Warning typo bertebaran!!
Happy reading ❤️"Esta nggak papa kok ibu,"jawab Cariesta dengan meneteskan air matanya terharu karena sudah lama tidak di peluk oleh ibu Chintia.
"Kamu diem di sini dulu jangan kemana-mana ya sayang? Ibu mau manggil dokter dulu!"kata ibu Chintia lalu beranjak akan pergi memanggil dokter tetapi Cariesta mencekal tangan ibu Chintia.
"Apa sayang? Ibu kan mau manggil dokter dulu."tanya ibu Chintia ketika menoleh ke arah Cariesta.
Cariesta menggeleng dan ketika akan berbicara ibu Chintia menyela.
"Kamu takut? Nggak papa sayang ada ayah kok di kamar mandi,"jelas ibu Chintia dengan mengelus rambut Cariesta.
"Bukan ibu,"geleng Cariesta.
"Loh terus kenapa sayang?"tanya ibu Chintia.
"Itu ibu!"tunjuk Cariesta pada saklar yang ada di atas nya.
"Itu apa sayang?"tanya ibu Chintia lagi karena masih belum mengerti.
"Udah ah ibu mau manggil dokter dulu,"sambung Ibu Chintia seraya akan pergi tapi lagi-lagi Cariesta memanggil ibu Chintia.
"Kenapa lagi sayang?"tanya ibu Chintia dengan tidak sabar.
"Itu ibu tinggal pencet bell yang tadi aku tunjukkin jadi ibu nggak usah ke luar."sontak ibu Chintia pun salah tingkah karena merasa malu.
"Kenapa nggak bilang dari tadi sih ta?"tanya ibu Chintia dengan masih salah tingkah lalu segera memencet saklar yang ada di atas Cariesta.
"Ibu sih Esta mau bilang malah di potong-potong terus,"kata Cariesta seraya terkekeh kecil merasa lucu dengan kelakuan ibunya yang sedang salah tingkah.
"Kamu ya ibunya malu malah ketawa,"kata ibu Chintia lalu mencubit pipi Cariesta gemas lalu mengecup kening Cariesta.
"Ehehe maafin Esta ya ibu?"pinta Cariesta lalu memeluk ibunya.
"Iya sayang nggak papa,ibu juga minta maaf ya karena perilaku ibu selama ini."kata ibu Chintia kembali meneteskan air matanya.
"Ibu nggak usah minta maaf sama Estaa,ibu kan nggak punya salah sama Esta."tutur Cariesta seraya menghapus air mata ibu Chintia lalu mereka kembali berpelukan.
Tanpa mereka sadari ada satu orang yang sedari tadi melihat interaksi mereka.
"Ayah seneng kalian kayak gini dan ayah berharap kalian bakal gini terus sampai akhir."batin ayah Andika. Ya orang yang dari tadi melihat interaksi mereka adalah ayah Andika.
Tak lama pun terdengar ada yang mengetuk pintu ruangan inap Cariesta, ternyata itu adalah dokter dan suster.
Dokter pun memeriksa Cariesta, dokter mengajak ayah Andika keluar untuk berbicara. Sesampainya di luar ruangan inap Cariesta dokter berucap,"Alhamdulillah keadaan Cariesta sudah membaik tapi operasi harus tetap di lakukan. Apa ibu dan bapak sudah menyiapkan nya?"
"Belum dok tapi insyaallah secepatnya akan kami siapkan."kata ayah Andika yang diangguki dokter. Lalu dokter pun pamit untuk kembali memeriksa pasien lain. Sepeninggalan dokter ayah Andika pun kembali masuk ke dalam ruang inap Cariesta.
"Apa kata dokter yah? Apa aku udah boleh pulang?"tanya Cariesta dengan tergesa-gesa,ayah Andika pun terkekeh.
"Belum lah sayang masa baru sadar udah pulang aja,"kata ayah Andika."Tapi kan Esta mau pulang! Esta juga kangen sama Elva,"ujar Cariesta seraya memajukan bibirnya.
"Sabar ya sayang, nanti sepulang sekolah Elva bakal dateng ke sini sama nenek kakek kok,"ucap ibu Chintia seraya mengelus rambut Cariesta dengan sayang.
"Beneran ibu?"tanya Cariesta antusias.
"Iya sayang. Sekarang Esta makan dulu ya?"kata ibu Chintia lalu menyuapi makan Cariesta sampai habis.
Sedangkan di lain tempat,
Jangan lupa vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cariesta (End)
Teen FictionDifa Cariesta Salsabila siswa kelas 12 di SMA Chandra Bakti yang hanya dikenal oleh teman-teman seangkatannya. Cariesta itu nggak suka yang namanya keributan dia akan mengalah ketika berdebat kecuali ketika ia berdebat dengan Dirgantara Saputra si s...