"Aku juga pengen kalo gitu. Masa bang Revan aja yang meluk princess-princess kita."ucap Beli lalu ikut berpelukan. Deva yang melihat itu semua pun ikut masuk dalam pelukan mereka.
Sedangkan para orang tua? Mereka hanya tersenyum karena keharmonisan yang tercipta diantara keluarga mereka.
"Terimakasih tuhan karena engkau sudah memberi kami kebahagiaan, walaupun entah ini akan abadi atau hanya sementara."batin para orang tua."Yaudah sekarang kalian pulang aja. Biar umi sama abi yang jagain Salsa. Mas Andika sama mba Chintia juga pulang aja kemarin kan kalian nginep disini jadi sekarang gantian aku sama Mas Atmaja yang nungguin Salsa."ucap Umi Freya.
"Enggak usah Freya. Nanti ngerepotin kamu biar mba aja yang jagain Esta. Lagian mba mau Quality time sama Elva dan Esta."ucap Ibu Chintia menolak halus tawaran Umi Freya.
"Mba ini kayak sama siapa aja. Yaudah aku sama yang lain pulang ya mba?"pamit Umi Freya lalu berlalu dari ruang inap Cariesta.
"Abang pulang dulu ya sayang?"pamit Revan seraya mengecup kepala Cariesta dan Elva bergantian. Berli dan Deva juga pamit dan mengecup kepala Cariesta dan Elva.
Revan,Berli dan Deva pamit pada Andika dan Chintia dengan mencium tangan kedua orang tersebut. Mereka pun pulang bersama kakek dan nenek Cariesta.
"Yaudah kalo gitu sekarang kalian tidur ya?"ucap Ayah Andika pada Cariesta dan Elva.
"Iya ayah."jawab Cariesta dan Elva serentak. Cariesta pun berbaring di brankar sedangkan Elva,dia tidur di kasur lipat yang di bawa oleh Ayah Andika tadi siang.
"Good night anaknya ibu."ucap Ibu Chintia seraya mengecup kening Cariesta dan Elva bergantian.
Cariesta dan Elva pun tenggelam dalam dunia mimpi."Kamu tidur sama Elva ya? Biar mas yang tidur di sofa."ucap Ayah Andika yang diangguki oleh Ibu Chintia.
Mereka pun menyusul kedua putrinya menuju alam mimpi.
Keesokan harinya,Elva sudah pergi ke sekolah nya bersama Ayah Andika dan hanya ada Ibu Chintia dan Cariesta yang ada di ruang inap Cariesta.
"Sayang,kamu makan dulu ya?"ucap Ibu Chintia Cariesta pun mengangguk lemah. Entah kenapa, Cariesta merasa tubuhnya terasa tak enak.
"Kamu kenapa? Mana yang sakit?"tanya Ibu Chintia ketika melihat Cariesta yang terlihat lemas.
"Enggak papa kok ibu. Mungkin Esta cuma kecapean."ucap lirih Cariesta.
"Yaudah kalo gitu kamu makan,minum obat terus tidur lagi aja ya?"ucap Ibu Chintia,lalu ia mulai menyuapi Cariesta makan. Baru 3 sendok Cariesta makan,ia sudah merasa tidak nafsu untuk makan.
"Udah ibu. Esta udah kenyang."tolak Cariesta ketika Ibu Chintia menyuapinya sendok keempat.
"Satu kali lagi ya sayang?"bujuk Ibu Chintia tapi Cariesta menolaknya.
Ibu Chintia menghela napasnya "Huhh, yaudah deh. Sekarang kamu minum obat dulu ya?"ucap Ibu Chintia lalu membantu Cariesta untuk meminum obatnya.
"Nah udah. Sekarang kamu istirahat lagi ya?"titah Ibu Chintia dengan membantu Cariesta untuk tidur lalu menarik selimut hingga sebatas dada Cariesta.
Tanpa menunggu lama, Cariesta sudah kembali tertidur.
Ibu Chintia pun keluar dari ruang inap Cariesta untuk menelpon ayah Andika.
Tut
"Assalamualaikum,Ada apa Chin?"terdengar suara dari sebrang sana.
"Mas kamu bisa nggak sekarang ke rumah sakit?"tanya Ibu Chintia dengan nada khawatir.
"Emang ada apa?"tanya Ayah Andika.
"Esta mas,"ucap Ibu Chintia tapi terpotong oleh Ayah Andika.
"Esta kenapa?"tanya Ayah Andika khawatir.
Jangan lupa vote❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cariesta (End)
Teen FictionDifa Cariesta Salsabila siswa kelas 12 di SMA Chandra Bakti yang hanya dikenal oleh teman-teman seangkatannya. Cariesta itu nggak suka yang namanya keributan dia akan mengalah ketika berdebat kecuali ketika ia berdebat dengan Dirgantara Saputra si s...