9| Arti kata Berjuang

907 54 0
                                    

Dewandaru Arasatya. Tidak lain adalah lelaki yang paling berharga di dunia ini bagi Luna. Butuh waktu hingga bertahun-tahun lamanya sampai akhirnya Luna bisa menyadari perasaannya terhadap sahabatnya tersebut.

Kecelakaan hebat lima tahun lalu adalah titik balik di hidupnya. Tidak peduli bahkan ketika semua dokter menyerah dan mengatakan Dewa sudah tidak memiliki harapan hidup nyatanya dpat mereka lalui dengan tegar. Tidak mudah, butuh perjuangan panjang dan penuh dengan air mata.

Tapi setidaknya semua itu sepadan dengan apa yang berhasil Luna selamatkan dari sisa-sisa harapannya. Dewa selamat dan kini dalam keadaan yang lebih sehat berada disisinya.

Membawa Dewa terbang ke Jerman saat kondisi kriis lima tahun lalu adalah pilihan terbaik yang dilakukan. Luna tidak pernah menyesalinya dan sebaliknya begitu mensyukuri keputusannya saat itu. Disana, dengan peralatan medis yang lebih lengkap dan teknologi kedokteran yang hebat akhirnya nyawa Dewa terselamatkan.

Meski sempat juga mengalami kondisi fluktuatif dan dinyatakan koma selama hampir dua tahun, pada akhirnya Dewa berhasil berjuang untuk kembali. Berjuang untuk tetap bertahan dan melewati segala kesakitannya untuk terus hidup. Proses recovery dan segala terapi pemulihan selama satu tahun dijalaninya di salah satu rumah sakit terbaik hingga akhirnya Dewa bisa dinyatakan pulih.

Fisiknya tidak sesempurna sebelumnya, tqpi begini saja Luna sudah begitu bersyukur. Karena.... pulih? Keadaan Dewa saat ini adalah yang terbaik dari yang pernah dibayangkannya. Untuk pulih seutuhnya rasanya begitu mustahil mengingat parahnya cedera yang Dewa alami.

"Dewa!" suara Luna yang pelan diawal berubah menjadi sebuah seruan dengan nada terkejut. Luna yakin bahkan bisa saja berteriak melihat apa yang sedang dilakukan lelaki tersebut diatas ranjangnya.

Disana, diatas ranjang miliknya Dewa sedang mencoba bangkit duduk dengan bertumpu pada kedua sikut. Bagi orang dengan kondisi normal, mungkin mudah saja melakukannya. Tapi untuk Dewa? Bahkan sekarang wajah pucatnya sudah dibanjiri oleh keringat karena usahanya yang sia-sia tersebut.

"Kamu ini apa-apaan?! Kamu kan bisa panggil aku kalau butuh apa-apa!" Luna meletakan nampan sarapan Dewa dengan sedikit keras. Setelahnya bergegas mendekat dan langsung memasang ekspresi wajah tidak senang.

Tentu saja karena aktivitas sekecil itu saja sudah mampu menyakiti lelaki tersebut.

Diraihnya kedua siku Dewa untuk diluruskan perlahan. Napas Dewa tersenggal meski bibir pucatnya berusaha menyunggingkan senyum lelah. "Akuhh cuh—hhmaa nggak... hhk... mahu rehhhpothin... kah... muh..."

Mendengar suara tarikan napasnya saja Luna langsung tahu kalau usaha bodoh yang dilakukn oleh Dewa itu bisa saja berbuntut panjang. Terutama mengingat kondisi paru-parunya yang sangat lemah. Perlahan ringkikan napas Dewa semakin menjadi.

Luna yang panik segera saja beranjak untuk menarik tabung oksigen di sudut nakas. Benda tersebut memang selalu disediakan untuk kondisi darurat semacam ini. Setelahnya, segera Luna putar katup dan menarik selangnya untuk diuraikan. Perlahan diraihnya kepala Dewa untuk diangkat sedikit dengan gerakan lembut juga hati-hati. Baru setelah selang oksigen tersebut terpasang sempurna, Luna beralih menenangkan.

"Tenang oke? Sekarang ikuti aku... take a deep breathe.... Dewa, please."

Dada Dewa naik turun dengan suara napas yang masih putus-putus juga meringkik berat. Bibirnya bergetar dan separuh terbuka berusaha menghirup napas sebanyak yang dirinya bisa. Pelahan permukaan masker bening tersebut mulai dipenihi titik uap tipis. Tangan Dewa yang dingin dan berkeringat turut menekan-nekan permukan masker oksigennya lemah. Berharap bisa meraup oksigen semakin banyak.

"Pelan-pelan bernapasnya, oke? Lihat aku... hei..." Luna merangkum wajah Dewa dan membimbingnya untuk mengatur napas.

Butuh sekitar sepuluh menit hingga napas Dewa  kembali teratur. Luna masih belum beranjak dari sisi Dewa yang kini hanya bisa terbaring lemas diranjangnya.

BLINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang