Hiraeth -7-

362 86 3
                                    

Yuk yuk 50+ vote buat loncat ke part selanjutnya♡
.
.
.

“Oppa, mau menemaniku ke toko buku?” Yoona hendak mengapit lengan kanan Seo Joon saat seseorang menarik pria itu dari arah yang berlawanan. Membuat tubuh Yoona hampir kehilangan keseimbangannya.

Jam kantor mereka sudah habis. Yoona sudah berencana meminta Seo Joon untuk menemani dirinya ke toko buku. Mencari beberapa novel yang bisa membuatnya lupa dengan masalahnya. Akhir-akhir ini gadis itu sering menyibukan diri dengan berbagai hal yang tidak penting. Semua itu dia lakukan agar tidak terlalu memikirkan Chanyeol. Ya, gadis itu merasa hidupnya semakin merana karena sampai saat ini belum bisa melupakan Park Chanyeol. Semakin hari rasa sesalnya semakin menjadi.

“Tidak bisa. Seo Joon oppa mau berkencan denganku.”

Yoona melayangkan tatapan sinisnya pada gadis yang tadi menarik Seo Joon. Han So Hee. Dia adalah kekasih Seo Joon yang over protektif. Sebenarnya dia dan Seo Joon sama. Sama-sama memiliki pacar yang super duper protektif. Yang tak jarang membuat mereka sesak dan sulit bernafas. So Hee itu tidak menyukai Yoona karena sering menempel pada kekasihnya. Tapi, sama seperti Yoona dulu, Seo Joon juga ingin mempertahankan So Hee di sisinya.

“Kau bisa ikut kalau mau.”

Kemudian Seo Joon memekik karena baru saja mendapat pukulan menyakitkan di bahunya. Pelakunya tentu saja So Hee. Gadis itu brutal. Seringkali melakukan tindak kekerasan seperti menabok atau mencubit Seo Joon.

“Tidak. Bisa.” Ucap So Hee penuh penekanan.

“Cih! Aku juga tidak berniat ikut!” balas Yoona dengan nada sebalnya.

“Filmnya dimulai setengah jam lagi, oppa. Kalau kita tidak bergegas, kita akan terlambat.” So Hee menarik Seo Joon meninggalkan Yoona begitu saja.

Tanpa mengucapkan ‘selamat tinggal’, ‘permisi’ atau kalimat perpisahan lainnya.  Dari kejauhan Yoona melihat Seo Joon memandangnya dengan bibir menggumamkan kata ‘sorry’ tanpa suara. Dia mengangguk sebagai jawaban. Huh! Jadi jomblo itu tidak enak ternyata. Walau jarang sekali berkencan dengan Chanyeol dulu, tapi Yoona lega setidaknya dia punya status sebagai kekasih orang.

“Kau harus terbiasa, Im Yoona,” gumamnya pada dirinya kemudian berjalan meninggalkan pelataran perusahaannya. Dia memilih untuk tetap pergi ke toko buku seorang diri. Di rumah pun percuma. Dia pasti akan berdiam diri mirip ayam dungu seperti biasa.

“Buku-buku ini mau mengejekku atau bagaimana? Kenapa semuanya novel romance? Tidak ada cerita pembunuhan begitu?”

Untuk ke sekian kalinya, Yoona menggerutu sebal setelah membaca sinopsis novel yang biasanya ada di sampul belakang.
Yoona menoleh ke samping dan mendapati bayangan dirinya yang sedang memilih beberapa novel dengan Chanyeol yang berdiri di sampingnya dengan wajah sebal. Tangan pria itu penuh dengan setumpuk novel milik Yoona.

Minggu terakhir setiap bulan. Setiap hari sabtu sepulangnya mereka dari kantor. Yoona selalu memaksa Chanyeol menemaninya ke toko buku untuk memburu setumpuk novel terbitan paling baru. Dan sebagai gantinya, Yoona akan merelakan beberapa lembar uangnya untuk membelikan Chanyeol kaset game baru.

Tanpa disadari, Yoona menarik sudut bibirnya ke atas saat melihat bayangan Chanyeol yang mendengus sebal sambil mengembalikan lagi buku-buku yang sudah Yoona pilih. Kalau sudah berburu novel, Yoona kalap. Bisa sampai sepuluh buku dia beli sekaligus padahal dia tidak punya banyak waktu untuk membacanya.

“Sepertinya yang ini bagus.” Yoona menyerahkan novel yang baru dia baca sinopsisnya kepada Chanyeol —menyuruh pria itu untuk membawanya.

Chanyeol menerima buku itu kemudian mengembalikannya lagi ke dalam rak, kemudian bersedekap dada.  “Kau sudah bukan anak kecil lagi. Tidak pantas membaca novel picisan seperti ABG labil.”

•Short Series• [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang