Part 13

72 19 0
                                    

Warning typo bertebaran!!
Happy reading ❤️

"Waalaikumsalam,"ucap Dokter Reina seraya melihat Cariesta sampai Cariesta menghilang dari balik pintu.

"Ya tuhan tabahkan lah dia jangan sampai dia merasa sedih dengan keadaannya yang sekarang,"batin Dokter Reina lalu mengelap air mata yang mengalir di pipinya.

Setelah dari ruangan Dokter Reina Cariesta pun memutuskan untuk pergi ke cafe yang telah di rintis oleh dirinya sendiri sejak dia SMP.

Sesampainya di cafe Cariesta memarkirkan motornya di tempat parkir yang di sediakan oleh cafe miliknya.

Kring

Suara bell ketika Cariesta membuka pintu cafe.

"Selamat datang di cafe kami,"ucap pelayan cafe miliknya tanpa melihat ke arah Cariesta.

"Yaelah kak kayak sama siapa aja,"ucap Cariesta dengan terkekeh.

"Eh de kirain siapa,"ucap Via.

"Hehehe kak Gian ada?"tanya Cariesta pada Via.

"Ada noh di ruangan nya."ucap Via sambil menunjuk ke arah ruangan yang ada di lantai dua.

"Oke kalo gitu aku ke ruangan kak Gian dulu yah kak,"pamit Cariesta.

"Oke,"ucap Via.

Cariesta pun menaiki tangga menuju ruangan Gian. Sesampainya di depan ruangan Gian, Cariesta langsung membuka pintu ruangan Gian.

"Assalamualaikum kak ak..."ucap Cariesta terpotong ketika melihat ada Davin suami Gian.

"Ehehe maaf kak ganggu ya? Aku keluar aja deh hehe,"ucap Cariesta seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Nggak ganggu kok dek sini masuk,"ucap Gian.

"Iya santai aja kayak sama siapa aja kamu ini,"ucap Davin.

Cariesta pun duduk di sofa yang ada di ruangan Gian.

"Tumben ke cafe ada keperluan apa?"tanya Gian ketika sudah duduk di sofa sebelah Cariesta.

"Nggak ada sih cuma mau mantau aja sekalian lewat juga sih,"jelas Cariesta.

"Oh gitu, Cafe aman kok de malah makin ke sini makin banyak pengunjung nya."ucap Gian.

"Ah Alhamdulillah kalo begitu."ucap Cariesta.

"Kabar Revan gimana de? Katanya udah di Jakarta ya sekarang?"tanya Davin yang juga merupakan teman SMA Revan.

"Nggak tau juga sih bang aku belum ketemu sama bang Revan, kemarin aku ke rumah Umi Freya bang Revan nya masih kerja jadi nggak ketemu,"jelas Cariesta dengan cemberut.

Davin dan Gian terkekeh melihat ekspresi wajah Cariesta.

"Lucu banget sih kamu,"ucap Gian mencubit pipi Cariesta yang Chubby.

"Ih sakit tau kak,"ucap Cariesta semakin memajukan bibirnya kesal.

Davin pun mengacak rambut Cariesta yang sudah ia anggap sebagai adiknya.

"Keadaan kamu gimana de?"tanya Davin.

"Aku baik bang emang nggak lihat aku bugar kayak gini,"ucap Cariesta.

"Bukan itu maksud abang,kamu beneran nggak mau kemoterapi aja de?"tanya Davin.

"Apa sih bang aku nggak kemoterapi aja sehat-sehat aja kan bang jadi nggak perlu yang namanya operasi-operasi segala."ucap Cariesta dengan tersenyum manis yang membuat Davin dan Gian sedih melihatnya.

"Kakak mohon de kamu mau ya kemo,"mohon Gian seraya memegang tangan Cariesta.

"Kakak tenang aja aku nggak bakal apa-apa kok, ya udah aku pulang dulu ya kak."pamit Cariesta pada mereka karena tak ingin membahas tentang hal ini lagi.

"Kamu selalu aja ngehindar kalo kita bicara tentang ini, abang mohon de jangan kayak gini de kita pengen kamu sembuh!"ucap Davin lirih yang membuat Cariesta yang hendak beranjak dari sana pun terdiam.

Jangan lupa vote ❤️

Cariesta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang