57

270 47 1
                                    

Author POV

Armando terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Matanya terasa berat seluruhnya.

Klekk...

Dia gerakkan tangan kirinya. Tapi seperti ada yang aneh. Betul saja. Ketika kedua matanya terbuka penuh, dia mendapati tangan kirinya itu dalam kondisi terborgol ke kaki kipas angin besi di kamar kosnya.

Matanya bergerak ke seluruh sudut kamarnya. Dia tidak bisa mendengar suara maupun melihat ada sosok lain, selain dirinya.

Yap. Sebelumnya Octavian memang ada di kamar kosannya. Bahkan dia masih ingat, sebelumnya dia dan Octa sempat melakukan hubungan seks selama dua jam lamanya.

"Sial...!!"

Armando mengeluh. Bukan hanya karena dia terbangun dengan kondisi telanjang bulet, tapi juga penisnya yang dalam kondisi ereksi penuh!

Ini semua pasti disebabkan oleh obat kuat yang diminumnya tadi.

"Riichi ---" dia langsung ingat kepada sosok teman sekelasnya itu.

Berbagai cara coba ia lakukan untuk bisa melepaskan diri. Menggeliat kesana kemari untuk mencari benda yang bisa ia gunakan untuk membuka borgol itu.

Tapi sial. Bukan cuma kunci borgol tersebut yang raib. Melainkan ponselnya pun juga hilang entah kemana.

Lobang hidungnya mengembang kempis. Rasanya, ia seperti mencium sesuatu.

Ceesshhh...

Begitu dia mendongak, ternyata bunyi itu berasal dari selang yang terpasang pada tabung gas melon.

Dia harus bisa membuka pintu kamarnya. Meski dengan kondisi, kedua kakinya yang terikat oleh tali tambang.

Bau gas itu makin menyengat. Membuat dadanya sesak, dan penglihatannya berkunang-kunang.

"Aku gak mau pacaran sama orang yang hobinya coli sendirian!"

"Dasar jorok! Kamu gak ganti celana dari kapan sih...?!"

"Kalo aku boleh jujur, kamu ada masalah ya? Masa baru main sepuluh menit udah keluar aja?"

"Mando, jorok...!!"

Dalam pikirannya terbayang jelas akan sosok Riichi. Membuatnya merasa bersalah dan seolah tidak berguna.

"Thank's ya, Armando. Berkat kamu, rencana aku buat nyingkirin Riichi jadi makin gampang."

"Malam ini, aku akan menyingkirkan dia untuk selamanya. Dengan begitu, gak akan ada lagi Riichi yang selalu dipuja dan dipuji oleh siapapun di sekolah!"

"Riichi ---"

Tubuhnya makin lemas. Namun konyolnya, Armando malah mengambil botol pelumas. Dia tuang isinya ke atas penisnya, lalu ia mulai mengocok batang penisnya pelan-pelan.

"Sebelom gue mati, seenggaknya gue masih bisa ngerasain gimana enaknya coli..."

Braakkk...!!

"What the...?!" Adipati melongok tak percaya melihat sosok Armando yang tengah sekarat, namun juga sedang melakukan masturbasi dengan satu tangannya.

"Oliver jangan bengong! Bantu ambilin baju!" Teriak Kenta panik.

"Dasar gila!" Umpat Adipati sambil narik tubuh Armando keluar dari kamarnya.

"Aku udah telepon ambulans." Ujar Caesar.

"Kenta, itu ---" Oliver nunjuk ke arah selangkangan Armando. "Kenapa berdiri terus?"

A LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang