This story contains explicit sex and erotic scenes, for adults only. ⚠🔞
.
.
.Keesokan paginya, semuanya tampak normal, seakan-akan tidak ada yang terjadi diantara mereka. Pagi itu ada pertemuan general staff dengan di ruang rapat. Rapat kali ini berjalan santai, hanya ada Yoona, Chanyeol, Jongin beserta sekretarisnya Krystal dan rekannya Sean, seorang dari divisi periklanan dan beberapa staff lainnya.
Dengan seloyang pizza berukuran sedang, cokelat panas, kopi, salad buah dan jus jeruk, Yoona mencoba focus terhadap perbincangan yang menurutnya kurang begitu penting.
“Selamat pagi semuanya.” Sapa Chanyeol.
Chanyeol tersenyum simpul, senyuman yang sama seperti yang ia berikan pada seluruh orang di tempat itu. Yoona pikir Bossnya itu akan marah atau jengkel, tapi nyatanya tidak. Chanyeol tampak gembira, bahkan tampak bersemangat ketika pria itu mengambil tempat duduknya di ujung meja.
Yoona duduk di sisi kanan Chanyeol, menggigit sepotong melon dan menyesap kopinya. Dengan cepat meja itu dipenuhi oleh orang-orang yang tadi berdiri di dekat dinding. Kemudian orang-orang grafis naik dari basement.
Jongin tampaknya terlihat sedikit berbeda. Pria itu mendengarkan laporan dengan seksama, menawarkan saran dan memuji pada waktu yang tepat, perselisihan diselesaikan dengan bijaksana dan gurauan yang dilontarkannya seperti stand-up komedi yang berpengalaman.
Sean yang duduk di ujung meja yang lain hanya menimpali sesekali. Pria berkulit pucat itu juga menyadari bahwa Jongin sedang baik dan lebih dari sekedar mengambil keuntungan dari hal ini. Semua orang keluar dari meeting itu dengan perasaan senang, dan ketika mereka hampir keluar semua, Jongin menoleh kearah Yoona dengan senyuman ceria sebelum mengumpulkan catatan dan file foldernya, dan berjalan mengikuti kerumunan.
Yoona berdiri membeku selama lima menit penuh, sebelum akhirnya berjalan kembali ke ruangannya sendiri. Selingan kecil mereka kemarin malam sepertinya sudah membuat Jongin senang. Yoona harus berpikir apa yang akan dia lakukan dengan kenyataan ini. Yoona harus berpikir apakah dirinya akan melanjutkannya atau tidak. Sangat jelas bahwa Jongin melihat kejadian kemarin sebagai permulaan, tapi Yoona tidak yakin bahwa itu adalah sesuatu yang akan Yoona lakukan atau bahkan yang dirinya sendiri inginkan.
Yoona mengambil tasnya dan berkata pada Krystal, asisten Jongin sekaligus sekretarisnya, bahwa Yoona sedang tidak enak badan dan akan pulang untuk sisa sore itu. Namun sepertinya pesan Yoona pada krystal tidak membuat Jongin untuk tidak menghubunginya. Pria berkulit tan itu masih tetap menelpon Yoona beberapa kali tapi Yoona memutuskan untuk tidak mengangkatnya hingga pria itu meninggalkan pesan yang mengungkapkan bahwa Yoona baik-baik saja.
Ya Yoona juga berharap bahwa dirinya memang baik-baik saja.
.
.
.“Aku harus pergi ke luar kota selama beberapa hari.”
Chanyeol memasuki ruangan Yoona dan kalimat beberapa huruf itu membuat Yoona sedikit… kecewa. Itu sebelum pukul lima sore dan Yoona sedang duduk di mejanya, melihat-lihat dokumen laporan produksi penjualan minggu ini. Yoona menjadi terbiasa untuk sering bertemu Chanyeol, atau setidaknya bicara dengannya setiap hari, yah semenjak kejadian pria itu meminta ‘bantuan kepadanya’
“Kapan?”
“Besok. Aku harus mengantar beberapa orang ke lokasi untuk syuting iklan terbaru dan mereka tidak sepakat jadi aku akan melakukannya sendiri.”
“Oh, dasar pria tanggung jawab.” Jawab Yoona.
Oh lihatnya kalimat Yoona yang dia lontarkan pada atasannya. Apakah mentang-mentang si Boss ‘meminta bantuannya’ kemarin, sekarang sopan santun Yoona sedikit berkurang?
“Apakah aku merasakan sedikit sarkasme dalam suaramu?”
Yoona tertawa. “Tidak, itu hanya perasaanmu saja.”
Yoona suka ketika mereka berolok-olok, dan memutuskan untuk bermain-main demi meringankan kekecewaannya.
“Dan kau,” kata Chanyeol,
“Lebih baik bersiap-siap, aku akan menidurimu sekarang juga.”
Alis di dahi Yoona terangkat.
“Sekarang.” kali ini suara Yoona sedikit menggoda.
“Sekarang Yoona, aku menginginkan kau dibawahku sekarang juga.” Chanyeol kembali bersuara dengan suara berbisik, berusaha terdengar seksi.
Yoona kembali teringat dengan kejadian kemarin, dimana Yoona menolak pria ini untuk menyentuhnya lebih dalam, tapi entah mengapa sebuah alarm nyaring berdesis di hati Yoona bahwa dirinya harus menjauhi namja itu, untuk sekarang Yoona akan mematikan alarm setidaknya untuk malam ini, yah Yoona menginginkan namja sialan itu, dibawah tubuhnya juga.
“Baiklah, sepulang jam kerja datanglah ke rumahku pukul 9.”
“Sialan kau Yoona, tak bisakah kita melakukannya sekarang?”
Wajah frustasi Chanyeol membuat Yoona terkekeh pelan. “Tidak Chanyeol, aku harus meneliti beberapa dokumen lagi, aku harus melakukan ini semua agar kau tak bangkrut.”
“Baiklah-baiklah, aku akan ke rumahmu pukul 9, berdandanlah dengan cantik.” Chanyeol mencium bibir Yoona sekilas. Yoona hanya mengangguk. Pria itu tidak menanyakan apapun, dan berlalu meninggalkan Yoona seakan-akan mereka tidak pernah membicarakan tentang malam pukul 9 nanti.
Yoona membuat sebuah keputusan yang akan dia tanggung resikonya sendiri. Yoona menyerahkan key card kamar yang dia sewa di sebuah flat yang tak jauh dari kantornya kepada Chanyeol. Kamar itu bersih, dan. Yoona tinggal disana bersama Yuri, tapi sekarang wanita berkulit sawo matang itu sedang mengunjungi ibunya di Jepang.
.
..
Cut
Part lengkap hanya ada di pdf.
Cara mendapatkannya
1. Vote
2. Follow
3. Dm ke aku email kalian yang aktif
4. Sabar (karena saja tidak setiap saat buka wattpad)
KAMU SEDANG MEMBACA
•Short Series• [M]✔
Short Story[Adult Content 21+] 🔞 Private Part, Follow first Hanya sekumpulan cerita pendek Park Chanyeol dan Im Yoona dalam berbagai genre. •Tidak untuk anak dibawah 17 tahun•