Holding each other -4- End

386 62 21
                                    

Yoona membuka matanya perlahan, awalnya sedikit buram, lama kelamaan penglihatannya menjadi jernih, Yoona merasa begitu senang, dia bisa melihat lagi, tapi wajah senangnya memudar seketika, hanya dokter dan para perawat yang di lihat Yoona, tidak ada Chanyeol di sana, dia benar-benar kecewa, Chanyeol tidak menepati ucapannya.

"Setelah ini kita lakukan pemeriksaan lagi, mungkin besok kau sudah bisa keluar dari rumah sakit." Ucap dokter yang menangani Yoona.

"Baik dok." Ucap Yoona.

Setelah menjalani pemeriksaan, Yoona yang sudah keluar dari rumah sakit dan terhitung sudah seminggu, merasakan hal aneh, Chanyeol tidak juga pulang ke rumah, bukan hanya kecewa, dia khawatir akan Chanyeol, kadang Yoona akan mendatangi tempat di mana Chanyeol akan pergi, namun sia-sia, Yoona tidak menemukannya di mana pun, mendatangi kantor polisi dan hanya mendapat pertanyaan yang tidak bisa membantunya.

"Nona, kalau ingin mencari orang yang hilang, kau harus memiliki data lengkapnya dari orang itu, kalau hanya hubungan yang tidak resmi kami tidak bisa membantu." Ucap polisi itu.

"Baiklah, terima kasih."
Yoona tidak bisa menemukan Chanyeol, setiap harinya membuat wanita itu khawatir dan kebingungan, memikirkan kenapa Chanyeol meninggalkannya, merasa sesak, dia tidak ingin Chanyeol pergi, apalagi setelah melakukan hal yang baik untuknya, bahkan untuk membalas dengan apapun Yoona tidak akan bisa, Chanyeol sangat-sangat berjasa untuk kehidupannya dan penglihatannya.

Dalam keadaan putus asa, wanita ini akan terus mencari Chanyeol, walaupun sedikit kemungkinan dia bisa menemukannya kembali.

.
.
.

Dua tahun kemudian.

"Hasil karyamu ini akan kami pamerkan dan di lelang, saat kami memperlihatkan contoh lukisanmu, begitu banyak orang yang ingin membelinya." Ucap seorang pria.

"Terima kasih, aku tidak menyangka jika peminatnya akan sebanyak itu." Ucap Yoona dan tersenyum.

"Mereka benar-benar memahami seni hasil karyamu. Oh iya, dan juga jangan lupa, pesanan gelas keramiknya, aku membutuhkan sekitar 50 buah, apa kau bisa melakukannya?"

"Baik, akan saya kerjakan, sekali lagi terima kasih, anda sudah mempercayakan aku untuk membuat pesanan anda." Ucap Yoona ramah.

"Kau berbakat dan juga sangat cantik, apa kau sudah memiliki pasangan?" Pria itu sudah tertarik pada Yoona saat akan mulai mengadakan kerja sama.

"Maaf, aku wanita yang sudah menikah." Ucap Yoona dan lagi tersenyum ramah.

"Sayang sekali, kenapa para wanita yang berbakat dan cantik itu cepat sekali memiliki pasangan." Pria itu terlihat kecewa.

Yoona hanya tertawa pelan, dia pun tidak ingin mengatakan yang sebenarnya jika dia belum menikah, hal itu selalu di katakannya jika ada pria yang mulai menaruh hati padanya, secara tidak langsung Yoona menolak mereka.

Setelah beberapa orang datang ke tokonya untuk membeli barang seni yang di buatnya, Yoona mulai merapikan tokonya dan akan bergegas pulang, sedikit lelah, lebih banyak pria yang menggombal padanya dari pada yang benar-benar serius mengerti akan seni yang dibuatnya, mau bagaimana lagi Yoona pun menghargai antusias mereka untuk membeli jualannya.

Membuka sebuah toko penjualan bahan keramik dan lukisan, Yoona benar-benar menikmati pekerjaan yang sudah setahun lamanya dia lakukan.

Dreet...dreeet..dreett...

"Halo, Yoona, apa kau sedang tidak sibuk?" Ucap seorang wanita, dia adalah seorang dokter sekaligus direktur utama rumah sakit Seoul.

"Ah, tidak, aku sudah selesai, ada apa?"

•Short Series• [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang