku.

Mas Jimmy terus aja nyodokkin kontolnya dalem-dalem. Kepalaku berkedut-kedut, menikmati tiap sensasi sodokkannya. Bahkan, posisi tangannya yang kini lagi bantuin ngocok kontolku.

"Aku mau keluar..."

Mas Jimmy makin mempercepat sodokkannya. Begitu juga tangannya, yang makin cepat mengocok kontolku.

"Duhhh ---" Tubuhku bergetar hebat saat spermaku muncrat berkali-kali di dalam selimut.

Gerakkan Mas Jimmy juga perlahan mulai melambat. Kurasakan batang kontolnya berkedut-kedut di bawah sana.

"Opal mau kemana...?"

Baru aja aku memejam, sambil mengatur nafas, tiba-tiba aku tersentak bukan main mendengat suara yang asalnya dari bawah itu.

"Opal mau pipis, Om Jimmy..."

MAS JIMMY....?!!

Kalo yang di bawah itu Mas Jimmy, berarti --- orang yang barusan ngentotin aku...?

Kurasakan tangan itu makin erat memelukku. Hembusan hangat nafasnya, masih terasa menerpa tengkukku. Bukan cuma itu aja, bahkan kontolnya pun masih belom dia keluarin dari lobangku!

KAK BIMA...?!!

BERARTI ORANG INI, ADALAH KAK BIMA...?!!

Dengan nahan malu, aku berbalik menghadapnya. Wajahku panas banget, waktu mata kami saling menatap.

A LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang