Berli menghampiri Cariesta yang masih setia menunduk. "Sayang? Princess nya abang jangan nunduk dong,nanti mahkota kamu jatuh sayang,"ujar Berli sedikit bercanda, Cariesta pun menatap Berli dengan berkaca-kaca. Berli pun merengkuh tubuh Cariesta. Cariesta pun membalas pelukan Berli. Tak lama Berli merasakan basah di bajunya. Ternyata Cariesta menangis. "Sstt,jangan nangis ya?"ucap Berli seraya mengelus punggung Cariesta.
"Bang Revan marah sama aku. Biasanya dia nggak pernah kayak gitu sama aku. Apa karena aku bukan sepupu kalian?"tanya Cariesta dengan menangis terisak-isak.
"Enggak sayang,bang Revan cuma refleks aja. Mungkin dia takut kamu kenapa-kenapa."jawab Berli menenangkan Cariesta.
"Enggak,Bang Revan nggak pernah natap tajam aku,dan dia juga nggak pernah ngelepasin pelukannya sebelum aku lepas sendiri. Pasti bang Revan nyesel karena udah sayang sama aku,dan ternyata aku bukan adik sepupunya."bantah Cariesta mengencangkan tangisnya.
"Enggak gitu sayang. Kamu tetap adik kita apapun yang terjadi,kamu tetap akan jadi princess kita semua."ucap Berli meyakinkan Cariesta.
Cariesta pun mulai menghentikan tangisnya. "Beneran?"tanya Cariesta sesegukan seraya mendongak menatap Berli.
"Iya sayang. Sekarang udah maafin bang Revan kan?"tanya Berli yang tidak di jawab oleh Cariesta.
"Maafin bang Revan ya? Kasihan loh,dia udah lama nggak ketemu kamu,eh pas ketemu kamu malah marah sama dia. Jadi, maafin bang Revan ya?"bujuk Berli yang akhirnya diangguki oleh Cariesta."Ya tapi salsa takut."cicit Cariesta.
"Takut apa sayang? Bang Revan nggak bakal natap tajam lagi kok sama kamu. Kalo bang Revan natap tajam kamu. Abang bakal cubit bang Revan."ucap Berli mencoba menenangkan Cariesta dengan sedikit candaan.Cariesta tertawa kecil,"emang Abang berani nyubit bang Revan?"tanya Cariesta.
"Sebenarnya,Abang nggak berani nyubit abang kamu yang satu itu. Tapi demi kamu abang berani-beraniin aja deh hehe,"kata Berli dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Cariesta hanya terkekeh lalu ia melepaskan pelukannya.
"Eh beneran, masa kamu nggak percaya kalau abang bakal berani nyubit bang Revan?"kata Berli meyakinkan Cariesta.
"Iya deh percaya,tapi sedikit aja jangan banyak-banyak."ucap Cariesta dengan mencontoh"sedikit" dengan jarinya."Yah,masa sedikit sih?"ucap Berli berpura-pura kesal dengan memajukan bibirnya.
Cariesta pun tertawa tapi kali ini dengan terbahak, walaupun masih sedikit sesegukan efek kelamaan menangis.
"Nah,kalo kamu ketawa kayak gini kan jadi cantik."ucap Berli.
"Oh jadi kalo Salsa nggak ketawa,Salsa nggak cantik gitu?"tanya Cariesta galak.
Berli langsung gelagapan,"salah ngomong kan gue,"batin Berli."Eeh,nggak gitu. Maksudnya kalo kamu ketawa Cantik nya berkuadrat tau nggak?"ucap Berli, Cariesta pun hanya membalas dengan mengangguk-angguk.
Tak lama kemudian, keluarga mereka (-Revan) pun kembali masuk ke dalam ruang inap Cariesta.
"Sayang, mata kamu kok sembab gini sih?"tanya Ibu Chintia seraya mengelus kelopak mata Cariesta.
"Enggak papa kok ibu. Tadi bang Berli bikin aku ketawa sampai nangis,jadi mata aku sembab deh."jawab Cariesta dengan riang.
"Masa sih kak? Bang Berli nggak bikin kakak nangis kan?"tanya Elva dengan melayangkan tatapan mengintimidasi nya ke arah Berli.
Jangan lupa vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cariesta (End)
Teen FictionDifa Cariesta Salsabila siswa kelas 12 di SMA Chandra Bakti yang hanya dikenal oleh teman-teman seangkatannya. Cariesta itu nggak suka yang namanya keributan dia akan mengalah ketika berdebat kecuali ketika ia berdebat dengan Dirgantara Saputra si s...