"Baiklah terimakasih. Jika tidak ada halangan saya akan berkunjung ke sana sore ini. Yasudah saya hanya ingin bertanya itu. Assalamualaikum."ucap Opanya Cariesta.
"Waalaikumsalam."jawab ayah Andika lalu mematikan ponselnya dan menyimpannya kembali ke dalam sakunya.
"Opanya Esta bakal ke sini mas?"tanya Ibu Chintia.
"Iya, beliau bilang akan datang sore ini."jawab ayah Andika.
"Assalamualaikum,"salam teman-teman Cariesta yang baru saja datang ke rumah sakit dan melihat keluarga Cariesta yang ada di luar ruang inap Cariesta.
"Waalaikumsalam,"jawab keluarga Cariesta.
Teman-teman Cariesta pun menyalami ayah Andika,ibu Chintia,umi Freya,Abi Atmaja,nenek serta kakeknya Cariesta.
"Kok pada di luar sih Dev?"celetuk Rasya, teman-teman Cariesta sontak menatap tajam Rasya.
"Untuk sementara kalo kita mau ngejenguk Salsa,kita harus bergantian."jelas Deva.
"Emang kenapa?"tanya Chika merasa bingung.
"Karena Dia dipindahkan ke ruang ICU."jawab Deva. Seketika mereka menegang apalagi Dirga ia langsung terduduk lemas di kursi mendengar perkataan Deva.
"Kenapa Cariesta bisa sampai seperti ini?"tanya Liona dengan lirih Bryan pun langsung menarik Liona ke dalam pelukannya.
"Ayah kandung Salsa nggak mau ngedonorin sumsum tulang belakang nya ke Salsa. Jadi dia sekarang dinyatakan koma oleh Dokter."jelas Deva. Teman-teman Cariesta yang mendengar perkataan Deva sontak histeris, mereka tak menyangka Cariesta akan koma padahal kemarin-kemarin mereka masih berbincang bahkan bercanda dengan Cariesta. Apalagi Dirga ia sangat terpukul karena baru beberapa hari yang lalu ia menyatakan perasaannya pada Cariesta,tapi sekarang ia harus mendengar pernyataan pahit ini.
"Caca kamu nggak bakal kenapa-kenapa kan? Kamu pasti kuat ca."batin Dirga,ia terisak-isak seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Disa yang melihat sang kembaran yang sangat terpukul pun langsung duduk di samping Dirga lalu memeluknya seraya membisikkan kata-kata yang sekiranya akan menenangkan Dirga.
"Gue belum ajak Caca jalan-jalan sa,"lirih Dirga dengan terisak.
"Iya. Nanti setelah Difa sadar Lo bawa dia jalan-jalan ya? Dia pasti seneng banget karena di bawa jalan-jalan sama pacarnya."ujar Disa menenangkan Dirga masih dengan memeluk tubuh kembarannya.
Liona, Bryan,Chika,dan Arka memutuskan untuk melihat Cariesta dari luar ruang ICU yang memang terdapat kaca untuk melihat ke dalam.
Sedangkan yang lainnya menunggu di depan ruang inap Cariesta."Ta,Lo nggak kasihan sama bos gue,sama pacar gue juga sama temen-temen lo yang sedih karena denger berita kalo Lo koma? Sadar ta, gue tau Lo pasti kuat."ucap Bryan.Ia juga sama sedihnya dengan yang lain karena bagaimanapun Cariesta adalah yang selalu membantu dirinya ketika Liona sedang ngambek padanya. Cariesta juga sudah banyak membantu dirinya dalam hal apapun yang bisa Cariesta bantu.
"Difa lo bilang bakal kasih contekan pas ulangan Fisika tapi lo kok malah asik tidur sih dif? Lo nggak lupa kan sama janji lo?"lirih Liona seraya menatap Cariesta yang terbaring lemah dengan peralatan medis yang menempel di tubuhnya.
"Dif,Lo bilang mau traktir gue makan di cafe lo. Bangun yuk Dif,gue kangen banget sama lo."ucap Chika seraya mengelus kaca seakan ia sedang mengelus kepala Cariesta.
Sedangkan Arka,ia hanya diam dan berdoa dalam hati agar sahabat kekasihnya itu bisa segera sadar.
"Dengan kamu koma aja mereka sudah sesedih ini apalagi kalau kamu lebih milih buat pergi dari dunia ini de,"batin Dokter Reyna yang sedari tadi mengamati mereka yang sedang memperhatikan Cariesta dari kaca ruang ICU.
Jangan lupa vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cariesta (End)
JugendliteraturDifa Cariesta Salsabila siswa kelas 12 di SMA Chandra Bakti yang hanya dikenal oleh teman-teman seangkatannya. Cariesta itu nggak suka yang namanya keributan dia akan mengalah ketika berdebat kecuali ketika ia berdebat dengan Dirgantara Saputra si s...