Yuk boom update lagi, tapi vote harus 40+ yaaaa...
.
.
.Pub itu selalu ramai diatas jam dua pagi, menjamu para keparat dengan minuman yang selalu dipuja dan juga wanita siap pakai. Tempat ini tidak pernah sepi pengunjung mengingat ini adalah pub ter-favorite bagi para pemakai dan sejenisnya. Tempat yang selalu menyediakan yang terbaik dari yang paling terbaik. Setiap ruangan telah terisi penuh oleh pasangan-pasangan ilegal yang diketahui tidak saling mengenal satu sama lain. Bahkan hingga bilik-bilik di toilet pun berisi pasangan yang sedang menikmati tubuh pasangan masing-masing. Tempat paling keparat yang pernah ada di Seoul. Ruangan gelap, penuh asap rokok, cahaya yang selalu berganti warna setiap detiknya yang membuat kepala terasa hampir ingin pecah membuat tempat ini terlihat semakin memukau untuk mereka yang penikmat dunia malam.
Dari sudut ruangan, tempat para tamu VVIP berada, terdengar kebisingan disana. Tawa, teriakan kemenangan dan kekalahan timbul di meja panjang dengan delapan bangku yang terisi penuh oleh lima pria dan tiga wanita. Mereka sedang berjudi. Ya, berjudi. Namun bukan uang taruhannya. Tiga wanita itulah yang menjadi taruhan mereka. Diantara tiga wanita ini adalah pelacur yang beruntung jika berhasil mendapati ‘ketua’ dari pria-pria ini, karena dialah sebenarnya yang menjadi bahan pertaruhan si pelacur untuk didapatkan.
Pria paling seksi dan panas yang pernah ada.
“Minum lagi.” Tawar si wanita yang busananya paling minim.
Mungkin pakaian yang digunakan hampir sama dengan lingerie, terbuka disegala bagian. Sayangnya si pria tidak terlalu tertarik, menoleh saja pun tidak dilakukan. Dan mereka menawari minuman? Ingin pria itu hilang kesadaran lalu bisa dengan seenaknya diseret keranjang bersamanya?
Untuk sekedar dibayangkan pun terlihat sangat menjijikan.
Pria yang paling diinginkan ini adalah seorang pengusahan sukses yang hidupnya bergelimpangan harta. Terlalu mustahil untuknya jika dia tidak bisa mendapatkan wanita manapun yang dia inginkan. Namun dia terlalu munafik jika dia mengatakan dia tidak tertarik dengan pelacur-pelacur yang disediakan. Oke, dia sedikit tergoda dengan buah dada pelacur ini yang terlihat sangat menggiurkan. Tapi baginya itu hanya properti penunjang hidup mereka, menjualnya pada pria untuk alasan pertahanan hidup. Tapi dia tidak tertarik dengan wanita yang telah mengumbar bentuk tubuhnya dihalayak umum.
Dia menyukai wanita yang cukup tertutup didepan banyak orang, namun akan sangat terbuka dihadapannya. Ya, walaupun mereka sama-sama pelacur, tapi dia lebih tertarik dengan wanita seperti itu.
Chanyeol. Park Chanyeol. Si pengusaha kelas satu sedang menjalani taruhan permainan kartu yang dianggapnya terlalu mudah. Jika imbalan atas taruhan ini adalah uang, dia akan memperjuangkan untuk menang, tetapi begitu melihat wanita-wanita inilah yang menjadi hasil dari taruhannya, Chanyeol berusaha agar dia tidak memenangkan pertaruhan ini. Namun usahanya sedikit memiliki hambatan karena sepertinya tidak pernah ada yang percaya jika Chanyeol bisa ditumbangkan sebegitu mudahnya.
“Kau terlalu terlihat jika kau ingin kalah, Chanyeol.” Ujar rekannya yang baru dikenal Chanyeol setelah dia menginginkan ikut bergabung memainkan taruhan, membuat Chanyeol ingin segera merobek mulut pria itu yang menyulut emosinya.
Pria itu terlihat sekali ingin mengambil wanita yang kini tengah duduk bersandar pada Chanyeol. Ingin menjatuhkan image Chanyeol dihadapan beberapa orang yang tengah bergabung dengannya hanya karena ingin mendapatkan tiga wanita busuk ini?
Chanyeol tersenyum meremehkan.
“Kau ingin mengambilnya?” Tawar Chanyeol -yang jelas-jelas hanya basa-basi sambil melingkari bahu pelacur yang diinginkan rekannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Short Series• [M]✔
Короткий рассказ[Adult Content 21+] 🔞 Private Part, Follow first Hanya sekumpulan cerita pendek Park Chanyeol dan Im Yoona dalam berbagai genre. •Tidak untuk anak dibawah 17 tahun•