21|Egois

621 56 2
                                    

Niiiit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Niiiit.... bep....

Seuruh kancing pakaian atas rumah sakit yang dewa kenakan sudah dilepaskan. Perawat mulai mengoleskan air pada bibir Dewa yang dalam keadaan seperuh terbuka tersebut. Keberadaan selang ventilator memang membuat Dewa tidak bisa mengatupkan bibirnya agar menutup sempurna.

"Selang dan tube pada paru-parunya sudah bisa dilepaskan. Tolong tetap pantau saturasi oksigen dan juga tingkat kelembapan luka jahitannya."

"Baik, Dokter."

Dua dosis obat yang nyata sampai detik ini memperlambat kesadaran Dewa kembali diinjeksikan. Perawat yang menyaksikan pun hanya diam saja tanpa berkomentar apapun. Jari jemari Dewa yang berkedut pelan perlahan mulai melemas dan kehilangan tenaga sepenuhnya. Kembali dipaksa dalam ketidaksadaran.

"Lebih baik begini. Kamu memang masih membutuhkan waktu untuk pemulihan." Dokter Farhan selesai menakan spuit dan memastikan dosis obatnya sesuai sebelum membereskan peralatan.

"Dokter, urine bag nya penuh lagi." Perawat yang menyingkap selimut terlihat menunjukkan adanya kandungan keruh di dalam kantung penyimpanan urine milik Dew tersebut. "Urine pasien bercampur dengan darah."

"Rasio perbandingannya masih terlalu kecil. Tidak perlu dibesar-besarkan dan masih belum memerlukan tindakan khusus."

Kembali, perawat diam. Selang kateter yang menjulur dari kemaluan Dewa dilepas perlahan untuk digantikan dengan yang baru. Begitu juga dengan kantung penampungannya. Sementara Dokter Farhan mulai memeriksa refleks pupil mata dan gerakan bola mata Dewa di dalam kelopaknya menerbitkan senyum tipis diwajah dokter tersebut.

"Respon yang bagus." Lalu Dokter Farhan mulai mencatat perkembangan berikut resisten yang ditunjukkan. "Suster, tolong alat suction nya."

Sebuah selang panjang berdiameter yang lebih kecil dengan alat penghisap nano diujungnya disiapkan. Berikut juga dengan mesin untuk suction yang Dokter Farhan perintahkan. Itu adalah rangkaian yang biasa digunakan untuk prosedur penyedotan lendir atau mukosa yang terkumpul pada saluran pernapasan.

Dewa membutuhkannya setidaknya dua kali dalam satu hari karena produksi salivasi yang meningkat selama dalam kondisi tidak sadar seperti sekarang ini. Sedikit banyak, penambahan dosis obat yang dilakukan oleh Dokter Farhan juga mempengaruhinya.

"Suction."

Dzzzznggg..... nggggg.....

Dzzzznggg..... nggggg.....

Derum dari suara alat penyedot tersebut mulai terdengar ketika tombol on dinyalakan. Penghubung dari tube dan selang ventilator di mulut Dewa dilepaskan dan baru kemudian selang kecil tersebut dimasukan.

Tidak ada reaksi berarti yang Dewa tunjukkan padahal prosedur tersebut terasa sangat menganggu sekaligus menyakitkan apabila dilakukan dalam keadaan sadar sepenuhnya. Tapi, tentu berbeda dengan Dewa karena kesadarannya yang hilang timbul mengakibatkan lelaki tersebut hanya terkulai meskipun penyedotan lendir sedang dilakukan.

BLINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang