Walaupun vote belum sampe 100, tapi aku update karna aku pengen update. Percuma juga sih koar-koar minta vote klo emang gak mau vote.
Tapi semoga tetep suka sama cerita cerita disini sih yaa..
****
“Chanyeol bodoh.”
Hanya ada satu orang yang akan selalu berkata seperti itu. Tidak peduli sang empunya nama –Park Chanyeol– tengah bermain, tengah memakan bekal bawaannya, bahkan ketika ia tengah belajar sekalipun, gadis kecil itu akan selalu mengatainya seperti itu.
Anak laki-laki berusia lima setengah tahun itu mendengus. Meletakkan pensil warna di atas buku gambarnya dengan gerakan kasar. Lalu menoleh ke belakang. Chanyeol hampir saja terjengkal dari kursi kayu yang ia duduki ketika mendapati kepala Yoona, gadis yang mengatainya bodoh itu berada tepat di depannya. Tersenyum mengejek sembari menjulurkan lidah ke arah Chanyeol.
“Yoona!” Chanyeol menengur.
Masih membungkuk, gadis yang usianya sama dengan Chanyeol itu kemudian semakin mendekat. Membuat Chanyeol mengerjap cepat ketika satu tangan Yoona terulur ke wajahnya. Senyum Yoona mengembang saat ujung jari telunjuknya menyentuh kening Chanyeol. Lalu ia mengukir sesuatu di kening Chanyeol, berbentuk ‘X’, sembari bergumam, “Chanyeol bodoh.”
Chanyeol memejamkan mata, yang baru ia buka ketika Yoona menarik kembali tangannya. Kini ia mendapati gadis itu berdiri di depannya, tertawa dengan satu tangan yang menunjuk ke arah Chanyeol. Selama beberapa saat Chanyeol hanya diam. Kemudian ia yang mulai merasa jengah langsung beranjak dari kursi, lalu berdiri di depan Yoona.
“Yoona, Ibu bilang mengatai orang bodoh itu tidak baik. Kenapa kau selalu menyebutku bodoh?”
Gelak tawa Yoona yang semula memenuhi seisi ruang kelas bercat warna warni itu meredup perlahan. Ia menatap Chanyeol sejenak, sebelum akhirnya menjawab,
“Karena Chanyeol memang bodoh.”
Chanyeol mendengus pelan. Mengambil satu langkah maju di hadapan Yoona, menatap gadis itu dengan tatapan sebal. “Aku tidak bodoh! Kemarin aku mendapat nilai tujuh. Dan kau juga mendapat nilai tujuh.”
“Aku mendapatkan nilai tujuh meskipun aku tidak belajar. Sementar kau… kau mendapatkan nilai tujuh padahal kau sudah belajar. Itu artinya kau bodoh Park Chanyeol.” Yoona menjulurkan lidah sejenak di akhir kalimat.
Chanyeol mengerjap pelan, menggaruk sisi kepalanya yang tidak gatal. Ia belum sempat membela diri namun Yoona lebih dulu lari dari hadapannya. Gadis itu berlari menuju Baekhyun yang tengah duduk di bangku paling depan. Baekhyun tengah membuka kotak bekal bawaannya ketika Yoona sampai di sana.
“Woah! Sosis!” seru Yoona, menunjuk kotak bekal Baekhyun dengan mata berbinar.
Baekhyun cemberut menatap Yoona. Sungguh, ia tidak ingin kejadian di hari-hari sebelumnya terulang. Maka Baekhyun cepat-cepat memegang kotak bekal berusaha untuk mengamankannya. Tapi sayang, Yoona lebih dulu berhasil mengambil satu sosis dari dalam kotak bekal Baekhyun, membuat Baekhyun semakin cemberut.
“Yoona!”
Yoona tersenyum lebar, “Aku minta satu ya? Terima kasih Baek.” lalu gadis itu berlari ke luar kelas dengan satu sosis di tangannya. Meninggalkan Baekhyun yang menatap jejak kepergiannya dengan tatapan seolah ingin menangis.
“Yoona! Ibu cuma membawakanku dua! Kenapa kau mengambilnya? Im Yoona!”
Chanyeol melihat punggung Baekhyun dengan tatapan iba. Kemudian menatap jejak kepergian Yoona di ambang pintu. Mendengus pelan sebelum akhirnya bergumam pelan, “Anak nakal.”
KAMU SEDANG MEMBACA
•Short Series• [M]✔
Short Story[Adult Content 21+] 🔞 Private Part, Follow first Hanya sekumpulan cerita pendek Park Chanyeol dan Im Yoona dalam berbagai genre. •Tidak untuk anak dibawah 17 tahun•