Cariesta melihat ke sekeliling, ternyata ada banyak orang di ruang inapnya padahal tadi ia hanya melihat ayah Andika,ibu Chintia,Umi Freya,nenek dan kakeknya saja.Tanpa sengaja netra Cariesta melihat seorang laki-laki yang sangat ia rindukan.
"Abang?"ucap Cariesta antusias dengan masih menatap Revan. Sedangkan Revan menatap lekat pada Cariesta.
Revan pun beranjak dari duduknya dan menghampiri Cariesta yang menatapnya dengan rindu.
"Salsa kangen banget sama abang. Abang kemana aja sih?"tanya Cariesta seraya memeluk pinggang Revan, ketika Revan sudah berdiri di sisi ranjang.
"Maaf ya? Abang kan sekarang udah kerja jadi sibuk. Salsa sakit kok nggak bilang sama abang hm?"tanya Revan sambil mengelus rambut panjang Cariesta.
"Salsa nggak sakit kok bang. Salsa cuma kangen sama abang!"ujar Cariesta seraya mendongakkan kepalanya menatap Revan.
"Salsa jangan bohong sama abang! Sejak kapan kamu sakit kayak gini?"tegas Revan melepaskan pelukan Cariesta dengan sedikit kasar.
"Ih salsa nggak sakit kok. Salsa kemarin cuma kecapean tau."bantah Cariesta dengan memajukan bibirnya.
"Jujur sama abang. Sejak kapan kamu sakit kayak gini?"tanya Revan dengan menatap tajam Cariesta.
Cariesta yang melihat Revan menatap tajam dirinya, langsung menunjukkan kepalanya. Karena jujur baru pertama kali ia ditatap tajam oleh Revan.
"Bang,jangan lihat Salsa kayak gitu!"ucap Berli ketika melihat Cariesta yang menunduk.
Revan melihat kearah Berli,ia menghela napas berat ketika menoleh kearah Cariesta,dan melihat Cariesta yang seperti sedang ketakutan. Revan berlutut agar menyamakan tinggi badannya dengan Cariesta yang sedang duduk di Brankar.
"Maafin abang ya? Abang cuma pengen Salsa jujur sama abang."ucap Revan dengan lembut. Cariesta pun menatap Revan. Matanya berkaca-kaca dan tanpa terasa air matanya luruh ke pipinya.
"Sstt,jangan nangis okey? Maafin abang ya sayang?"mohon Revan seraya menghapus air mata Cariesta.
Cariesta pun membuang muka ke samping. Ia kecewa dan marah karena baru kali ini Revan menatap tajam dirinya.
"Huft, maafin abang. Abang nggak sengaja sayang,"Revan menghela napas,dan meminta maaf lagi pada Cariesta. Tetapi Cariesta tidak menanggapi itu.
"Udah lah Van, Cariesta masih marah sama kamu. Dia butuh waktu sendiri dulu."bisik kakek Cariesta seraya menepuk pundak Revan.
Revan pun berdiri,lalu ia mengelus puncak kepala Cariesta."Yaudah kalo kamu belum maafin abang. Abang beliin makanan dulu ya?"pamit Revan lalu beranjak keluar dari ruang inap Cariesta diikuti oleh Deva.
Berli memberi isyarat kepada mereka yang masih ada di dalam ruang inap Cariesta.
"Esta istirahat aja ya kita mau ke kantin dulu. Kamu disini sama bang Berli ya?"kata ayah Andika mengerti isyarat dari Berli. Cariesta hanya mengangguk dengan lemah masih dengan menundukkan kepalanya.
"Esta jangan nangis lagi ya? Ibu tinggal dulu!"ucap Ibu Chintia seraya mengecup kening Cariesta pelan. Mereka pun keluar dari ruangan Cariesta,dan hanya menyisakan hening di ruang itu.
Berli menghampiri Cariesta yang masih setia menunduk. "Sayang? Princess nya abang jangan nunduk dong,nanti mahkota kamu jatuh sayang,"ujar Berli sedikit bercanda, Cariesta pun menatap Berli dengan berkaca-kaca. Berli pun merengkuh tubuh Cariesta. Cariesta pun membalas pelukan Berli. Tak lama Berli merasakan basah di bajunya. Ternyata Cariesta menangis. "Sstt,jangan nangis ya?"ucap Berli seraya mengelus punggung Cariesta.
Bersambung...
Jangan lupa vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cariesta (End)
Genç KurguDifa Cariesta Salsabila siswa kelas 12 di SMA Chandra Bakti yang hanya dikenal oleh teman-teman seangkatannya. Cariesta itu nggak suka yang namanya keributan dia akan mengalah ketika berdebat kecuali ketika ia berdebat dengan Dirgantara Saputra si s...