Part 46

52 5 2
                                    

"Assalamualaikum,"ucap Daniel,Rizky,Mama Dina,Papa Ari, Oma dan Opa.

"Waalaikumsalam,"ucap keluarga Cariesta yang keberadaannya sudah ada di rumah sakit kecuali para anak-anak karena mereka harus sekolah. Sedangkan Daniel? Ia membolos sekolah karena ingin ikut ke rumah sakit.

"Kamu? Ngapain kamu disini?"bentak Ibu Chintia seraya menunjuk kearah Rizky.

"Bukannya kamu tidak mau mendonorkan sumsum kamu buat Cariesta? Sekarang kamu ngapain disini? Mau lihat seberapa menderitanya Cariesta karena tidak segera mendapatkan donor sumsum iya?"sambung ibu Chintia masih dengan nada membentak.

"Sabar Chin,inget ini di rumah sakit!"ucap Ayah Andika menginginkan ibu Chintia seraya merangkul bahu istrinya.

"Huh,"Ibu Chintia menghela napasnya.
"Jadi ada keperluan apa kalian ke sini? Apalagi kamu!"tanya Ibu Chintia seraya menunjuk Rizky.

"Begini,kita ke sini ingin menjenguk Cariesta sekaligus membawa kabar baik."ucap Mama Dina.

"Kabar baik?"tanya Ibu Chintia bingung.

"Iya. Adik ipar saya yang tidak lain adalah Rizky sudah bersedia untuk mendonorkan sumsum tulang belakang nya untuk Cariesta."jelas Mama Dina.

Keluarga Cariesta terkejut mendengar pernyataan Mama Dina.

"Benarkah begitu?"tanya Ibu Chintia dengan bahagia.

"Iya. Maaf kan saya karena terlambat menyesali kekhilafan saya. Tapi sekarang saya sadar bahwa yang membuat Maudy pergi bukanlah Cariesta tapi itu semua karena takdir."ucap Rizky.

Keluarga Cariesta mengucapkan Alhamdulillah secara serentak.

"Kalau begitu,mari kita bertemu dengan dokter untuk menanyakan kapan kita bisa melakukan donor sumsum untuk Cariesta."ajak Ayah Andika.

Ayah Andika dan Rizky pun langsung menuju ke ruang dokter Reyna.Sedangkan yang lainnya menunggu di depan ruang ICU.

"Subhanallah,ponakan Tante cantik banget. Dia persis seperti Maudy."ucap Mama Dina ketika melihat Cariesta dari kaca.

"Iya mba. Mereka sama persis,bahkan perilakunya pun sama dengan mba Maudy."ucap Ibu Chintia mengiyakan ucapan Mama Dina,seraya mengingat-ngingat kenangannya bersama sang kakak.

"Sabar ya Chintia? Maudy diatas sana pasti senang karena semua orang sudah mengikhlaskan kepergian nya. Bahkan suaminya pun sudah mengikhlaskan kepergian nya dan sudah mau menerima kembali anak nya."ucap Mama Dina seraya mengelus punggung Ibu Chintia.

"Iya mba,Mba Maudy pasti sangat senang."ucap ibu Chintia.

Ayah Andika dan Rizky pun sudah sampai di ruang dokter Reyna.
"Jadi ada keperluan apa bapak-bapak ini kemari?"tanya dokter Reyna dengan sopan. Ia sedikit bingung ketika melihat Rizky karena baru kali ini ia melihat Rizky diantara keluarga Cariesta.

"Sebelumnya perkenalkan ini Rizky,ayah kandung Cariesta."jelas ayah Andika paham dengan kebingungan dokter Reyna.

"Jadi selama ini Cariesta bukan anak anda?"tanya dokter Reyna terkejut mendengar perkataan Ayah Andika.

"Betul dok, Cariesta adalah anak Rizky dengan kakak ipar saya."jawab ayah Andika.

"Jadi kita bisa melakukan operasi nya sekarang kan dok?"tanya Rizky.

"Begini pak, dikarenakan kondisi Cariesta yang sedang drop untuk sementara waktu kita tidak bisa melakukan operasinya, karena ditakutkan akan terjadi sesuatu pada Cariesta."jelas Dokter Reyna.

"Lalu kapan operasinya bisa dilakukan dok?"tanya ayah Andika.

"Lebih bagus lagi operasi dilakukan saat Cariesta sudah melewati masa komanya, namu dikarenakan ini darurat,kita akan melakukan operasi setelah keadaan Cariesta lebih stabil pak."jelas Dokter Reyna.

"Baik kalau begitu terimakasih dok,kami permisi."pamit Rizky lalu keluar dari ruangan dokter Reyna diikuti oleh ayah Andika.


Jangan lupa vote ❤️

Cariesta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang