44

280 51 1
                                    

Permainan Armando beneran buruk banget! Padahal ini aja mereka baru berhadapan sama anak-anak bahasa, gimana nanti pas berhadapan sama anak-anak IPA, coba...?

"Armando kenapa ya? Kok mainnya jadi gitu? Kayak gak niat banget..."

Aku sama sekali gak nanggepin kalimatnya Kenta. Aku malah kepikiran, apa jangan-jangan ini semua karena kejadian kemaren di coffee shopnya Mas Farhan ya...?

Jadi tuh, aku emang sengaja nyuruh dia dateng sementara Diko nyuruh Ahsan sama Octavian buat dateng juga.

Kupikir semuanya berjalan lancar. Bahkan pas kemaren mereka duduk semeja --- berdua, mereka keliatan baik-baik aja.

Tapi, kenapa sekarang Mando malah jadi kayak gitu sih...?

Apa mungkin, semalem dia minta ngentot tapi si Octanya nolak ya...?

"Ngelamun aja!"

"Ahsan, kamu mah bikin kaget aja! Untung aja gak aku tabok kamu! Hheehee.."

Ahsan ngelongok mendengarnya. Begitu juga dua sahabat, dan tentu aja siswa-siswa di dekatku.

"Ehhh ---" aku nunjuk ke Diko dengan segala keterpukauanku. "Idihh, tumben banget pake sweater pink..?"

"Kenapa? Gak pantes ya?"

"Cowok kan, kalo pake baju pink tandanya dia lagi jatuh cinta." Kenta sok tau banget kayaknya.

"Uhhmm ---" Caesar ngerangkul Diko. "Ada yang lagi kesemsem nih? Anak mana nih dia? Cantik gak? Eiittsss, jangan lupa --- Dewan Siswa itu dilarang pacaran!"

"Bener! Apalagi pacaran itu bisa menjerumuskan pada hal-hal negatif, kayak misalnya ngen ---"

Oliver buru-buru ngebekap mulutku. "Riichi, kamu mah suka keceplosan kalo bicara!"

"Hhheehee.."

'GOOLLL...!!!'

"Siapa yang gol...?!" Aku sontak bangun dong dengernya. "Anak bahasa lagi...?? Ahhh, bego banget sih...!!"

"Riichi ---" Kenta narik-narik tanganku. "Pak Yama ngeliatin kamu tuh..."

"Mungkin dia suka kali sama aku!" Pas aku nengok ke dia, ternyata dia lagi melototin aku. "Hhehee..."

"Kita kayaknya kalah ---" Omongan Oliver itu, ternyata banyak juga kudengar dari siswa-siswa di sekitarku. Yang notabenenya mereka itu juga anak-anak IPS.

"Kemaren, pas lagi jalan katanya Octavian ketemu sama kakaknya."

Aku noleh ke Ahsan. "Terus?"

"Dia dipaksa pulang."

"Sama kakaknya si Octa?"

Ahsan ngangguk. "Octa punya dua kakak, dan gak ada satupun dari mereka yang suka sama Armando." jelas Ahsan. "Meskipun waktu itu Armando pernah nolongin Octa yang jadi korban jambret dan penusukkan."

"Mana si Octa?"

Ahsan nunjuk ke arah sisi kanan. Gak perlu waktu lama buatku, untuk nemuin manusia itu.

"Itu siapa yang pake kacamata item? Udah kayak tukang pijet keliling aja!?"

"Kayaknya ini anak emang gak ada rasa takutnya sama orang lain."

"Gak usah kasak-kusuk, Caesar! Dikiranya aku gak denger?"

"Selain lidahnya tajem, ternyata telinganya juga. Hadeuuuhh..."

Prriiittt...!!

Babak pertama udah selesai. Tentu aja di babak ini, dimenangin sama anak-anak bahasa, dengan perolehan skor 4 - 0!

A LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang