"Bukan maksud saya meremehkan nak Andika dalam hal ekonomi,tapi ini adalah bentuk dari tanggung jawab kami sebagai keluarga Cariesta."ucap Omanya Cariesta.
"Iya, ambillah kami sangat berterimakasih kepada nak Andika karena sudah merawat cucu kami sampai sekarang."ucap Opanya Cariesta.
"Tidak apa-apa, Cariesta juga sudah saya anggap sebagai anak kandung saya."ucap Ayah Andika.
"Yasudah, ambillah nak hanya ini yang bisa kami lakukan untuk menebus bertahun-tahun lamanya kami tidak memberikan apapun untuk Cariesta."ucap Omanya Cariesta dengan nada sedih.
Ayah Andika pun menerima kartu itu karena merasa tidak enak jika ia tidak menerima nya. "Baiklah saya akan menerimanya. Terimakasih banyak sebelumnya."ucap Ayah Andika.
"Tidak,jangan berterimakasih kepada kami, seharusnya kamilah yang berterimakasih kepada nak Andika karena sudah mau menganggap Cariesta sebagai anak sendiri."ucap Omanya Cariesta.
"Kalau begitu kami pamit untuk pulang ya?"pamit Opanya Cariesta.
"Loh,kok sudah mau pulang saja apa anda tidak mau menjenguk Cariesta terlebih dahulu?"tanya kakeknya Cariesta.
"Kebetulan kami sudah menjenguk Cariesta sebelum kami menemui kalian."jelas Omanya Cariesta.
"Begitukah? Kalau begitu hati-hatilah di jalan."pesan kakeknya Cariesta.
Opa dan Omanya Cariesta pun pergi setelah mengucapkan salam.
"Kalian lebih baik pulang biar Revan dan Berli yang menunggu Cariesta."ucap bang Revan.
"Tapi,Elva mau menunggu kak Esta."ucap Elva.
"Sayang,kamu pulang aja ya? Besok kamu sekolah kan?"saran Bang Berli,yang dibalas anggukan kecil oleh Elva.
Mereka pun pulang. Bang Revan dan Bang Berli pun beranjak menuju ruang ICU. Di depan ruang ICU ternyata masih ada Chika,Liona,Bryan dan Arka yang sedang duduk.
"Kalian pulang lah,dan terimakasih sudah menunggu Cariesta."ucap bang Berli.
Mereka berempat pun mengangguk dan menyalami bang Revan dan Bang Berli secara bergantian lalu beranjak untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
Bang Revan dan Bang Berli pun duduk sambil menatap nanar kearah Cariesta dari kaca ruang ICU.
"Sal,kamu kapan bangun sih? Baru sehari aja abang udah kangen sama senyum kamu."batin Bang Berli.
"Sayang,bangun yuk. Abang minta maaf banget sama kamu karena waktu itu abang kelepasan jadi kasar sama kamu."batin Bang Revan.
Sedangkan disisi lain, Daniel saat ini sedang berada di rumah Opa dan Omanya. Ia berniat untuk bertemu dan membicarakan soal Cariesta ke Omnya.
"Bi,lihat om Rizky nggak?"tanya Daniel ke Bibi yang bekerja di rumah Opanya.
"Tuan Rizky tadi ada di ruang kerjanya den."jawab Bibi.
"Yaudah bi makasih."ucap Daniel lalu berjalan menuju ruang kerja Omnya ketika bibi sudah mengangguk.
Tok tok tok
"Siapa?"tanya orang yang berada di dalam ruangan itu yang tak lain adalah om Rizky.
"Daniel om."jawab Daniel.
"Oh Daniel. Masuk aja Niel."ucap Rizky. Daniel pun membuka pintu dan kembali menutupnya ketika ia sudah berada di dalam ruang kerja Rizky.
"Ada apa nih ponakan om? Enggak biasanya kamu mau ketemu sama om."kata Rizky seraya terkekeh kecil.
"Daniel to the point aja ya om. Daniel ke sini mau minta tolong sama om."ucap Daniel to the point.
"Mau minta tolong apa? Om pasti bakal nolongin kamu."ucap Rizky.
"Begini om,Daniel mau minta tolong. Om mau ya ngedonorin sumsum tulang belakang om buat teman Daniel?"tutur Daniel.
Jangan lupa vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cariesta (End)
Ficção AdolescenteDifa Cariesta Salsabila siswa kelas 12 di SMA Chandra Bakti yang hanya dikenal oleh teman-teman seangkatannya. Cariesta itu nggak suka yang namanya keributan dia akan mengalah ketika berdebat kecuali ketika ia berdebat dengan Dirgantara Saputra si s...