43

291 53 2
                                    

Agar tidak terjadi kecurangan dan menimbulkan kecurigaan, aku meminta langsung kepada pihak yayasan untuk...

1. Menyiarkan secara langsung atau live streaming, tiap kali ada rapat OSIS, rapat guru, maupun rapat antar pihak yayasan dengan para orang tua murid penyumbang dana.

2. Menggunakan orang luar, sebagai juri dalam setiap menggelar acara pertandingan antar jurusan, untuk menghindari yang namanya kecurangan dan keberpihakkan pada satu kelompok.

3. Tidak ada lagi sistem pembedaan antar satu siswa dengan siswa lainnya. Dalam artian, semua siswa akan mendapat perlakuan dan perhatian yang sama, selama menempuh jalur pendidikkan di sekolah.

4. Aku akan memberikan dana bantuan pendidikkan sebesar 60% untuk seluruh siswa peserta beasiswa, jika seluruh usulanku ini didengar dan disetujui.

"Riichi, kamu mau kemana kok buru-buru banget?" tanya Kenta.

"Udah hampir jam tiga, Kenta. Aku kan harus ke coffee shopnya Mas Farhan."

"Tapi kan besok pertandingan final futsal antara anak-anak IPS dan IPA?!"

"Bener kata Kenta, Ichi. Terus, nanti yang ngawasin mereka latihan siapa?"

"Kan ada si bintang telenovela itu --"

"Kemaren manggil gue Arman, terus Mando, sekarang --- ckckck..."

"Riichi-Riichi, kamu itu kan orang kaya raya, kenapa masih harus part time juga sih?" Kenta menghela.

"Aku kangen suasana disana, Kenta. Udah ya, aku berangkat dulu."

"Mau gue anter?"

Aku mendelik pada Armando. "Jangan jadikan aku sebagai tameng ya..!?"

"Hah? Tameng apaan?"

"Kenta-Oliver, kalian yang urus konsumsi. Beli sesuai budget. Nanti struknya jangan dibuang."

"Oke, Riichi."

Aku setengah berlari, karena emang ini udah terlalu sore. Gara-gara tadi ngomongin hal-hal gak penting sama bule lokal itu, waktuku jadi kebuang percuma.

"Riichi."

"Diko?"

Si Kuning itu ternyata udah diri-diri nungguin aku di lobi bawah asrama.

"Udah siap?"

"Serius mau nganterin?"

"Kalo gak serius, terus ngapain aku disini?"

"Ya, kali aja kamu lagi cuci mata."

"Cu ---" wajah Diko kayak salang tingkah. "Aku bukan tipe cowok kayak gitu, Riichi."

"Buruan! Aku udah kesorean nih..."

Aku tahu kalo saat ini Ahsan lagi ngeliatin aku dari jarak agak jauh, sama si Caesar. Bahkan siang tadi pas lagi sholat Jumat, dia sengaja duduk di sebelahku, tapi akunya yang malah pindah posisi.

Aku gak tau aja, dengan perasaanku sekarang sama dia. Sejak kejadian di kafe siang itu, aku kayak gak ada perasaan lagi sama Ahsan.

"Kamu wangi ---"

"Gak usah nyindir."

"Aku gak bohong."

"Makasih kalo gitu."

"Masalah yang waktu itu ---"

"Aku belom bisa mutusin, Diko."

"Kenapa? Pihak yayasan udah setuju, kalo kamu mau pindah ke asrama C."

Aku tatap Diko. "Kamu kira aku gak tau?"

"Maksudnya?"

"Kamu itu sama aja kayak yang lainnya. Pasti, kamu punya maksud terselubung kan? Biar kamu bisa peluk-peluk aku pas lagi tidur?"

A LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang