"Kamu yang tenang Rizky, kita berdoa saja semoga Cariesta tidak kenapa-kenapa."Opa merangkul bahu Rizky menangkan agar anaknya tidak terlalu histeris.
Sedangkan Oma sudah terduduk lemas di bangku dengan di rangkul oleh mama Dina yang sudah terisak-isak.
Sedangkan Daniel dan Papa Ari termenung dan berdoa dalam hati.Setelah menunggu beberapa menit, Dokter Reyna pun keluar dari ruang ICU.
"Bagaimana dok keadaan anak saya? Dia baik-baik saja kan?"tanya Rizky bertubi-tubi ketika melihat Dokter Reyna keluar dari ruang ICU.
"Tadi detak jantungnya sempat melemah,bahkan hampir tidak berdetak,"Dokter Reyna menarik napasnya, jantungnya berdetak kencang ketika tadi menangani Cariesta. Sedangkan mereka yang mendengar ucapan Dokter Reyna sontak tangis mereka pecah,bahkan Oma kembali terduduk lemas dengan Mama Dina yang setia merangkul bahunya.
"Tapi syukurlah sekarang kondisi Cariesta sudah stabil bahkan sekarang kondisinya lebih baik lagi, dan saya ingin menyampaikan kabar baik,"lanjut Dokter Reyna seraya mengembangkan senyumnya. Mereka semua pun menghela napasnya lega.
"Kabar baik? Apa itu dok?"tanya Papa Ari.
Dokter Reyna semakin mengembangkan senyumnya,"Kita bisa segera melakukan operasi!"
Rizky yang menunduk pun langsung mendongakkan kepalanya,"Benarkah dok? Kapan kita bisa melakukan operasinya?""Kita bisa melakukan operasinya esok hari. Jadi, dimohon ibu dan bapak segera menuntaskan administrasi untuk melakukan operasi ini. Saya permisi."ucap Dokter Reyna lalu melenggang pergi setelah mendengar jawaban dari Opa Cariesta.
"Alhamdulillah,kita bisa segera melakukan operasi. Ari, segera lah telpon keluarga Andika kita harus mengabari kabar baik ini."ucap Opa yang langsung dilaksanakan oleh Papa Ari.
Beberapa menit kemudian, keluarga kakek Cariesta dan teman-teman Cariesta datang. Ketika Papa Ari menghubungi Ayah Andika, Daniel juga mengabari teman-temannya dan Cariesta tentang keadaan Cariesta yang mulai membaik melalui grup WhatsApp yang baru dibuat beberapa hari yang lalu.
"Bagaimana keadaan Cariesta sekarang? Apakah saya bisa menjenguknya?"tanya Ibu Chintia dengan tidak sabar.
"Alhamdulillah keadaan Cariesta sudah mulai membaik. Kita juga baru boleh menjenguknya nanti setelah operasi dilakukan,"jelas papa Ari. Mereka yang baru datang pun serentak bersyukur kepada Tuhan.
"Yasudah kalo begitu saya pamit karena Rizky butuh istirahat yang cukup karena akan melakukan operasi. Besok pagi-pagi sekali saya dan keluarga akan kembali ke sini,"pamit Opa Cariesta.
"Tapi pa aku masih mau disini. Aku mau lihat anak aku pa,"ucap Rizky tidak terima dengan ucapan sang papa.
"Kamu nggak usah ngeyel. Nanti kalo kamu kecapean operasinya bisa ditunda,dan itu nggak baik buat kesehatan Cariesta. Jadi nurut aja apa kata Papa!"bukan Opa yang menjawab melainkan papa Ari. Ia kesal karena adiknya ini begitu keras kepala.
"Tapi..."
"Udah jangan tapi tapian, sekarang ayo pulang!"ucap Papa Ari menarik kerah bagian belakang baju yang dipakai Rizky.
"Ihh,mas ini apaan sih dikira aku kucing apa?"ucap Rizky kesal dengan tingkah laku Papa Ari yang absurd.
"Udah cepat ayo kita pulang biar kamu langsung istirahat."papa Ari hendak menarik kerah baju Rizky lagi tapi sebelum itu Rizky sudah menghindar.
"Iya sebentar,nggak sabar banget jadi orang. Aku kan mau pamitan dulu sama anak aku,"ucap Rizky kesal lalu beranjak menuju ke jendela ruang ICU.
"Papa pamit ya sayang. Cepat sadar biar nanti kita bisa jalan-jalan berdua. Assalamualaikum anak Papa."ucap Rizky mengelus kaca seakan ia sedang mengelus kepala Cariesta.
Sedangkan semua orang yang melihat itu merasa terharu.
Jangan lupa vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cariesta (End)
Teen FictionDifa Cariesta Salsabila siswa kelas 12 di SMA Chandra Bakti yang hanya dikenal oleh teman-teman seangkatannya. Cariesta itu nggak suka yang namanya keributan dia akan mengalah ketika berdebat kecuali ketika ia berdebat dengan Dirgantara Saputra si s...