Rajin update nih, jadi jangan pelit pelit votenya yaaa!!
.
.
.Dua puluh tahun kemudian...
“Namaku Park Chanyeol…”
Pria itu tersenyum, memperhatikan sederet kata dengan huruf hangeul yang baru saja ia tulis di selembar kertas. Menorehkan namanya di bagian atas halaman, pojok sebelah kiri.
Chanyeol menghembuskan napas pelan, sebelum akhirnya sedikit mengangkat kepala, menatap lurus ke depan. Dengan bibir yang masih mengukir senyuman, pria berusia dua puluh lima tahun itu kemudian bergumam pelan, “Hari ini… aku akan pulang. Aku akan menepati janjiku padamu.. Yoona-ya, aku akan pulang.”
Chanyeol kembali menunduk dengan senyum yang semakin mengembang. Lalu melanjutkan untuk menulis kata-kata di permukaan kertas, yang tentunya akan ia tulis dengan sepenuh hati. Sepenuh jiwanya.
.
.
.“Chanyeol! Kau sudah siap?”
Pintu kamar Chanyeol terbuka ketika pria itu tengah memasang mantel. Ia tersenyum saat mendapati sang Ibu kini berdiri di ambang pintu.“Sebentar lagi Bu.” jawab Chanyeol akhirnya, kembali memasang mantel dengan warna brown coat kesayangannya.
Sang Ibu berjalan ke arah Chanyeol setelah sebelumnya menghembuskan napas berat. Kini ia berdiri di hadapan Chanyeol yang tengah sibuk memasukkan kancing pada lubang mantelnya.
“Chanyeol, jika sudah sampai jangan lupa langsung telfon Ibu. Langsung pulang ke rumah dan temui bibi Jung, Ibu sudah menelfonnya tadi untuk menyiapkan makanan untukmu. Jangan lupa memakai baju hangat jika kau kedinginan, mengerti? Ibu tidak ingin kau sakit.”
Selesai memasangkan beberapa kancing mantelnya, kini Chanyeol menatap sang Ibu disertai senyuman kecil.
“Kau sudah lama meninggalkan Seoul.” sambung Ibunya.“Jangan coba-coba berkeliaran sendiri, minta pengacara Kim untuk mengantarmu jika kau ingin pergi kemanapun. Dan juga—”
“Ibu,” Chanyeol menyela, sembari meletakkan kedua tangannya di atas pundak sang Ibu. Membuat Nyonya Park harus mendongak untuk menatap wajah Chanyeol karena posturnya yang tinggi. Ibunya masih diam ketika Chanyeol kembali melanjutkan, “Aku bukan anak kecil lagi. Jadi Ibu tidak perlu khawatir padaku, hm?”
Mata Nyonya Park yang sedari tadi berkaca-kaca kini menatap Chanyeol dengan tatapan dalam. Tangannya yang mulai keriput terulur ke wajah Chanyeol, menangkup kedua pipi anak semata wayangnya. “Ya, anakku sudah besar ternyata.” tersenyum, namun setitik air bening menetes dari sudut matanya.
“Oh ayolah, kenapa Ibu menangis?” Chanyeol langsung menarik tubuh Ibunya dalam dekapan. Yang langsung dibalas sang Ibu dengan pelukan erat.
“Lalu kau menyuruh Ibu untuk bagaimana? Tertawa? Saat anak satu-satunya yang Ibu miliki akan pergi menjauh.” Ada jeda sejenak sebelum ia kembali melanjutkan, “Chanyeol-ah, kenapa Ayahmu membuka cabang hotel di sana? Kenapa tidak di sini saja? Orang tua itu benar-benar…! Jadi kau bisa menemani Ibu di sini setiap hari. Lagi pula kau sudah bekerja selama dua tahun di sini, pengalamanmu sudah cukup. Kau ingin berkencan dengan gadis cantik? Di Jepang juga banyak gadis cantik. Kau tenang saja, Ibu akan mencarikan yang terbaik untukmu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
•Short Series• [M]✔
Short Story[Adult Content 21+] 🔞 Private Part, Follow first Hanya sekumpulan cerita pendek Park Chanyeol dan Im Yoona dalam berbagai genre. •Tidak untuk anak dibawah 17 tahun•