Part 47

55 4 0
                                    

"Jadi kita bisa melakukan operasi nya sekarang kan dok?"tanya Rizky.

"Begini pak, dikarenakan kondisi Cariesta yang sedang drop untuk sementara waktu kita tidak bisa melakukan operasinya, karena ditakutkan akan terjadi sesuatu pada Cariesta."jelas Dokter Reyna.

"Lalu kapan operasinya bisa dilakukan dok?"tanya ayah Andika.

"Lebih bagus lagi operasi dilakukan saat Cariesta sudah melewati masa komanya, namu dikarenakan ini darurat,kita akan melakukan operasi setelah keadaan Cariesta lebih stabil pak."jelas Dokter Reyna.

"Baik kalau begitu terimakasih dok,kami permisi."pamit Rizky lalu keluar dari ruangan dokter Reyna diikuti oleh ayah Andika.

"Bagaimana? Operasi nya bisa langsung dilakukan secepatnya kan?"tanya Oma ketika melihat ayah Andika dan Rizky sudah kembali dari ruang dokter Reyna.

Ayah Andika dan Rizky hanya menjawab dengan gelengan kepala. Semua orang yang melihat itu menjadi lemas.

"Dokter Reyna bilang, kita baru bisa melakukan operasinya ketika kondisi Cariesta sudah membaik."jelas Rizky.

"Kita berdoa saja semoga kondisi Cariesta segera membaik."ucap Ayah Andika yang diaamiini oleh yang lain.

"Kalau begitu kami izin pamit untuk pulang terlebih dahulu ya?"pamit ayah Andika dan keluarga, karena ia tahu bahwa Rizky dan keluarga nya ingin bersama Cariesta lebih lama lagi.

"Tapi..."ucapan ibu Chintia tapi terlebih dahulu dipotong oleh ucapan kakek Cariesta.

"Sudahlah nak,lebih baik kita pulang terlebih dahulu. Nanti sore kita kembali lagi kesini ya?"ucap kakek Cariesta yang mau tidak mau diangguki oleh Ibu Chintia.

"Kami pamit. Titip Cariesta juga ya? Nanti ketika ada perkembangan apapun tentang Cariesta tolong kabari kami ya?"pesan Kakek Cariesta seraya pamit.

"Pasti,kami pasti akan langsung memberi kabar jika ada apa-apa tentang Cariesta."jawab Opa Cariesta seraya tersenyum.

Kakek Cariesta dan keluarga pun beranjak dari ruang tunggu ICU.

Sepeninggalan keluarga kakek Cariesta, Rizky pun menghampiri kaca yang memperlihatkan Cariesta yang berada di ruang ICU dengan alat-alat yang terpasang di tubuhnya.

"Anak papa,maafin papa ya karena baru jenguk kamu. Maaf juga karena selama ini papa udah benci sama kamu. Cepat sadar ya sayang? Papa pengen ngobrol sama anak papa."ucap Rizky lirih seraya meneteskan air mata.

Opa yang melihat Rizky menangis pun menghampiri dan merangkul bahu Rizky.

"Sabar nak,kita berdoa saja semoga Cariesta segera sadar,dan bisa segera melakukan operasi."ucap Opa menenangkan Rizky.

Ketika mereka sedang terhanyut dengan pikirannya masing-masing, terdengar suara nyaring dari dalam ruang ICU lebih tepatnya dari alat pendeteksi detak jantung Cariesta.
Sontak mereka yang berada di luar ruangan panik, Daniel pun bergegas memanggil Suster dan Dokter.

Setelah berhasil memanggil Suster, Daniel kembali bersama Dokter dan beberapa suster.

"Dok, ada apa dengan anak saya? Dia baik-baik saja kan?"tanya Rizky mencegah Dokter Reyna yang hendak masuk ke dalam ruang ICU.

"Mohon pengertiannya ya pak. Saya sekarang harus segera masuk dan mengecek keadaan Cariesta. Jadi,bapak dimohon untuk menunggu setelah saya mengecek keadaan Cariesta jika ingin bertanya."jawab Dokter Reyna dengan cepat lalu ia bergegas masuk ke dalam ruang ICU.

"Kamu yang tenang Rizky, kita berdoa saja semoga Cariesta tidak kenapa-kenapa."Opa merangkul bahu Rizky menangkan agar anaknya tidak terlalu histeris.

Sedangkan Oma sudah terduduk lemas di bangku dengan di rangkul oleh mama Dina yang sudah terisak-isak.
Sedangkan Daniel dan Papa Ari termenung dan berdoa dalam hati.


Jangan lupa vote ❤️

Cariesta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang