Somewhere Else -3- End (+)

980 75 6
                                    

Malam merangkak naik. Yoona, seperti malam-malam sebelumnya, kembali gelisah, tidak bisa memejamkan matanya.

"Ada apa?" tanya Je Ha.

Yoona dengan cepat menggeleng. "Tidak ada," sahutnya. "Apa kau besok akan pergi berburu?"

"Tentu saja."

"Ajaklah Chanyeol bersamamu. Dia sudah sembuh sekarang dan aku yakin kondisi tubuhnya sudah pulih. Dia bisa membantumu berburu dan membawa binatang buruan yang lebih banyak."

Je Ha mempertimbangkan ucapan isterinya. "Baik, aku akan mengajaknya besok."

Seperti yang Yoona harapkan, esoknya Je Ha mengajak Chanyeol untuk berburu bersamanya. Tentu saja Chanyeol tidak bisa menolak. Dia sudah tidur dan makan secara cuma-cuma di tempat tinggal mereka. Tentu saja dia tidak bisa menolak begitu saja ajakan Je Ha. Yoona menghela napas lega ketika dua pria itu sudah meninggalkan rumah. Dia merasa lebih tenang sekarang. Dia bisa mengerjakan pekerjaan rumah tanpa dihantui perasaan bersalah pada Je Ha.

Yoona yakin jika Chanyeol ada di sini, pria itu pasti akan mengulangi perbuatannya kemarin. Dan Yoona tidak mau hal itu terjadi lagi.
Yoona takut. Benar-benar takut.

.
.
.

Hari demi hari berlalu silih berganti. Chanyeol sudah tinggal bersama keluarga kecil Je Ha selama hampir satu bulan. Je Ha sendiri sudah menganggap Chanyeol sebagai keluarga di rumahnya. Tentu saja Chanyeol merasa senang sekaligus berterima kasih pada pria tua itu. Satu-satunya orang yang justru merasa risau adalah Yoona. Dia tidak mengerti kenapa Je Ha begitu baik pada Chanyeol sampai-sampai mengijinkan pria itu tinggal bersama mereka.

"Chanyeol mengingatkanku pada putra laki-lakiku yang sudah meninggal," kata Je Ha ketika Yoona bertanya padanya.

"Sebelum aku menikahimu, aku punya seorang isteri dan seorang anak laki-laki. Mereka berdua meninggal di tangan penjajah saat aku meninggalkan China untuk berdagang."

Yoona mendengarkan dengan seksama.

"Anakku jika dia masih hidup, mungkin usianya sama seperti Chanyeol."

Yoona menatap suaminya dengan iba. Pria tua ini memang sama malangnya seperti dirinya. Itu mengapa dewa mentakdirkan mereka bersama. Mungkin.

Yoona terjaga tengah malam dalam keadaan tenggorokan yang kering. Dia beringsut menuju dapur untuk mengambil air demi mengobati dahaganya. Ketika Yoona hendak kembali ke kamarnya, langkahnya terhenti karena Chanyeol sudah berdiri di belakangnya tanpa dia sadari.

"Kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Yoona terbelalak.

Chanyeol segera menghampirinya dengan hati-hati, dia menaruh telunjuknya di bibir Yoona agar gadis itu tidak membuat keributan yang bisa membangunkan Je Ha.

"Ikut aku," bisiknya.

Malam begitu gelap. Hanya cahaya bulan yang menerangi hutan yang dalam itu. Chanyeol membawa Yoona semakin masuk dan masuk ke dalam hutan. Ada perasaan takut yang hinggap di hatinya, namun genggaman tangan Chanyeol, entah kenapa, membuat dirinya merasa aman.

Setelah berjalan beberapa saat lamanya, Chanyeol berhenti melangkah. Yoona juga turut menghentikan langkahnya. Dia tidak bisa melihat dengan jelas, namun wajah Chanyeol di bawah cahaya bulan terlihat sangat rupawan. Pria tinggi itu berdiri menjulang, menatapnya dalam.

"Aku menemukan tempat ini saat ikut berburu dengan Tuan Je Ha." Chanyeol menunjukkan sebuah tempat yang nyaman, di bawah pohon besar.

Pria itu membawa Yoona untuk duduk, sementara dirinya berbaring menatap langit. "Kita bisa melihat langit dengan jelas dari sini."

•Short Series• [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang