Yukkk votenya 50+ for next level, eh next chapter...
.
.
.Chanyeol berjalan semangat memasuki rumahnya. Dia sudah berencana akan mandi setelah pulang, kemudian menghampiri Yoona ke rumahnya. Chanyeol langsung pulang setelah mengantar Joy pulang. Dia sadar, sudah seharusnya dia menurunkan egonya. Dia yang salah. Mengingat ucapan Yoona membuat hatinya nyeri. Dia sudah terlalu kejam pada Yoona.
“Haruskah aku menghubunginya dan memintanya jangan tidur terlebih dahulu?” gumamnya pada dirinya sendiri.
Chanyeol merogoh saku jasnya dan meraih ponselnya. Namun tidak ada di saku jasnya. Pria itu merogoh saku celananya, kalau-kalau ponselnya ada di sana. Tapi, nihil. Tidak ada juga. Chanyeol mengingat-ingat kapan terakhir kali dia memegang ponselnya hari ini. Saat di pemakaman dengan Joy, dia sama sekali tidak menyentuh ponselnya. Atau tertinggal di restoran? Tapi, rasanya tidak mungkin.
“Shit! Aku meletakannya di meja kantor.” Chanyeol menepuk jidatnya sebagai pelampiasan akan keteledorannya.
Chanyeol bergegas kembali ke kantornya. Masih jam 10 malam. Masih ada beberapa orang yang lembur dan dia bisa masuk ke ruangannya.
“Chanyeol-ah! Mau kemana lagi?” teriak Nyonya Park yang melihat putranya berlari terburu-buru keluar rumah. Nyonya Park menggelengkan kepalanya melihat tingkah putranya.
“Huh! Untung saja satpam itu mengijinkanku masuk.” Chanyeol menyingkap kertas-kertas berisi sketsa bangunan di mejanya dan meraih ponselnya dibawah tumpukan kertas-kertas itu. Memasukannya ke dalam saku celananya, dan buru-buru keluar sebelum satpam penjaga kantornya itu meneriaki dirinya.
Chanyeol langsug membuka ponselnya setelah keluar dari gedung kantornya. Dia sudah sangat tidak sabar untuk bertemu dengan Yoona. Chanyeol melihat beberapa pesan yang masuk, dan terkejut mendapati pesan dari Yoona di urutan yang paling bawah. Tandanya pesan itu sudah lama.
Senyumnya memudar ketika membaca isi pesan itu. Yoona mengajaknya bertemu pukul 8 malam dan sekarang sudah hampir pukul sebelas! Bodohnya kau Park Chanyeol! Kau membiarkannya menunggu lama sementara kau baru akan memperbaiki sikapmu. Chanyeol menggenggam ponselnya erat dan berlari menuju mobilnya.
“Aku harap kau masih di sana, Yoong.”
Saat hendak membuka pintu mobilnya, sebuah pesan masuk dan membuat Chanyeol menghentikan langkahnya.
“Yoona?” gumamnya membaca ID si pengirim pesan. Dengan hati-hati, Chanyeol membuka pesan itu dan membacanya.
From : MyYoongYoong
Kau tega, Park Chanyeol. Untuk pertemuan kita yang terakhir kalinya saja kau membuatku menunggu lama. Aku sudah tidak sanggup menunggumu lagi. Aku benci menunggu. Kalau kau tidak mau datang, harusnya kau memberitahuku, ‘kan?Aku tahu kau masih marah padaku. Maafkan aku. Harusnya aku mengatakan ini secara langsung. Tapi karena kau tidak datang, terpaksa aku mengatakannya melalui pesan ini. Aku merasa tidak sanggup untuk mengatakannya lewat telfon.
Kau akan tahu betapa menyedihkannya aku nanti.
Aku ingin mengakhiri hubungan kita. Maaf kalau aku sering merepotkanmu. Aku sudah berpikir berkali-kali. Aku rasa kita sudah tidak sejalan.Masalah-masalah kecil selalu menjadi besar akhir-akhir ini. Dan juga karena aku bosan terus menunggu. Aku tidak menyalahkanmu. Aku yang tidak memiliki kesabaran lebih panjang.
Terima kasih sudah memberiku kenangan yang indah. Aku tidak berharap kita akan bertemu lagi.
Anyeong, Park Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Short Series• [M]✔
Short Story[Adult Content 21+] 🔞 Private Part, Follow first Hanya sekumpulan cerita pendek Park Chanyeol dan Im Yoona dalam berbagai genre. •Tidak untuk anak dibawah 17 tahun•