Part 42

50 5 0
                                    

"Iya,dia adalah sepupu kamu,dia anaknya Rizky om kamu."jawab Opa mengiyakan ucapan Daniel.

Teman-teman Cariesta yang mendengar itu pun sama terkejutnya dengan Daniel. Mereka tidak menyangka bahwa Daniel dan Cariesta satu keluarga.

Sedangkan Daniel ia bingung harus senang atau sedih. Disatu sisi ia senang karena memiliki adik perempuan dan disisi lain ia sedih karena baru mengetahui nya ketika Cariesta dalam keadaan koma.

"Jadi,om Rizky nggak mau ngedonorin sumsum tulang belakang nya buat Cariesta?"tanya Dirga merasa tak percaya, karena selama ini om nya yang satu itu dikenal olehnya sebagai orang yang baik dan tak segan untuk menolong siapapun. Tapi kenapa ia tidak mau menolong Cariesta yang notabene nya adalah anak kandungnya sendiri.

Opa yang mengerti apa yang dipikirkan oleh Daniel pun berbicara,"om kamu itu menganggap Cariesta penyebab istrinya meninggal,jadi dia membenci Cariesta."jelas Opa.

"Kalo gitu,biar Daniel yang bujuk om Rizky. Daniel bakal pastiin om Rizky mau buat Donorin sumsum nya buat Cariesta."ucap Daniel,ia bertekad untuk membuat Cariesta sembuh apapun caranya. Ia tidak mau adik perempuan yang sangat didambakan oleh keluarga nya harus pergi sebelum mereka bersama-sama.

"Makasih ya nak Daniel."ucap Ayah Andika dan Ibu Chintia.

"Om sama Tante nggak usah berterimakasih sama saya, karena bagaimanapun Cariesta adalah adik saya. Yaudah kalo begitu saya pamit pulang dulu."ucap Daniel seraya pamit karena saat melihat jam tangannya ternyata sudah sore dan ia tidak mengabari orang rumah.

"Iya kita juga pamit om,Tante,kek,nek,bang."ucap Rasya mewakili temannya yang lain.

"Iya, hati-hati di jalan ya?"pesan keluarga Cariesta serentak.

"Ayo ga,kita pulang."ajak Disa.

"Enggak,gue mau nungguin Caca aja."tolak Dirga dengan suara serak karena terlalu banyak menangis.

"Tapi ga,lo harus istirahat. Besok kita ke sini lagi ya?"bujuk Disa,tapi Dirga masih tetap ngotot tidak mau pulang. Semua teman-teman nya sudah membujuk Dirga,tapi nihil Dirga tetap tidak mau pulang dan ingin menunggu Cariesta di rumah sakit.
Hingga,"Lebih baik kamu pulang terlebih dahulu. Pasti orang tuamu khawatir karena kamu tidak pulang."saran Bang Berli karena merasa prihatin dengan keadaan Dirga yang saat ini terlihat kacau.

"Gapapa bang,saya mau disini saja,saya ingin menunggu Cariesta hingga dia sadar."ucap Dirga masih dengan pendirian nya untuk tidak pulang.

"Tapi..."perkataan bang Berli terpotong oleh Bang Revan,"udahlah biarin aja."
Dirga yang mendengar itu pun tersenyum karena bang Revan mengizinkannya untuk menunggu Cariesta tapi,Dirga langsung melunturkan senyumnya ketika Bang Revan kembali membuka suara.
"Tapi jangan berharap kamu akan menemui Cariesta lagi."sambung Bang Revan,mau tidak mau Dirga pun ikut pulang bersama teman-temannya.

"Ah iya nak Andika, ambillah kartu Kredit ini."ucap Omanya Cariesta seraya menyodorkan sebuah kartu kredit ke ayah Andika.

"Tidak usah Bu,saya masih sanggup untuk membayar tagihan rumah sakit."tolak ayah Andika.

"Bukan maksud saya meremehkan nak Andika dalam hal ekonomi,tapi ini adalah bentuk dari tanggung jawab kami sebagai keluarga Cariesta."ucap Omanya Cariesta.

"Iya, ambillah kami sangat berterimakasih kepada nak Andika karena sudah merawat cucu kami sampai sekarang."ucap Opanya Cariesta.

"Tidak apa-apa, Cariesta juga sudah saya anggap sebagai anak kandung saya."ucap Ayah Andika.

"Yasudah, ambillah nak hanya ini yang bisa kami lakukan untuk menebus bertahun-tahun lamanya kami tidak memberikan apapun untuk Cariesta."ucap Omanya Cariesta dengan nada sedih.


Jangan lupa vote ❤️

Cariesta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang