"Yaudah kalo gitu Elva pamit ya? Assalamualaikum,"ucap Elva seraya mengecup pipi Cariesta, lalu keluar dari ruang inap Cariesta.
"Btw lo sakit apa Dif?"sontak Cariesta menoleh ke arah Chika.
"Aku harus ngomong apa? Apa aku jujur aja?"batin Cariesta.
"Woyy Dif, ditanya malah ngelamun lo!"sentak Chika.
"Eh, gue emm,"ucap Cariesta lalu kembali terdiam karena merasa bingung. Apakah ia harus berkata jujur,atau merahasiakan ini semua.
"Cerita aja sama kita Dif. Lo percaya sama kita-kita kan?"ucap Disa yang mencoba meyakinkan Cariesta bahwa mereka akan selalu ada disaat suka maupun duka.
"Atau lo mau kita cowok-cowok keluar dulu?"tanya Bryan karena merasa bahwa Cariesta tidak nyaman jika ada mereka para laki-laki mendengarkan ucapan Cariesta.
"Eh,nggak usah."ucap Cariesta menahan agar mereka tidak keluar.
"Kamu cerita aja. Nggak usah sungkan aku kan pacar kamu."ucap Dirga seraya mengelus rambut Cariesta dengan sayang.
"Iya tau yang udah officialan mah. Kita mah para jomblo bisa apa?"kata Rasya dengan nada dibuat-buat.
"Kita? Lo aja kali. Gue udah sama Liona."ujar Bryan yang hanya dibalas dengusan oleh Rasya.
"Udah-udah,itu Cariesta mau cerita, lo berdua malah debat terus."protes Arka pacar Chika yang dari tadi hanya menyimak obrolan mereka.
"Jadi gimana ca? Kamu mau kan cerita sama kita,kamu sakit apa?"tanya Dirga.
"Emm, iya aku mau,"jawab Cariesta dengan yakin."Semoga ini yang terbaik."batin Cariesta.
Teman-teman Cariesta dan Dirga pun menyusun sofa yang ada di ruang inap Cariesta,agar melingkari ranjang Cariesta."Loh kok di pindah-pindah Sofanya?"tanya Cariesta bingung.
"Biar sambil duduk kan enak,ehehe,"jawab Bryan mewakili teman-teman nya.
Cariesta pun hanya manggut-manggut."Udah, ayo mau ngomong apa Dif?"ucap Chika setelah semuanya duduk di sofa, kecuali Dirga yang duduk di kursi dekat ranjang Cariesta.
"Sebenarnya gue,em gue.."
"Rileks ta, nggak usah tegang,kita bukan lagi di kantor polisi kok,"canda Rasya agar Cariesta tidak gugup."Iya,kamu tarik napas dulu ya?"saran Dirga seraya mengusap bahu Cariesta dengan lembut.
"Huh,"Cariesta menghela napasnya.
"Jadi,kata dokter gue mengidap kanker darah,"ucap Cariesta dengan menundukkan kepalanya, karena jujur ia sekarang takut akan meninggalkan dunia ini."Dan dokter memvonis kalo gue nggak dapet pendonor sum-sum tulang belakang gue nggak bakal hidup lebih dari 2 bulan."ucap Cariesta dengan terisak mengingat apa yang dikatakan dokter Reyna beberapa Minggu yang lalu.
Dirga pun bangkit duduk di pinggir ranjang Cariesta,lalu membawa Cariesta ke dalam pelukannya dan ikut menitihkan air matanya.
"Kamu nggak sendiri ca,ada aku sama yang lain."bisik Dirga menenangkan Cariesta.
Teman-teman Cariesta pun tercengang mendengar ucapan Cariesta. Cariesta? Gadis yang selama ini selalu tertawa, gadis yang tidak pernah menampakkan bahwa dirinya sedih, sahabat yang selalu bisa memecahkan masalah yang mereka alami,adik yang selalu berdebat dengannya,partner yang paling bisa diandalkan, kini dia menunjukkan jati dirinya. Menunjukkan bahwa dirinya rapuh dan mengidap penyakit yang tidak bisa diduga oleh mereka semua.
Jangan lupa vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cariesta (End)
Teen FictionDifa Cariesta Salsabila siswa kelas 12 di SMA Chandra Bakti yang hanya dikenal oleh teman-teman seangkatannya. Cariesta itu nggak suka yang namanya keributan dia akan mengalah ketika berdebat kecuali ketika ia berdebat dengan Dirgantara Saputra si s...