Jangan lupa 100+ vote buat next story💕
.
.
.Seperti biasa, setiap pagi café milik Minho selalu diramaikan oleh pengunjung yang datang. Selain memburu berbagai menu yang fresh dan lezat, sebagian besar para pengunjung yang merupakan gadis-gadis itu datang kemari juga untuk melihat bagaimana sang direktur tampan Choi Minho turut campur tangan dalam melayani para pengunjung café.
Beberapa diantara gadis-gadis itu bahkan tak segan meminta Minho untuk berfoto bersama mereka. Itulah mengapa Yoona selalu mengatakan bahwa paras tampan yang dimiliki Minho memiliki keuntungan tersendiri bagi cafenya. Mungkin kalimat itu juga berlaku bagi Yoona.
Ya, sepertinya.
"Ini pesanan Anda." Yoona meletakkan sepiring kecil berisi cupcake strawberry ke atas meja pelanggan yang terletak di sudut ruangan.
Setelah itu Yoona menggenggam sisi nampan dengan kedua tangannya seraya melangkah mundur, lalu membungkuk sopan pada pemuda berkaca mata yang duduk di kursi di hadapannya.
"Selamat menikmati. Semoga hari Anda menyenangkan."
Setelah Yoona kembali berdiri tegap dengan senyuman cerah yang masih menghiasi paras cantiknya, pemuda berkaca mata itu turut tersenyum melihatnya. Lalu ketika Yoona berbalik dan berniat pergi, pemuda itu tiba-tiba berdiri dan menghentikan pergerakan Yoona dengan menahan lengan gadis itu.
"Tu-tunggu!" Seru sang pemuda.
Yoona kembali menghadapkan tubuhnya pada pemuda itu dan menatapnya bingung. "Ya? Apa Anda membutuhkan sesuatu yang lain?"
Pemuda itu nampak gugup. "Ti-tidak." Ia menggeleng.
Menunjukkan senyuman canggung sembari sesekali menunduk, memperhatikan satu tangannya yang lain yang kini memilin-milin ujung kemeja lengan panjang dengan motif kotak-kotak yang saat ini melekat ditubuhnya.
"Maaf." Yoona kembali bersuara setelah pemuda itu terus diam.
Dengan senyuman yang terkesan dipaksakan, Yoona mencoba melepas lengannya dari genggaman pemuda itu.
"Jika anda tidak membutuhkan sesuatu, aku.. harus kembali bekerja."
Pemuda itu kembali mendongak menatap Yoona. "Tu-tunggu!" Serunya sembari menahan lengan Yoona semakin erat, Ia bahkan semakin mendekat ke hadapan Yoona membuat Yoona terkejut atas sikapnya.
"A-aku ingin bi-bicara sesuatu padamu." Ujarnya gagap. Ia menelan samar salivanya.
"Se-sebenarnya.."
Yoona menatapnya cemas bercampur takut.
"A-aku setiap hari da-datang kemari hanya untuk.. hanya untuk bertemu denganmu."
Setelah mengatakan kalimatnya dengan susah payah, napas pemuda itu terengah. "A-apa kau mau jadi pacarku?" Pemuda itu kemudian tersenyum lebar menampakkan gigi depannya yang dibalut behel.
"A-aku menyukaimu. K-kau sa-sangat cantik."
Yoona menunjukkan senyuman miris, kulit keningnya berkerut. "Ma-maaf. Tapi.."
Yoona berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pemuda itu. "Aku harus bekerja."
Bukannya melepaskan, pemuda itu justru mencengkram tangan Yoona semakin kuat, membuat Yoona meringis pelan karenanya.
"Ta-tapi aku menyukaimu." Ujar pemuda itu dengan nada meyakinkan.
"O-orang tuaku kaya. A-aku yakin k-kau pasti akan ba-bahagia jika bersamaku, huh? Ba-bagaimana? Kau mau jadi.. jadi pacarku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
•Short Series• [M]✔
Short Story[Adult Content 21+] 🔞 Private Part, Follow first Hanya sekumpulan cerita pendek Park Chanyeol dan Im Yoona dalam berbagai genre. •Tidak untuk anak dibawah 17 tahun•