Warning typo bertebaran!!
Happy reading ❤️"Ayo tuan bawa non Cariesta ke rumah sakit!"ajak bi Sumi.
"Iya bi, bibi tolong siapin baju Cariesta ya nanti bibi nyusul ke rumah sakit pake taksi aja ya bi."tutur Andika lalu dengan segera membopong tubuh Cariesta ke mobilnya.
"Sabar ya sayang,kita ke rumah sakit sekarang,"gumam Andika ketika sudah membaringkan Cariesta di kursi penumpang.
Sedangkan bi Sumi segera menaiki tangga menuju lantai dua tepatnya kamar Cariesta.
Setelah mengemasi baju-baju yang sekiranya akan dipakai oleh Cariesta bi Sumi pun bergegas menuju lantai bawah tapi ketika akan menuruni tangga Ibu Chintia memanggil bi Sumi.
"Bi,mau kemana?"tanya ibu Chintia.
"Anu nyonya saya mau ke rumah sakit."jawab bi Sumi.
"Loh emang siapa yang sakit?"tanya ibu Chintia.
"Itu nyonya tadi non Cariesta pingsan."jawab bi Sumi lagi.
"Terus di bawa ke rumah sakit sama siapa?"tanya ibu Chintia dengan nada khawatir.
"Sama tuan Andika nyonya,"jawab bi Sumi.
"Ya udah ayo kita susul sekarang bilang,"ajak ibu Chintia lalu dengan tergesa-gesa menuruni tangga dan menunggu taksi yang lewat.
Sedangkan ayah Andika sudah berada di rumah sakit lalu membawa Cariesta ke dalam.
Cariesta pun di bawa masuk ke ruang UGD.
"Ya Allah tolonglah anak hamba ya Allah."ayah Andika berdoa pada sang khalik sembari meneteskan air mata.
Tak lama kemudian ibu Chintia dan bi Sumi datang menghampiri ayah Andika.
"Gimana keadaan Cariesta mas?"tanya ibu Chintia dan di jawab gelengan oleh ayah Andika.
Sudah hampir tiga puluh menit mereka menunggu dengan gelisah lalu dokter pun keluar dari UGD.
"Dok gimana keadaan anak saya dok?"tanya ayah Andika ketika melihat dokter keluar dari UGD.
"Bisa kita bicara di ruangan saya saja?"tanya dokter.
Akhirnya ibu Chintia dan ayah Andika mengikuti dokter menuju ruangan dokter.
Sesampainya di ruangan dokter, mereka pun duduk."Jadi gimana dok keadaan putri saya?"tanya ayah Andika.
"Begini pak,menurut catatan medis yang ada di rumah sakit ini,anak bapak dan ibu sering datang ke rumah sakit ini untuk check up ke dokter Reina,"jelas dokter kepada ayah Andika dan ibu Chintia yang sontak membuat mereka terkejut mendengar ucapan dokter.
"Anak saya sering check up ke rumah sakit ini dok? Tapi anak saya sakit apa dok?"tanya ayah Andika dengan menggebu-gebu.
"Begini pak anak bapak dan ibu sebenarnya menderita kanker darah dan seharusnya ia melakukan kemoterapi dari beberapa hari yang lalu tapi anak bapak dan ibu menolak untuk di kemo."
Degg
Ayah Andika dan ibu Chintia sontak menegang mendengar ucapan dokter.
"Nggak mungkin dok anak saya nggak mungkin sakit kanker darah kan dok?"ucap ibu Chintia tidak percaya dan mulai meneteskan air matanya.
"Saya berbicara jujur Bu dan ini rekam medis anak ibu dan bapak."ucap Dokter seraya menyodorkan sebuah map yang langsung di terima oleh ayah Andika.
Ayah Andika yang melihat isi map tersebut pun tidak kuasa menahan air matanya.
"Ini bohong kan mas? Nggak mungkin Cariesta sakit kanker darah, nggak nggak mungkin."histeris ibu Chintia setelah membaca isi map tersebut.
"Sabar Chintia aku juga nggak percaya tapi inilah kenyataan nya,"ucap Ayah Andika lalu memeluk tubuh ibu Chintia.
"Lalu apa yang harus kita lakukan agar anak saya bisa sembuh dok?"tanya ayah Andika.
"Karena anak ibu dan bapak sudah melewati beberapa kemoterapi nya terpaksa kami harus melakukan pencangkokan sumsum tulang belakang."tutur dokter yang membuat ayah Andika dan ibu Chintia terdiam.
Sorry nih kalo banyak salah terutama yang tentang penyakit soalnya aku cuma baca-baca di google terus sedikit ditambah dari imajinasi jadi harap maafkan saya kalo banyak salahnya 🙏
Jangan lupa vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cariesta (End)
Teen FictionDifa Cariesta Salsabila siswa kelas 12 di SMA Chandra Bakti yang hanya dikenal oleh teman-teman seangkatannya. Cariesta itu nggak suka yang namanya keributan dia akan mengalah ketika berdebat kecuali ketika ia berdebat dengan Dirgantara Saputra si s...