Part 28

46 7 0
                                    

Teman-teman Cariesta pun tercengang mendengar ucapan Cariesta. Cariesta? Gadis yang selama ini selalu tertawa, gadis yang tidak pernah menampakkan bahwa dirinya sedih, sahabat yang selalu bisa memecahkan masalah yang mereka alami,adik yang selalu berdebat dengannya,partner yang paling bisa diandalkan, kini dia menunjukkan jati dirinya. Menunjukkan bahwa dirinya rapuh dan mengidap penyakit yang tidak bisa diduga oleh mereka semua.

"Lalu kenapa kamu nggak segera operasi?"tanya Deva setelah sadar dari keterkejutannya.

"Iya,Dif kamu harus segera operasi!"ucap Disa.

"Gue nggak bisa operasi,"jelas Cariesta dengan masih sesegukan.

"Kenapa? Kalo soal biaya umi sama abi pasti bantu."ucap Deva.

"Bukan itu bang,"sanggah Cariesta dengan menggelengkan kepalanya lemah.

"Terus kenapa?"tanya Deva.

"Aku belum dapet pendonor sum-sum tulang belakang nya."ucap Cariesta.

"Hah? Bokap nyokap Lo kan ada Dif. Masa mereka nggak mau buat donorin sum-sum nya buat Lo?"ucap Chika.

"Itu masalah nya. Nyokap gue udah nggak ada."lirih Cariesta lalu kembali menangis karena mengingat ibu kandungnya yang meninggal ketika melahirkan dirinya ke dunia. Dirga pun kembali menenangkan Cariesta.

"Apa maksud kamu de? Tante Chintia kan masih ada, jangan ngada-ngada deh kamu,"tanya Deva seraya menggelengkan kepalanya.

"Enggak abang,ibu Chintia bukan ibu kandung aku,dia itu adiknya ibu kandung aku!"ujar Cariesta seraya menatap Deva.

"Apa? Terus siapa yang bisa donorin sum-sum tulang belakang nya ke kamu dek?"tanya Deva seraya menghampiri Cariesta.

"Salsa nggak tahu bang,tapi aku dengar dari ibu kalo satu-satunya orang yang mereka harapkan adalah ayah kandung aku,"ujar Cariesta lirih lalu kembali meneteskan air matanya.

"Siapa ayah kandung kamu salsa? Biar Abang yang samperin,biar Abang yang memohon sama dia agar mau ngedonorin sum-sum tulang belakangnya buat kamu?"tanya Deva yang dibalas gelengan oleh Cariesta.

"Salsa nggak tahu bang. Ibu nggak ngasih tahu aku siapa ayah kandung salsa."ucap Cariesta dengan serak karena terlalu banyak menangis. Lalu melepaskan pelukannya dengan Dirga.

"Argh. Kenapa harus kayak gini sih? Kenapa nggak Abang aja yang ngerasain sakit jangan kamu,abang nggak kuat kalo harus lihat princess nya Abang sakit."kata Deva frustasi lalu segera memeluk Cariesta dengan badan yang setengah berdiri.

"Abang janji dek, Abang bakal dapetin pendonor buat kamu,Abang janji!"ucap Deva seraya menangis terisak-isak di pelukan Cariesta.

"Udah dong masa jagoannya princess nangis sih? Nanti kalo abang nangis yang nguatin aku siapa?"ucap Cariesta melepaskan pelukan mereka lalu menghapus air mata Deva seraya tersenyum pada Deva walaupun air matanya masih menetes.

"Iya,Abang nggak nangis kok,Salsa juga jangan nangis ya? Nanti kalo bang Revan sama bang Berli lihat Dev lagi yang dimarahin."ucap Deva terkekeh lalu menghapus air matanya dan air mata Cariesta.

Teman-teman Cariesta yang melihat itu pun menetes kan air mata juga. Mereka merasa terharu dengan apa yang di suguhkan di hadapan mereka.

"Ihh kok jadi mellow gini sih? I don't like ini mah."kata Rasya yang langsung membuat mereka yang sedang terharu menatap kesal padanya.

"Dasar perusak suasana!"ucap mereka yang ada di ruang inap Cariesta (-Deva,Dirga, Cariesta) serentak.

Jangan lupa vote ❤️

Cariesta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang