⚠️SEBELUM MEMBACA LEBIH BAIK DI MASUKAN KE READING LIST ATAU DOWNLOAD DULU YA! JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM SEMUANYA!⚠️
Menceritakan seorang lelaki bernama Arsenio Zeus Aldebaran-- sang ketua Graventas-- yang terkenal akan kekejamannya. Seorang lelaki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Puluhan motor sport terlihat mulai memenuhi jalanan ibu kota di sore hari ini, membuat mereka menjadi pusat perhatian bagi warga sekitar.
Siapa yang tidak tau kalau mereka itu graventas? Sebuah geng motor yang disegani seantreo Jakarta maupun di luar Jakarta.
Walaupun mereka suka menolong warga atau melakukan aktivitas positif lainnya, tak urung juga masih banyak yang tidak menyukai graventas. Dan mereka menerima itu, karena geng motor tetap lah geng motor yang suka tawuran dan balap liar.
Seorang cowok tampan yang penuh akan wibawa memimpin puluhan motor itu. Pembawaan nya tegas dan penuh intimidasi, Arsenio Zeus Aldebaran.
Dengan sisi kanan dan kiri yang di pimpin oleh anggota inti lainnya dengan ciri khas masing masing. Seperti Canva yang selalu cengengesan dan Kenzo yang selalu tebar pesona.
Setelah menempuh perjalan yang lumayan jauh, akhirnya mereka sampai di markas utama Avetagor—rival Graventas. Benar apa kata Arsen, markas mereka sangat jauh dari pemukiman dan tersembunyi di tengah tengah hutan.
"Ternyata gak ada yang jaga?" celetuk salah satu anggota graventas.
"Iya, gue kira ada yang jaga!" sambung yang lainnya.
Tanpa berlama lama lagi, Arsen segera turun dari motornya, dan disusul yang lain. Wajah Arsen terlihat seperti menahan emosi, dengan tangannya yang terkepal kuat.
Brak
Arsen menendang kasar pintu markas Avetagor yang membuat orang orang di dalam terperanjat kaget. Arsen menelisik ke sekeliling dan tidak menemukan Zidan disana.
"Mana ketua kalian?!" bentak Arsen.
Terdengar suara tepuk tangan dari arah tangga. Arsen menoleh dengan cepat dan ternyata ada Zidan yang sedang menuruni tangga.
"Liat, kita kedatangan tamu spesial," kata Zidan sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
Terlihat kalau Zidan berjalan menghampiri Arsen dengan menyeringai. Tidak ada raut bersalah yang terlihat dari wajah cowok itu, membuat Arsen semakin mengepalkan tangan nya.
"Tadi gue suruh lo dateng ke gubuk lo, kok gak dateng?" tanya Zidan, meledek.