Votenya jangan lupa zheyeng....!!
.
.
.Sebuah taman yang berada tak jauh dari café tempat Yoona bekerja, akan selalu tampak cukup ramai di minggu pagi seperti saat ini. Kebanyakan mereka adalah anak-anak yang menghabiskan waktu libur dengan bermain-main bersama teman-teman mereka. Namun keramaian itu sama sekali tidak berpengaruh bagi Yoona dan Chanyeol yang tengah duduk di sebuah kursi panjang bercat hijau pekat. Di bawah sebuah pohon mapel.
Mereka terus terdiam. Membiarkan suasana canggung menyelimuti selama lebih dari lima menit sejak mereka berada di tempat ini.
“Ehm..” Chanyeol berdeham pelan, menautkan jari jemarinya dengan gusar sambil sesekali melirik Yoona lewat ujung matanya.
Begitu pun Yoona yang sedari tadi menautkan jari jemarinya di atas pangkuan, namun gadis itu lebih memilih untuk menundukkan kepala.
“Yoona?”Chanyeol menatap gadis itu.
“Kenapa lama sekali?” gumam Yoona.
“Kau kembali, kenapa lama sekali?” Yoona menoleh, menatap Chanyeol dengan senyuman tipis.
Senyuman yang ia ukir ditengah-tengah dadanya yang terasa begitu bergejolak. Ada rasa sedih, rindu, kecewa, haru, senang, semuanya melebur menjadi satu hingga akhirnya menimbulkan rasa sesak yang teramat sangat di dalam sana. Chanyeol menatapnya lekat-lekat. Memperhatikan setiap lekuk wajah Yoona. Memperhatikan bagaimana rambut Yoona. Kedua alisnya, manik cokelatnya, warna kulitnya, dan semuanya. Membuat Chanyeol menyadari bahwa Yoona benar-benar berubah. Bahwa Yoona bukan lagi gadis kecil yang banyak bicara yang dulu sangat dekat dengannya.
Gadis kecil yang menjadi pacar pura-puranya demi mendapatkan kue gratis. Gadis kecil yang selalu mengejeknya. Gadis kecil yang menangis tersedu saat Chanyeol mengatakan bahwa ia ingin pergi. Ya, Yoona sudah berubah. Begitu pun Chanyeol. Tapi sungguh, rasa rindu yang Chanyeol simpan untuk Yoona tidak pernah berubah sedikit pun.
“Maafkan aku.” sahut Chanyeol akhirnya.
Yoona menghela napas pelan, lalu menatap lurus ke depan. “Dua puluh tahun, aku bahkan sempat putus asa untuk menunggumu dan sempat mengira bahwa kau tidak ada bedanya dengan Ayahku. Ya, kupikir kau tidak akan pernah kembali seperti Ayahku.” ujarnya, lalu menundukkan pandangan.
“Maafkan aku.” Chanyeol kembali menjawab dengan suara pelan.
Mendekat, lalu memberanikan diri untuk merengkuh tubuh Yoona, meletakkan kepala Yoona di permukaan dada dan membawa gadis itu ke dalam pelukan hangatnya, “Maafkan aku. Maaf karena telah membuatmu menunggu selama ini.”
Yoona sama sekali tidak sadar, yang ia tahu saat ini bahwa ia merasakan pipinya basah karena sesuatu yang jatuh dari sudut matanya. Membuatnya tidak mampu untuk sekedar menatap Chanyeol dan memutuskan untuk terus menunduk. Memejamkan mata ketika merasakan kedua tangan Chanyeol menariknya semakin erat.
Dan ini mengingatkan Yoona pada kejadian saat itu. Di taman. Saat Yoona menangis setelah Chanyeol mengejeknya bahwa Yoona tidak lagi mempunyai Ayah. Chanyeol juga memeluknya. Seperti ini. Dan rasanya tetap sama, Yoona merasakan pelukan Chanyeol begitu hangat dan mampu menenangkan hatinya.
“Yoona, aku janji. Mulai saat ini.. aku tidak akan pergi meninggalkanmu lagi. Aku janji.” Chanyeol tersenyum setelah itu, lalu menempelkan pipinya pada sisi kepala Yoona, dan melanjutkan dengan nada pelan. “Aku merindukanmu.”
Ada beberapa hal yang berubah. Dan ada pula beberapa hal yang tidak bisa berubah seiring berjalannya waktu. Seperti saat ini, Yoona tidak bisa menahan kedua tangannya untuk tetap diam. Membiarkan kedua tangannya kemudian melingkar di tubuh Chanyeol, membalas pelukan Chanyeol, lalu mengutarakan isi hatinya yang tidak pernah berubah selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Short Series• [M]✔
Short Story[Adult Content 21+] 🔞 Private Part, Follow first Hanya sekumpulan cerita pendek Park Chanyeol dan Im Yoona dalam berbagai genre. •Tidak untuk anak dibawah 17 tahun•